Bulan Suci Ramadan

Di Tengah Situasi Wabah Virus Corona, Pedagang Menu Sajian Berbuka Puasa: Sepi Pembeli, Omzet Anjlok

Pasar Benda Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi tempat destinasi kuliner hidangan berbuka puasa.

Warta Kota/Rizki Amana
Cika (24) pedagang gorengan di Pasar Benda, Pamulang, Tangsel sedang melayani pembeli. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Rizki Amana

WARTAKOTALIVE.COM, PAMULANG - Pasar Benda, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi tempat destinasi kuliner hidangan berbuka puasa.

Berbagai penjual makanan dan minuman pun berkumpul mencari pundi-pundi rezeki dari para pemburu kuliner yang berkerumun sejak pukul 15.00 hingga usai adzan Maghrib.

Namun, suasana itu kini tak dapat ditemui seperti biasanya. Sebab, pada bulan ramadan kali ini Kota Tangsel masuk sebagai zona merah wabah Virus Corona.

Hingga, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel menerapkan aturan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB dalam upaya memutus rantai penyebaran wabah Virus Corona.

Nining (52) pedagang gorengan yang sedang menunggu calon pembeli di Pasar Benda, Pamulang, Tangsel.
Nining (52) pedagang gorengan yang sedang menunggu calon pembeli di Pasar Benda, Pamulang, Tangsel. (Warta Kota/Rizki Amana)

Tentunya, penerapan PSBB berimbas akan sepinya pembeli di kawasan wisata kuliner sajian menu berbuka puasa tersebut.

"Banyakan tahun kemarin di hari pertama. Biasanya sudah ramai jam segini, mesti sekarang ramai tapi tak sebanding tahun lalu," kata Cika (24) selaku pedagang gorengan di Pasar Benda, Pamulang, Tangsel, Jumat (24/4/2020).

Cika mengakui adanya rasa kekhawtiran berdagang di tengah masifnya infeksi Virus Corona.

Namun, rasa khawatir itu terkalahkan dengan mendesaknya kebutuhan keluarga hingga memaksakannya untuk berjualan sajian menu berbuka puasa.

"Ya takut ya. Tapi namanya butuh uang ya mau enggak mau," jelasnya.

Faktor lain yang memotivasi ia kembali berjualan berupa keuntungan yang menggiurkan dari berjualan sajian menu berbuka puasa tersebut.

Ia mengaku dapat mengantongi omzet hingga Rp 6 juta per bulan saat bulan ramadan pada tiap tahunnya.

Meski, rasa pesimis dapat mencapai omzet yang sama pada tahun sebelumnya terus membayanginya.

"Kalau tahun lalu si omzetnya total Rp 6 jutaan (per bulan). Tapi ini kan kita banyak orang yang menaru (jualan) jadi omzet kotor. Tapi terkadang sehari saja waktu tahun lalu Rp 1 juta, kalau sekarang dilihat saja enggak terlalu ramai," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved