Virus Corona
Curhatan Imam B Prasojo Saat Melihat Dokter Muda Korban COVID-19: Air Mataku Menetes
Tulisan Imam B Prasojo soal para dokter yang meninggal karena COVID-19, menyayangkan pemerintah yang tak cepat tanggap
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
Karena itu, walaupun mereka harus bekerja menghadapi tantangan penuh resiko siang-malam, namun perasaan mereka lebih tenang. Mereka yakin dengan alat perlindungan diri yang baik, mereka tidak mudah tertular. Bagaimana dengan para dokter dan perawat kita? Lihatlah sendiri!
Dalam situasi kritis semacam ini, saya tidak ingin terpancing untuk berdebat dan saling menyalahkan berkepanjangan.
Para pejabat dan petugas pemerintah yang bertanggung-jawab mengurus urusan ini pasti sudah memahami.
Apalagi, sudah banyak pihak, termasuk Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih, yang mengingatkan bahwa para pejuang di garis terdepan ini harus mendapatkan prioritas memperoleh alat perlindungan diri (ADP) yang cukup.
Apalagi, Menteri Kesehatan kita yang paling bertanggung-jawab dalam urusan ini adalah seorang dokter militer, yang tentu sangat memahami bahwa alat perlindungan diri sangat penting dalam menjalankan tugas di medan pertempuran. Bayangkan, apa jadinya bila ada seorang prajurit TNI yang bertempur di garis terdepan medan perang tak dilengkapi rompi dan topi anti peluru?
Karena itu, daripada energi kita habis untuk memaki, mari kita salurkan energi kita untuk membantu para dokter kita, para perawat dan para petugas kebersihan rumah sakit yang saat ini tengah mengahadapi situasi rentan.
Mari kita sempatkan waktu untuk mengamati keadaan para pejuang kita yang kini tengah bekerja di rumah sakit dan klinik di sekitar rumah kita. Lihatlah keadaan mereka.
Apakah cukup memadai kelengkapan dasar yang harusnya mereka miliki? Mari kita saweran semampu kita untuk membelikan alat perlindungan diri bila ternyata mereka belum memiliki.
Pemerintah yang diamanahi menggunakan uang pajak kita secara cepat dan tepat guna, pasti akan bergerak sigap kalau kita juga sigap.
Fokuskan tujuan gerakan kita untuk menyelamatkan para pejuang yang kini siang-malam tengah bekerja untuk melindungi kita, menjaga dan menyelamatkan yang sakit. Peran mereka sangat vital. Jangan biarkan mereka mati di tengah pasien-pasien yang sedang membutuhkan pertolongan. Perjuangan masih panjang.
Dokter Hadio, dokter Adi Marsa Putra, dokter Djoko Judodjoko, para perawat dan petugas kebersihan rumah sakit serta tenaga medis lain yang telah gugur di medan perang, terimakasih atas darma bakti yang telah anda berikan. Terimakasih atas perjuangan anda untuk kami semua.
Kami tak mampu memberi penghargaan dalam upacara apapun. Kami juga tak mampu memberi plakat sebagai tanda jasa yang terukir dalam tinta emas dan logo kebesaran.
Tapi ketahuilah, kami selalu berdoa setulus hati kami untuk anda semua. Memang hanya doa itulah yang bisa kami panjatkan. Semoga anda di alam baka mendapat ketenangan dan kedamaian abadi. Terimakasih pahlawan!
#iPras2020