Breaking News
BREAKING NEWS:UPDATE Sabtu Malam 28.717 Orang Tewas dan 615.519 Positif Corona,Italia Kuburan Massal
Mengerikan. Sampai Sabtu malam, 28.717 orang meninggal karena Corona dengan total terinfeksi 615.519 orang. Kematian di Italia terbanyak di dunia.
* Kasus Virus Corona dunia capai 615.519 kasus.
* Jumlah Pasien Virus Corona meninggal dunia 28.717 orang.
* Pasien Virus Corona sembuh 135.735 orang.
* Kasus Virus Corona terbanyak di Amerika Serikat
* Virus Corona di Amerika Serikat mencapai 104.860 kasus (naik 853 kasus dalam waktu 10 jam)
* Kasus Virus Corona di Italia 86.498 kasus dan Virus Corona di China 81.996 kasus.
* Gejala Virus Corona dan Apa itu Virus Corona?
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- UPDATE Virus Corona terkini atau sampai Sabtu (28/3/2020) malam ini menunjukkan angka-angka yang semakin mengerikan.
Lebih dari 600.000 orang terinfeksi Virus Corona di 177 negara di dunia.
Tepatnya, jumlah kasus Virus Corona dunia telah mencapai 615.519 kasus sampai dengan Sabtu malam ini sebagaimana dicantumkan dalam website resmi Johns Hopkins University dan Medicine.
Dari jumlah kasus tersebut, jumlah pasien Virus Corona meninggal dunia di dunia ini tercatat sebanyak 28.717 orang.
Persentase kematian pasien Corona adalah 4,66 persen.
Angka kematian tertinggi terjadi di Italia dengan jumlah kematian 9.134 orang.
Data bersumber dari Universitas Johns Hopkins sampai Sabtu (28/3/2020) malam ini.
Dengan kematian sebanyak itu, Italia jadi kuburan massal kasus Corona.
Kebijakan lockdown yang dilakukan pemerintah Italia masih belum terlalu signifikan menekan angka kematian dan penambahan pasien baru.
Kematian tertinggi kedua adalah di Spanyol dengan jumlah kematian 5.690 orang.
Negara-negara Eropa menjadi korban paling parah dari virus yang pertama kali muncul di Wuhan China.
Sepuluh besar negara dengan kasus tertinggi, 6 di antaranya berasal dari Benua Eropa, yaitu Italia, Spanyol (72.248 kasus), Jerman (53.340), Perancis (33.437), Inggris (14.754), dan Swis (13.259 kasus) (https://coronavirus.jhu.edu/map.html).
Sementara itu, dari jumlah kasus Virus Corona di dunia, Amerika Serikat adalah negara dengan jumlah kasus terbesar, yakni 104.837 kasus.
• BREAKING NEWS: Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Yayan Yuliana Positif Covid-19
Jumlah ini berarti naik sebanyak 853 kasus hanya dalam waktu 10 jam. Sabtu pagi waktu Indonesia, jumlah pasien Virus Corona di Amerika Serikat hanya 104.007 orang.
Sementara itu, kantor berita AFP melaporkan, Sabtu (28/3/2020) pukul 10.45 GMT, total di duni ini ada 605.010 kasus infeksi dengan 27.982 kematian di 183 negara dan wilayah.
Amerika Serikat memiliki 104.837 kasus di mana 1.711 di antaranya fatal (meninggal dunia). Italia memiliki jumlah kematian tertinggi yakni 9.143 orang dan total 86.498 kasus.
China, pusat wabah, memiliki 81.394 kasus dan 3.295 kematian.
Angka-angka tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi karena banyak negara hanya melakukan tes pada kasus yang dicurigai jika mereka dirawat di rumah sakit.
Demikian informasi AFP yang dikutip Wartakotalive.com, malam ini.
• PEKAN Depan Pemerintah Keluarkan PP Karantina Wilayah, Toko, Warung, dan Supermarket Dilarang Tutup
Presiden Amerika Serikat Nyerah
Sementara itu, Update Virus Corona terkini atau sampai Sabtu (28/3/2020) pagi ini jumlah kasus corona juga terus bertambah.
Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah orang terinfeksi Virus Corona tertinggi dunia.
Bahkan, kasus Covid-19 di Amerika Serikat telah menembus angka di atas 100.000 orang.
Kasus Virus Corona di Amerika Serikat sampai Sabtu pagi ini mencapai 104.007 kasus.
Dengan jumlah kasus sebanyak itu, Amerika Serikat kini tidak hanya 'meninggalkan' China dan Italia --negara dengan kasus Corona yang besar-- tetapi satu-satunya negara dengan kasus di atas 100.000.
China adalah negara yang pertama kali mengumumkan munculnya Virus Corona atau Covid-19 akhir Desember 2019.
Kasus Virus Corona di China hingga Sabtu pagi ini tercatat 81.905 kasus.
Kejutan lain muncul dari benua Eropa, tepatnya negara Italia.
Negara pizza ini sekarang menjadi negara dengan kasus Corona terbesar kedua di bawah Amerika Serikat dan di atas China.
Kasus Virus Corona di Italia 86.498 kasus.
Dengan tingginya kasus tersebut membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai pusing.
Dia tak lagi berani 'meremehkan' China dan menyebut kasus ini sebagai Chinese Virus.
Bahkan kemarin, Donald Trump menelepon Presiden China untuk meminta bantuan.
"Baru saja menyelesaikan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Dibahas dengan sangat terperinci Coronavirus yang merusak sebagian besar Planet kita," ujar Donald Trump.
"China telah melalui banyak & telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Virus. Kami bekerja sama dengan erat"! ujar Donald Trump.
Cuitan Donald Trump itu menuai komentar beragam dari sejumlah netizen.
Banyak di antaranya yang meledek Trump karena sebelumnya banyak menyerang China terkait Virus Corona.
Ada juga netizen yang tetap menyalahkan China karena dinilai telah menyebarkan Virus Corona sebagai kegagalan uji coba senjata biologi.
Sementara itu, jumlah pasien Corona yang meninggal dunia sampai sabtu ini sebanyak 27.333 orang dari 595.953 orang terinfeksi Corona.
• BREAKING NEWS: BILL Gates Usul Lockdown di Amerika Serikat 6 Minggu untuk Tekan Virus Corona
• 1 Oulet Karaoke Anang Hermansyah dan 64 Outlet Inul Vista Tutup Sementara Cegah Wabah Virus Corona
Jumlah pasien Virus Corona meninggal di AS juga sudah tembus di atas angka 1.000 orang, tepatnya 1.288 orang.
Sementara itu, jumlah kematian di China tercatat 3.291 orang dan di Italia 8.215 orang.
Data tersebut diambil Wartakotalivel.com dari pemantauan digital yang dilakukan peneliti dari Universitas Johns Hopkins sampai Jumat (27/3/2020) pagi ini.
Berdasarkan laporan Time.com, sampai Kamis sekitar pukul 18.00 waktu setempat, jumlah kematian di AS baru mencapai 1.178 orang dengan total kasus di atas 82.000 kasus.
New York telah muncul sebagai negara bagian AS yang paling terpukul sejauh ini, menurut jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan.
• Terbaru, Sebanyak 14 Persen Pasien yang Sembuh Virus Corona di Wuhan Ternyata Masih Positif
New Jersey, California, Michigan, Washington, Florida dan Louisiana juga melihat peningkatan dalam infeksi, semuanya melaporkan lebih dari 2.000 kasus coronavirus.
Infeksi tersebar di seluruh 50 negara bagian A.S. (selain Washington D.C.) Virginia Barat adalah negara bagian A.S. terakhir yang melaporkan kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
Kasus di AS ini sudah termasuk orang Amerika yang dievakuasi dari kapal pesiar Diamond Princess yang dilanda virus di Jepang, di mana hampir 700 penumpang dan awak didiagnosis dengan virus.
Kapal pesiar lain, Grand Princess — yang tertahan di lepas pantai California karena khawatir beberapa penumpang bisa memiliki virus — merapat di Oakland, California, pada 9 Maret 2020.
Pejabat federal telah mencatat bahwa publik Amerika harus bersiap untuk "lebih banyak kasus di masyarakat" karena negara meningkatkan kemampuannya untuk melacak dan mendiagnosis penyakit.
Pada Kamis sore, Johns Hopkins menelusuri 49 kasus ke Puteri Berlian dan 28 kasus ke Puteri Agung.
Secara global, lebih dari 520.000 kasus COVID-19 telah didiagnosis atau dikonfirmasi secara klinis pada 26 Maret dan lebih dari 23.500 orang telah meninggal, menurut para peneliti Universitas Johns Hopkins.
Bill Gates Usul Lockdown di Amerika Serikat 6 Minggu
Sebagai salah satu pendiri dan mantan CEO Microsoft, Bill Gates terkenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
Selain itu, Bill Gates juga dikenal karena kegiatan filantropisnya, khususnya mendanai pekerjaan untuk memberantas penyakit mematikan.
Sebagai hasilnya, Bill Gates telah menjadi juru bicara utama untuk pengendalian dan pemberantasan penyakit baru seperti Virus Corona atau Covid-19.
Dia juga telah berbicara panjang lebar tentang risiko yang dihadapi dunia jika ada wabah penyakit baru seperti yang kita lihat sekarang dengan Covid-19.

• Roy Suryo: Hentikan Masuknya TKA Cina, Tunda Pemindahan Ibukota, Pecat Menteri dan Jubir yang Ngaco
Dalam sebuah acara TED Talk Digital dengan pembawa acara Chris Anderson pada 25 Maret 2020 di Amerika Serikat, Bill Gates ditanya apa yang akan dia lakukan jika dia menjadi presiden dan ditugasi memimpin negara melalui pandemi terburuk yang dialami dunia dalam lebih dari 100 tahun.
Bill Gates mengatakan bahwa prioritas utamanya adalah menjaga orang-orang di seluruh Amerika Serikat di dalam ruangan untuk 'meratakan kurva' pandemi coronavirus; dengan kata lain, memperlambat laju penyebaran virus.
"Pesan yang jelas [adalah] bahwa kita tidak punya pilihan untuk mempertahankan isolasi ini dan itu akan terus berlangsung untuk jangka waktu tertentu," kata Gates seperti ditulis Dailymail.co.uk
"Dalam kasus China, itu (lockdown) seperti enam minggu, jadi kita harus mempersiapkan diri untuk itu dan melakukannya dengan sangat baik."
• Wali Kota Tegal Nyatakan Lockdown Lokal, Begini Cara Penerapannya Bisa Jadi Contoh Wilayah Lain
'Jika kamu [suatu negara] melakukan isolasi dengan baik, dalam waktu sekitar 20 hari kamu akan melihat angka-angka [dari kasus-kasus baru] benar-benar berubah [turun] dan itu adalah tanda bahwa kamu sedang dalam perjalanan.'
Bill Gates mengatakan bahwa dia akan menekankan bahwa melakukan ini tidak akan mudah, dan memastikan bahwa pesan seperti itu keras dan jelas bagi semua orang untuk menghargai.
Dalam acara TED Talk sebelumnya pada 2015, Bill Gates telah memperingatkan dampak pandemi global terhadap masyarakat global saat ini di mana orang dapat dengan bebas bepergian ke seluruh dunia.
Diminta untuk merenungkan peringatan ini dan apakah dia merasa itu diperhatikan, dia berkata: "Pada dasarnya tidak. Saya berharap bahwa dengan Zika, Ebola dan SARS dan MERS, mereka semua mengingatkan kita khususnya di dunia di mana orang-orang banyak bergerak, Anda bisa mendapatkan kehancuran besar."
Berbicara lebih umum tentang coronavirus, Gates berkata: "Saya pikir ini adalah waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya, benar-benar membingungkan bagi semua orang dengan hal-hal yang ditutup, tidak tahu persis berapa lama akan berakhir, mengkhawatirkan kesehatan semua orang yang kita sayangi. Menakutkan untuk semua orang. "
Dia berkata seperti banyak orang, dia juga terjebak di rumah dan terbiasa bekerja dari jarak jauh sepanjang waktu.
"Aku sudah berhari-hari tanpa bertemu rekan kerja!" katanya.
Tanggapan Donald Trump Terkait Lockdown
Kasus Corona di Amerika Serikat terus meningkat.
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) sampai Kamis (26/3/2020), di negeri adi daya itu ada 63.570 kasus dan 884 orang di antaranya meninggal dunia.
Dengan jumlah 63.570 kasus Virus Corona menjadikan Amerika Serikat negara dengan kasus terbesar ketiga setelah China dengan 81.961 kasus dan Italia dengan 74.386 kasus.
Jumlah kematian dalam satu hari pun terus meningkat. Hari Rabu, dalam satu hari 211 orang meninggal di AS karena Corona.
• UPDATE Corona Dunia, Spanyol Tembus Angka 4.000 Kematian, Italia 8.000 Kematian, Data Lengkapnya
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah menganjurkan pembukaan kembali bisnis pada hari Minggu Paskah untuk membantu ekonomi AS, tetapi beberapa pakar medis memperingatkan bahwa mungkin terlalu dini untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Pada hari Rabu ia mengklaim 'berita palsu' mendorong perlunya penguncian terus agar dia berkinerja buruk pada pemilihan AS mendatang pada bulan November 2020.
Selama briefing harian coronavirus Gedung Putih, Trump mengatakan: "Media ingin melihat saya tampil buruk dalam pemilihan."
Ketika ditanya oleh seorang reporter, ia balas berkata, "Saya pikir ada orang-orang tertentu yang ingin tidak membuka begitu cepat dan mereka berpikir itu akan sangat baik sejauh mengalahkan saya di tempat pemungutan suara."
Trump tampaknya menarik kembali rencananya untuk membuka kembali bisnis pada hari Rabu, dan mengatakan ia tidak akan membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan Dr Tony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, dan Dr Deborah Birx, yang mengoordinasikan respons pada coronavirus atau Virus Corona.
Pada 2015, Bill Gates memperkirakan pandemi global akan membunuh banyak orang dan menghentikan perekonomian dunia dalam TED Talk 2015.
Gates mengatakan bahwa jika negara-negara terkaya telah bersiap untuk pandemi dengan urgensi yang sama seperti yang mereka persiapkan untuk perang nuklir, peristiwa global seperti coronavirus bisa dihindari.
Ini bukan kali terakhir Gates membuat peringatan serupa. Tahun lalu, Gates, yang sejak menjauh dari pekerjaan sehari-hari di Microsoft telah mencurahkan energinya untuk membantu memberantas penyakit di negara berkembang, juga memperingatkan pandemi yang akan datang. (dailymail.co.uk)