Virus Corona
Pariwisata Bali, Turis Terjebak Tak Bisa Pulang Hingga Kunjungan Wisatawan Anjlok Hampir 100 Persen
Ditutupnya penerbangan di berbagai wilayah di Indonesia akibat virus corona berdampak pada banyak orang. Bali, misalnya, sepi tanpa wisatawan
WARTAKOTALIVE.COM, BALI -- Ditutupnya penerbangan di berbagai wilayah di Indonesia akibat virus corona berdampak pada banyak orang.
Pariwisata Bali, misalnya, mengalami penurunan kedatangan wisatawan hingga 100 persen.
Sementara itu seorang turis Singapura bernama Hardev Prem Grewal (27) terjebak di Bali.

Ia tak bisa kembali ke negaranya karena penerbangan ditutup, dampak Covid-19.
Camat Kuta Selatan Gede Arta mengatakan, Prem dilaporkan tinggal di sebuah bedeng atau gubuk di sekitar Jimbaran, Kuta Selatan, karena kehabisan uang.
• KBRI Cairo Fasilitasi Kepulangan Mandiri 75 WNI yang Terdampar di Mesir, Ada Dosen dan Turis WNI
• Gara-gara Covid-19, Pasangan Turis Asal Rusia Ini Harus Tinggal di Gua Selama Sebulan di Thailand
Ia tinggal bersama temannya bernama Joko asal Jember, Jawa Timur.
Arta mengatakan, Prem tiba di Bali untuk berwisata pada 29 Februari 2020. Ia awalnya tinggal di sebuah penginapan selama sebulan.
Pada 30 Maret, ia hendak kembali ke negaranya.
Namun, tak bisa karena tidak lagi ada penerbangan ke Singapura.
• Kawanan Ganjal ATM Raup Rp 143 Juta dalam Tiga Kali Beraksi lalu Dibekuk Polda Metro Jaya
"Dia kembali ke Jimbaran tinggal sama temannya di bedeng, karena habis biaya," kata Arta saat dihubungi, Senin (27/4/2020) siang.
Kehadiran Prem rupanya dikeluhkan oleh warga sekitar.
Pihak Desa Jimbaran bersama Kecamatan Kuta Utara kemudian berkoordinasi untuk mendatangi WNA tersebut, Senin pagi.
Prem dijemput dan dibawa ke kantor desa adat untuk dimintai keterangan.
• Ternyata Bukan Hanya Karena Operasi, Kim Jong Un Juga Diduga Hindari Corona Hingga Kena Rudal
Akhirnya diambil keputusan untuk membawa Prem ke Kantor Imigrasi.
Pihak Imigrasi akan menghubungi keluarga dan konsulatnya.
"Sementara sampai saat ini, WNA itu masih berada di Kantor Imigrasi untuk diminta keterangannya," kata dia.
Anjlok Hampir 100 Persen
Dampak dari pandemi corona terhadap industri pariwisata Bali begitu besar.
Pasalnya, ketika industri pariwisata berhenti bergerak, maka berdampak pada ekonomi dan banyak sektor lain di Bali.
• Hampir 4.000 Warga DKI Positif Covid-19 Hingga Selasa (28/4/2020), Tewas 375 dan Sembuh 338 Orang
Pariwisata merupakan tulang punggung ekonomi Bali.
Menurut data Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada bulan April 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 lalu, menurun hampir 100 persen.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati mengatakan bahwa Bali jadi salah satu daerah yang mengalami dampak pandemi corona paling parah.
Pasalnya, sekitar 60 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali berasal dari sektor pariwisata.
• Update Covid-19 di Indonesia hingga Selasa (28/4/2020) Total 9.511 kasus, Tewas 773 dan Sembuh 1.254
“Tidak hanya pariwisata, sektor lain juga terdampak ( penurunan wisatawan)," ujar Tjokorda dalam sesi Industry Roundtable online edisi keempat yang digelar oleh Markplus, Inc. dan Jakarta Chief Marketing Officer (CMO), Jumat (24/4/2020).
Contohnya, lanjut Tjokorda, sektor pertanian. Biasanya hasil pertanian di Bali terserap hotel-hotel yang jumlahnya mencapai 140.000 kamar.
"Sekarang tidak ada lagi dan para petani oversupply,” katanya.
• Wali Kota Bekasi Usulkan Pemberian Sanksi agar PSBB Tahap Kedua Berjalan Efektif
Dalam data dari GIPI, pada Januari 2020 lalu jumlah wisman ke Bali sempat meningkat 11 persen.
Lalu jumlah wisman menurun pada Februari 2020 sebesar 18 persen.
Pada masa ini semua penerbangan dari dan ke China sudah mulai ditunda.
Jumlah penurunan semakin drastis pada Maret 2020. Penurunan mencapai 42,32 persen.
• Aksi Jokowi Bagikan Sembako di Jalanan Disebut Jubir Gusdur Mirip Sinterklas Picu Kecemburuan Sosial
Pasalnya, selain turis China, turis dari negara-negara Eropa seperti Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss, Inggris, dan beberapa kota di Korea Selatan sudah dibatasi untuk tidak masuk ke Bali.
Namun yang paling drastis adalah penurunan pada bulan April 2020 yakni mencapai sekitar 93,24 persen dengan adanya virus outbreak di Bali.
Tak Ada Lowongan
Tak itu saja, potensi kehilangan yang dialami oleh industri pariwisata dan MICE di Bali diprediksi mencapai lebih dari Rp 9 milyar.
Menurut data GIPI, 10 asosiasi pariwisata yang bernaung di bawah Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Bali, mengalami kerugian lebih dari Rp 3 milyar.
• Kenangan Terakhir Abidzar Al Ghifari Bersama Almarhum Ustaz Jefri Al Buchori
Dibanding Bom Bali Tjokorda membandingkan kejadian COVID-19 dengan kejadian bom Bali pada 2002 dan 2005 lalu.
Saat itu, walau jumlah kunjungan menurun tetapi tidak sampai mematikan ekonomi terutama pengusaha UKM pendukung pariwisata karena saat itu yang sangat terdampak adalah pengusaha besar.
“Sektor informalnya masih berjalan. Sekarang berbeda,” ujar Tjokorda.
Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Okanentru Agung Partha mengatakan bahwa sebenarnya Bali tetap memiliki modal yang cukup bagus ketika industri pariwisata akan kembali bangkit setelah pandemi ini berakhir.
Pasalnya, jumlah kasus di Bali tidak sebesar di wilayah lain.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia: 1.254 Pasien Sembuh, 9.511 Orang Terinfeksi, 773 Meninggal
Selain itu, tingkat kematian juga terhitung rendah dengan tingkat kesembuhan yang cukup tinggi.
“Di Bali terhitung bagus penanganannya. Tingkat kesembuhannya sekitar 30 persen, di atas rata-rata dunia yang sebesar 26 persen.
"Sementara kematian hanya 2 persen, di bawah rata-rata dunia yang 6 persen. Itu jadi modal bagus untuk dipromosikan bahwa sistem mitigasi Bali berjalan sangat baik,” jelasnya.
Setelah pandemi berakhir Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. mengatakan bahwa Bali memang jadi contoh bagus dalam mengombinasikan God, people, dan nature dalam sektor pariwisata.
Ia juga menganggap bahwa setelah COVID-19 berakhir, akan semakin banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi tujuan.
• Pelatih Persib Bandung Pesimistis Turnamen Pengganti Bisa Bergulir
Wisatawan akan menginginkan destinasi berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik dengan sistem mitigasi yang juga baik.
Hal-hal itu bisa tercapai dengan mengombinasikan unsur God, people, dan nature yang sudah dimiliki Bali tersebut.
"Kalau bicara bertahan atau surviving itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara preparing atau mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah COVID-19. Bali jadi contoh dan punya ketahanan," katanya.
• Pebasket Muda Minta Petunjuk Legenda NBA saat Jalani Puasa
Menurutnya, tak hanya Bali tetapi juga daerah-daerah lain di Indonesia juga melakukan persiapan dan mulai sadar bahwa pariwisata adalah penggerak ekonomi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kunjungan Turis Asing ke Bali Anjlok Hampir 100 Persen", Penulis : Syifa Nuri Khairunnisa