Virus Corona
Para Peneliti Menguji Vaksin BCG yang Usianya Seabad Bisa Meredakan Covid-19
para ilmuwan di beberapa negara sedang uji vaksin tuberkulosis yang sudah berusia seabad untuk melihat apakah itu dapat meningkatkan sistem kekebalan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk melawan virus corona baru, yang disebut SARS-CoV-2, yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
Akan tetapi, para ilmuwan di beberapa negara sedang menguji vaksin tuberkulosis (TBC) yang sudah berusia seabad untuk melihat apakah itu dapat meningkatkan sistem kekebalan untuk mengurangi gejala pernapasan pada orang yang terinfeksi virus corona baru.
Mengutip Reuters, para peneliti di Australia dan Eropa sedang menguji apakah vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG).
Adapun vaksin BCG ini diperkenalkan pada 1920-an untuk memerangi TBC.
• Efektifkah Vaksin Influenza untuk Cegah COVID-19? Begini Penjelasan Dokter
• Kemenag Tidak Layani Pendaftaran Akad Nikah Setelah 2 April 2020 Selama Darurat Covid-19
Para ahli memikirkan kemungkin vaksin BCG dapat digunakan untuk memerangi COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona novel.
Uji klinis difokuskan pada dua kelompok berisiko tinggi untuk COVID-19: pekerja perawatan kesehatan dan orang tua.
Inilah yang diketahui para ilmuwan, dan apa yang tengah mereka coba untuk cari tahu:
Bagaimana vaksin TBC dapat membantu mengobati infeksi lain?
Vaksin BCG mengandung strain bakteri tuberkulosis yang hidup tetapi melemah yang memprovokasi tubuh untuk mengembangkan antibodi untuk menyerang bakteri TBC.
Ini disebut respons imun adaptif, karena tubuh mengembangkan pertahanan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit tertentu, atau patogen, setelah menjumpainya.
• Dokter Paru Ingatkan Uang Bisa Jadi Perantara Virus Corona, Seringlah Cuci Tangan Sesudahnya
Sebagian besar vaksin membuat respons imun adaptif terhadap patogen tunggal.
Tidak seperti vaksin lain, vaksin BCG juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bawaan, pertahanan lini pertama yang mencegah berbagai patogen memasuki tubuh atau menyebabkan infeksi.
Sebuah studi di Guinea-Bissau menemukan, 50% angka kematian lebih rendah pada anak-anak yang divaksinasi BCG daripada anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin ini.
Itu adalah penurunan kematian yang jauh lebih besar daripada yang bisa dijelaskan dengan pengurangan kasus TBC.
Beberapa penelitian telah menemukan penurunan serupa pada infeksi pernapasan pada remaja dan orang tua.
Apa yang tidak diketahui para ilmuwan?
Para ilmuwan belum memiliki data tentang efek vaksinasi BCG pada virus corona pada umumnya atau SARS-CoV-2 pada khususnya.
Ada juga banyak vaksin BCG, dengan kapasitas berbeda untuk melindungi dari berbagai jenis TBC.
Para ilmuwan perlu menentukan vaksin BCG mana yang mungkin memiliki kemampuan terbaik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bawaan untuk melawan COVID-19.
Siapa yang harus mendapatkan vaksin BCG sekarang?
Para ilmuwan mengatakan akan membutuhkan beberapa bulan untuk mendapatkan hasil dari uji coba vaksin BCG untuk melawan COVID-19. Sementara itu, orang tidak boleh terburu-buru untuk menggunakannya karena belum diuji secara luas pada orang dewasa dan mungkin berbahaya.
Juga, menjalankan vaksin BCG untuk melawan COVID-19 dapat menyebabkan kekurangan pasokan vaksin untuk anak-anak yang membutuhkannya untuk mencegah TBC.
Indonesia Berusaha Produksi Vaksin Virus Corona Sendiri, BRIN dan Kemenkes Terus Lakukan Riset
Wakil Presiden Maruf Amin meyakini vaksin virus corona bakal segera ditemukan.
Pemerintah pun, kata Maruf Amin, sedang mengembangkan riset vaksin tersebut, mengingat Indonesia sempat sukses dalam pengembangan vaksin flu burung.
"Sudah mulai dilakukan pembicaraan-pembicaraan."
• Minimalkan Penyebaran Virus Corona, Wali Kota Bekasi Wacanakan Warganya Setop Bekerja ke Jakarta
"Karena memang ini kan sebuah ancaman kita."
"Setiap ancaman terus berusaha kalau bisa memproduksi vaksin sendiri," kata Maruf Amin kepada wartawan melalui teleconference, di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Ada pun Maruf Amin menyebut pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan vaksin covid-19 berada dalam koordinasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Kesehatan.
• Lockdown Bisa Berimplikasi Ekonomi, Sosial, dan Keamanan, Social Distancing Dinilai Paling Efektif
"Tentu dengan lembaga-lembaga lain yang terkait, yaitu BUMN yang punya perusahaan farmasi," lanjutnya.
Namun, Maruf Amin tak menjamin vaksin tersebut dapat ditemukan secara cepat, sebab pembuatan vaksin memerlukan waktu yang tak sebentar.
"Oleh karena itu, kita secara bersama-bersama tidak menunggu vaksin."
• PEKAN Ini Masjid Istiqlal Tetap Gelar Salat Jumat, Suhu Tubuh Jemaah Bakal Diperiksa
"Tapi melakukan cara-cara yang sudah sesuai dengan protokol WHO yaitu dalam menangani wabah ini," jelasnya.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, memperbarui jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia, menjadi 227 orang.
"Ada penambahan sebanyak 55 kasus positif."
"Sehingga total keseluruhan sampai dengan sekarang."
• Warga Depok Asyik Main Biliar di Tengah Pandemi Virus Corona, Sebut Nyawa dan Sakit Tuhan yang Atur
"Sampai dengan kami melaporkan data pada pukul 12.00 WIB hari ini adalah 227 kasus positif," kata Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Yurianto pun menjelaskan pasien positif tersebut tersebar dari sejumlah wilayah di Indonesia.
"Di Provinsi Banten kita menemukan lagi 4 kasus positif, di Daerah Istimewa Jogjakarta kita menemukan satu lagi kasus positif."
• Jam Operasional Pos Pantau Virus Corona di RSPI Sulianti Saroso Kini Cuma Sampai Pukul 21.00
"DKI Jakarta kita temukan lebih 30 kasus positif, Jawa Barat kita temukan 12 kasus positif, Jawa Tengah 2 kasus positif, Sumatera Utara 1 kasus positif."
"Lampung satu kasus positif, Riau 1 positif, Kalimantan Timur satu kasus positif," jelas Yurianto.
Achmad Yurianto melaporkan, 11 pasien virus corona sudah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit, hingga Rabu (18/3/2020).
• CAMAT Pondok Aren Sempat Bantah Gubernur Banten Soal Korban Virus Corona, Airin Turun Tangan
"Jumlah kasus yang sudah menjadi negatif, sudah sembuh dan bisa dipulangkan secara akumulatif adalah 11 kasus," terang Yurianto dalam konferensi pers seperti ditayangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Rabu (18/3/2020).
Dia merinci, 11 pasien yang sudah sembuh tersebut berasal dari Banten (1 orang), Jakarta (9 orang), dan Jawa Barat (1 orang).
"Rinciannya adalah 1 kasus dari Banten, sudah bisa pulang. Kemudian Jakarta ada 9 kasus, dan dari Jawa Barat 1 kasus," jelasnya.
• PN Jakpus Terima Gugatan Class Action Banjir Jakarta, 312 Korban Tuntut Ganti Rugi Rp 60,4 Miliar
"Sehingga total yang sudah sembuh dan bisa dipulangkan adalah 11 kasus," ucapnya.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebut, jumlah pasien virus corona (Covid-19) bertambah menjadi 172 orang.
Dia merinci, ada penambahan sebanyak 12 kasus pada Minggu (15/3/2020) lalu.
Sehingga, sampai tanggal 15 Maret menjadi 146 kasus.
• Siswa SMP Gantung Diri karena Diduga Handphone Disita Orang Tua, Sempat Ditawari Makan
"Data terakhir yang kita rilis adalah 134 orang confirm positif dengan angka kematian 5 orang."
"Malam sudah saya cek lagi ada penambahan kasus di data sore sampai dengan malam hari sebanyak 12 kasus."
"Sehingga sampai dengan tanggal 15 (Maret) menjadi 146 kasus," ujar Achmad Yurianto dalam keterangan pers di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (17/3/2020).
• Warga Bekasi yang Meninggal di Cianjur Positif Virus Corona, Istri dan Anaknya Juga Tertular
"Tanggal 15 Maret kita sudah himpun datanya dari pagi sampai dengan malam ada penambahan kasus baru lagi sebanyak 20 orang."
"Dari pemeriksaan spesimen yang dilaksanakan Badan Litbang Kesehatan dan ditambah lagi 6 orang dari spesimen yang diperiksa oleh Universitas Airlangga."
"Sehingga total saat ini 172 kasus," jelasnya.
• Apkasi Ajak Pelajar Akses Fasilitas Belajar Online Gratis dari Rumah
Kasus terbanyak berada di DKI Jakarta.
"Penambahan terbanyak adalah dari Provinsi DKI Jakarta," beber Achmad Yurianto.
Setelah DKI Jakarta, kata dia, penambahan terbanyak dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau.
• BEGINI Status Terakhir WhatsApp Siswa SMP yang Gantung Diri karena Ponselnya Disita Ortu
"Kemudian dari Provinsi Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah, dan dari Provinsi Kepulauan Riau," jelasnya. (Reza Deni)
Sebagian artikel ini telah dimuat di Kontan