Viral Medsos

Viral Terkonfirmasi, Isak Tangis Pastor Paulus Wolor di Papua saat Pimpin Misa Online

Unggahan mengenai pastor menangis sedih saat menyampaikan homily atau khotbah pada misa online Minggu Palma itu beredar melalui grup Whatsapp

Penulis: domu d ambarita | Editor: Feryanto Hadi
YouTube/Multimedia KTDW/Gereja Paroki Kristus Terang Dunia Waena, Papua
Tangkapan layar Video streaming berjudul “VIRAL Pastor jayapura menangis saat pimpin misa tanpa umat” 

Lidah seolah keluh menyanyikan lagu Hosana Putera Daud.

…(Mendadak Pastor Paulus terdiam, lebih kurang 41 detik)….

Pastor Paulus Wolor menlanjutkan khotbahnya:

Di kala Yesus Disambut di Gerbang Yerusalem, tak lagi berkumandang riuh. Hati pun kian pedih, perih terasa.

Lagu–lagu khas Minggu Palma, hari ini tak berkumandang indah …

…(Sang pengkhotban, Pastor terdiam. Ia mengambil sapu tangan, mengusap ingus dan airmata)…

Ia meneruskan khotbah.

Lagu–lagu khas Minggu Palma, hari ini tak berkumandang indah dalam rumah Tuhan. Tiada lagi arak–arakan dengan Palma di tangan. Tiada lagi lautan manusia. Hari ini suka tidak suka, mau tidak mau, setuju tidak setuju virus Covid-19 memaksa kita dalam tanda petik, kembali dalam rumah kita.

Rumah hari ini menjadi sebegitu pentingnya, bukan saja karena ada pemanusiaan manusia di sana, melainkan juga adalah gereja mini untuk bersujud syukur di hadapan Allah, Sang Raja.

Di dalam gereja mini ini, masing–masing keluarga. Masing–masing kita masuk lebih dalam lagi kedalam diri sendiri untuk membasuh kaki. Menguduskan diri, menyucikan hati guna menciptakan saat teduh keheningan agung sebagai syarat merayakan Minggu Palma.

Saudara-saduari terkasih,
Saat teduh itu tercipta untuk merenungkan kisah Yesus dieluk-elukkan di Yerusalem. Dalam keheningan itu kita coba merenungkan kembali kisah 2020 tahun yang silam, di kala Yesus masuk di kota Yerusalem.

Saya dan kita membayangkan dalam balada perjalanan Yesus. Yesus sedang berjalan bersama murid–muridnya. Perjalanan jauh itu meletihkan. Karena itu, mereka berhenti sejenak. Kemudian Yesus menyuruh kedua muridnya pergi ke kampung yang di depan mu itu. “Lepaskanlah keledai itu dan bawalah kemari. Jika ada orang menegur kamu. Katakanlah Tuhan memerlukannya.”

Pertanyaannya saudara–saudari mengapa keledai dan bukan kuda atau agar kelihatan gagah perkasa, mengapa tidak unta saja. Mengapa harus keledai. Bukankah keledai itu binatang bodoh. Mengapa Yesus Raja rela menunggang binatang bodoh itu.

Keledai oleh manusia dianggap bodoh. Tetapi ternyata di mata Yesus keledai mempunyai pesan moral yang tinggi. Keledai binatang peliharaan yang jinak. Ia punya peranan baik, tidak bertabiat jahat. Ia terkesan binatang lugu dan polos. Ia binatang patuh dan bukan binatang bandel apalagi pembangkang.

Mudah dikendalikan tanpa harus menggunakan kekang untuk mengendalikannya.
Maka ketika Yesus memilih untuk menunggang keledai, sejatinya adalah tamparan Yesus kepada kita yang kita patuh setia.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved