Virus Corona Jabodetabek

Masker Langka, Aliansi BEM Jakarta: Makin Banyak Oknum Ambil Keuntungan di Tengah Pandemi Corona

Dheden Pratama ungkapkan, masalah lain yang mereka soroti yakni kelangkaan APD termasuk masker sebagai kebutuhan pencegahan Virus Corona

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Dian Anditya Mutiara
Wartakotalive.com/Rangga Baskoro
Masker bedah yang dijual di JakMart Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Aliansi BEM Jakarta menyoroti kasus Virus Corona yang melanda di Indonesia. khususnya di Jakarta

Salah satu anggota aliansi yang juga Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) periode 2018-2019, Dheden Pratama mengungkapkan, masalah lain yang mereka soroti yakni kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) termasuk masker sebagai kebutuhan utama pencegahan penyebaran Virus Corona.

"Urgensi saat ini bagaimana kita sama-sama bersatu memerangi Covid-19, antara pemerintah dengan masyarakat. Untuk memutus mata rantai corona," ujar Dheden saat menggelar konferensi pers bertajuk "Lockdown Solusi atau Politisasi" di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (4/4/2020).

Maia Estianty Salurkan APD untuk 126 Rumah Sakit di Indonesia Lewat Donasi Kitabisa.com

Pemerintah Dituding Telat Tangani Wabah Virus Corona, Luhut Bocorkan Curhatan Jokowi

"Namun sangat disayangkan, di tengah urgensi seperti ini, banyak oknum di tengah pemerintahan maupun sipil, yang memanfaatkan kekayaan diri untuk menperkaya diri dengan menimbun masker," imbuhnya.

Dheden menambahkan, ia bersama anggota aliansi juga sudah datang ke Pasar Pramuka dan mendapati sejumlah alat kesehatan dijual dengan harga berkali-kali lipat dari harga normal.

"Di Pasar Pramuka milik (Perumda) Pasar Jaya, APD yang tadinya dijual Rp 80 ribu menjadi Rp 450 ribu. termometer tadinya Rp 150 ribu kini dijual Rp1,5 juta," jelas Dheden.

"Jadi, masalah kita sekarang bukan hanya soal Covid-19 saja, tapi tentang oknum-oknum yang mengambil keuntungan materi dari pandemi global ini," tambahnya.

Termasuk dengan sejumlah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mereka nilai kurang tepat bahkan cenderung bernuansa politis ketimbang solutif.

Selain menyoroti soal permintaan karantina wilayah atau lockdown lokal yang mereka nilai sebagai langkah terburu-buru tanpa melihat dampak ikutannya, aliansi juga mengkritik soal upaya pencegahan yang dinilai kurang maksimal.

Pencegahan

Sementara itu, Presiden Mahasiswa STIKES Binawan, Yazid Albustomi menambahkan, Aliansi BEM Jakarta Bersuara meminta Pemprov DKI Jakarta agar lebih fokus dalam hal pencegahan yakni dengan menggelar Rapid tes massal yang menjangkau lebih banyak orang.

"Jika Indonesia ingin meniru gaya penanganan ala Korea Selatan, maka keberadaan fasilitas kesehatan kita juga harus mencukupi," ujar Yazid.

"Tes dengan skala masif harus ada guna mendeteksi siapa saja yang terinfeksi Covid-19 ini," imbuhnya.

Yazid mengungkapkan, dengan kapasitas tes yang sekarang saja, jumlah suspect sampai sekarang sudah bertambah empat kali lipat lebih dibandingkan minggu sebelumnya.

"Kasus yang terlewat sama saja dengan bom waktu. Pengetahuan akan keadaan riil di lapangan akan mempermudah pemerintah dalam perencanaan strategi ke depannya," katanya

 DKI Rapid Test Covid-19 Pakai Serum, Kemungkinan Hasil Positif Akan Lebih Tinggi

 VIDEO: Hotel Grand Cempaka Jadi Tempat Istirahat Tim Medis DKI Penanganan Covid-19

Aliansi juga menyoroti penggunaan Hotel Grand Cempaka milik Pemprov DKI digunakan sebagai tempat untuk menginap tim medis dan relawan. Mereka menganggap hal itu berlebihan.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved