Virus Corona

Pariwisata Bali, Turis Terjebak Tak Bisa Pulang Hingga Kunjungan Wisatawan Anjlok Hampir 100 Persen

Ditutupnya penerbangan di berbagai wilayah di Indonesia akibat virus corona berdampak pada banyak orang. Bali, misalnya, sepi tanpa wisatawan

Kompas TV
Turis di Bali tak lagi bebas bergerak selama pandemi corona. Banyak jalan ditutup, bahkan penerbangan bahkan termasuk penerbangan sehingga kedatangan wisatawan anjlok hampir 100 persen. 

Pasalnya, selain turis China, turis dari negara-negara Eropa seperti Italia, Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss, Inggris, dan beberapa kota di Korea Selatan sudah dibatasi untuk tidak masuk ke Bali.

Namun yang paling drastis adalah penurunan pada bulan April 2020 yakni mencapai sekitar 93,24 persen dengan adanya virus outbreak di Bali.

Tak Ada Lowongan

Tak itu saja, potensi kehilangan yang dialami oleh industri pariwisata dan MICE di Bali diprediksi mencapai lebih dari Rp 9 milyar.

Menurut data GIPI, 10 asosiasi pariwisata yang bernaung di bawah Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Bali, mengalami kerugian lebih dari Rp 3 milyar.

Kenangan Terakhir Abidzar Al Ghifari Bersama Almarhum Ustaz Jefri Al Buchori

Dibanding Bom Bali Tjokorda membandingkan kejadian COVID-19 dengan kejadian bom Bali pada 2002 dan 2005 lalu.

Saat itu, walau jumlah kunjungan menurun tetapi tidak sampai mematikan ekonomi terutama pengusaha UKM pendukung pariwisata karena saat itu yang sangat terdampak adalah pengusaha besar.

“Sektor informalnya masih berjalan. Sekarang berbeda,” ujar Tjokorda.

Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Okanentru Agung Partha mengatakan bahwa sebenarnya Bali tetap memiliki modal yang cukup bagus ketika industri pariwisata akan kembali bangkit setelah pandemi ini berakhir.

Pasalnya, jumlah kasus di Bali tidak sebesar di wilayah lain.

UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia: 1.254 Pasien Sembuh, 9.511 Orang Terinfeksi, 773 Meninggal

Selain itu, tingkat kematian juga terhitung rendah dengan tingkat kesembuhan yang cukup tinggi.

“Di Bali terhitung bagus penanganannya. Tingkat kesembuhannya sekitar 30 persen, di atas rata-rata dunia yang sebesar 26 persen.

"Sementara kematian hanya 2 persen, di bawah rata-rata dunia yang 6 persen. Itu jadi modal bagus untuk dipromosikan bahwa sistem mitigasi Bali berjalan sangat baik,” jelasnya.

Setelah pandemi berakhir Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. mengatakan bahwa Bali memang jadi contoh bagus dalam mengombinasikan God, people, dan nature dalam sektor pariwisata.

Ia juga menganggap bahwa setelah COVID-19 berakhir, akan semakin banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi tujuan.

Pelatih Persib Bandung Pesimistis Turnamen Pengganti Bisa Bergulir

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved