Gunung Anak Krakatau Erupsi
Gunung Anak Krakatau Meletus, Ini Catatan Dahsyatnya Letusan Krakatau 1883 dengan 36.000 Orang Tewas
Peristiwa itu mengingatkan pada letusan dahsyat ibunya, atau Gunung Krakatau yang meletus dahsyat pada tahun 1883.
Bahkan letusannya itu menghancurkan 60 persen tubuh Gunung Krakatau di bagian tengah dan terbentuklah lubang kaldera.

Letusan tersebut juga terdengar hingga radius 4.600 kilometer dari pusat ledakan di Selat Sunda.
Tak hanya letusannya yang dahsyat, meletusnya Gunung Krakatau menimbulkan tsunami yang melibas pesisir pantai barat Banten, dari Merak, Anyer, Labuan, Panimbang, Ujung Kulon, hingga Cimalaya, di Karawang, jawa Barat.
• Saat Pandemi Corona, 14 Remaja Ini Malah Kepergok Telanjang Hendak Pesta Seks, Ini Fakta-Faktanya
Seorang controleur yang ditempatkan di Beneawang, Teluk Semangka, Lampung menyaksikan tanda-tanda meletusnya Gunung Krakatau yang berlangsung selama beberapa hari.
Controleur itu bernama PLC Le Sueur yang merupakan pejabat Hindia Belanda.
Le Sueur menuliskan kesaksian meletusnya Gunung Krakatau dalam sebuah surat tertanggal 31 Agustus 1883 yang dikirimkan ke atasannya.
Awalnya Le Sueur mendengar suara dentuman yang begitu keras.
Ia mengira dentuman tersebut berasal dari meriam kapal, tak ada sedikit pun prasangka dentuman itu berasal dari Gunung Krakatau.
"Pada hari Minggu sore, menjelang pukul empat, sewaktu saya sedang membaca di serambi belakang rumah saya, tiba-tiba saja terdengar beberapa dentuman yang menyerupai letusan meriam," tulisnya dalam surat.
• Suka Atau Tidak Suka, Bus Hanya Boleh Angkut 50 Persen Penumpang Saat PSBB, 6 PO Mencoba Melanggar
Tak lama setelah kejadian tersebut, air laut mulai naik dan beberapa kampung di pantai sudah tergenang.
Masyarakat terlihat panik, Le Sueur mencoba menenangkan mereka.
Mereka mulai memanggil-manggil nama Allah.
"Saya menyuruh membawa wanita dan anak-anak ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi. Air surut lagi dengan cepat, tetapi mulai hujan abu," katanya.
Lalu, sekitar pukul empat pagi, Le Sueur dibangunkan oleh warga kampung yang memberitahu bahwa di kaki langit terlihat cahaya kemerah-merahan.
Pemandangan yang tak biasa terjadi itu membuat Le Sueur khawatir.
• Perjuangkan Hak Pemain, APPI Minta Klub Bayar Gaji Pemain Liga 1 dan Liga 2 Secara Penuh