Virus Corona

Jenazah sudah Dimandikan, Tahlilan 7 Hari, Dikira Sakit Jantung, Ternyata Warga ini Positif Corona

Sementara, warga sudah terlanjur memandikan jenazahnya tanpa prosedur penanganan jenazah covid-19.

Editor: Mohamad Yusuf
instagram @divisihumaspolri
(ilustrasi) Sempat telantar 2 jam akhirnya polisi makamkan jenazah korban Covid-19 di Manado 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Warga Kampung Malang Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendadak gempar.

Setelah mengetahui tetangganya yang meninggal ternyata positif corona atau covid-19.

Bukan mereka menolak jenazah tersebut.

Tapi warga awalnya mengetahui bahwa almarhum meninggal karena sakit jantung.

Sementara, warga sudah terlanjur memandikan jenazahnya tanpa prosedur penanganan jenazah covid-19.

Bahkan mereka mengadakan tahlilan selama tujuh hari di kediaman almarhum.

25 orang warga setempat pun berpotensi menjadi orang dalam pemantauan (ODP).

Dilansir dari Kompas.com, saat itu hasil swab test tenggorokan almarhum belum keluar.

 Ditanya Luna Maya, Apakah Bosen WFH di Rumah Aja, Ahok: Lebih Enak daripada di Mako Brimob

 Ternyata Luna Maya Dua Kali Jenguk Ahok saat Ditahan di Mako Brimob Depok, Ini Ceritanya

 Sah! BPTJ Sepakati Ojol tidak boleh Bawa Penumpang di Jabodetabek, ini Alasannya

Sempat diduga sakit jantung

Warga menduga pria yang berprofesi pengemudi ojek itu meninggal karena penyakit jantung.

Pria 48 tahun tersebut memang diketahui sering berobat ke dokter karena penyakit jantung yang dia derita.

Warga tak menaruh curiga karena pihak terkait saat itu belum memberikan informasi.

Proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (3/4/2020) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.

Tahlilan diikuti 25 warga

Setelah proses pemakaman selesai, warga menggelar tahlilan mendoakan almarhum selama tujuh hari.

Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut.

Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid-19.

 Sri Mulyani Jamin THR dan Gaji ke-13 PNS, TNI/Polri Pasti Dibayar

 Viral, di Tengah Pandemi Corona, Video Oknum Polisi Tega Ludahi dan Pungli Pengendara Mobil

 Cegah Corona, Pertamina Buka Layanan Antar LPG, BBM dan Pelumas, Begini Caranya

 Inspeksi TM Ragunan, Anies Temukan Fakta Menarik Kondisi Satwa di Tengah Pandemi Corona

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif.

"Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Peserta tahlilan berpotensi ODP

Heri mengatakan, hasil tes swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).

Hasilnya menunjukkan bahwa almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.

Atas kejadian tersebut, semua peserta tahlilan berpotensi menjadi orang dalam pemantauan (ODP).

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman.

Makanya, warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.

Adapun almarhum merupakan pengemudi ojek online.

"Mobilitasnya tinggi entah ke Depok, Tangerang, Jakarta, bisa jadi penularannya dari penumpang begitu," imbuhnya.

Dinas Kesehatan akan segera melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum.

Jika hasilnya positif, maka status warga lainnya bakal naik menjadi ODP.

"Ada tiga yang diperiksa, salah satunya pembantu beda kampung. Jadi mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya," ujar dia.

Petugas Dinkes dinilai lambat

Terkait kejadian itu, warga menilai petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) lambat dalam memberikan informasi.

Apabila kejadian tersebut diinformasikan sejak awal, maka warga akan mengikuti prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan.

Warga pun mengaku kecewa dengan cara penanggulangan virus yang dilakukan dinas.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga, kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," katanya. Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan | Editor: Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikira Meninggal karena Sakit Jantung, Ternyata Positif Corona, Jenazah Dimandikan dan Warga Kampung Tahlilan 7 Hari"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved