Virus Corona

Curhatan Imam B Prasojo Saat Melihat Dokter Muda Korban COVID-19: Air Mataku Menetes

Tulisan Imam B Prasojo soal para dokter yang meninggal karena COVID-19, menyayangkan pemerintah yang tak cepat tanggap

Kolase foto facebook Imam B Prasodjo
Tulisan Imam B Prasodjo soal dokter yang jadi korban COVID-19 

Di tengah air mata yang kini jatuh mengalir di pipi, saya kembali menatapi foto dokter Hadio yang terus tersenyum ramah, menebar kedamaian.

Dokter dan Perawat Sulit Hadapi Pasien COVID-19, Andrea Dian: Bantu Mereka Bekerja, Tetap di Rumah!

Sungguh, bagi saya, senyuman itu seperti tengah menjawab semua lontaran kata-kata pejabat itu.

Dokter Hario seakan berpesan pada kita semua bahwa virus Corona (Corvid-19) jelas-jelas tak boleh diremehkan. Daya tularnya luar biasa ganas dan begitu cepat bergerak menyerang siapa saja.

Dokter Hadio yang tentu sangat memahami keganasan virus, tetapi terpaksa menjadi korban karena ia tak ketat terlindungi saat berhadapan dengan para pasien yang ia coba berikan pertolongan.

Apa pesan tersirat yang ingin disampaikan Dokter Hadio? Kita semua harus berhati-hati dan harus memperkuat perlindungan diri.

Perkuat daya tahan tubuh. Selalu bersihkan telapak tangan. Kenakan masker untuk melindung diri dari percikan batuk dan bersin dan jaga jarak agar tak terpapar. Jangan dengarkan suara-suara yang meremehkan virus ini. Siapapun mereka, tak perduli pejabat atau orang biasa!

Saat saya menulis catatan ini, saya mendengar kabar bahwa kemarin juga ada dua dokter lagi yang meninggal dunia karena terjangkit virus Corona.

Namanya dokter Adi Mirsa Putra asal Bekasi dan dokter Djoko Judodjoko asal Bogor.

Seminggu sebelumnya, seorang perawat berusia 37 tahun asal Bekasi juga meninggal dunia karena terjangkit virus ini.

Putra-putri terbaik negeri ini yang kini berada di medan terdepan dalam perang melawan virus Corona mulai berguguran.

Berapa lagi jumlah yang harus gugur untuk membuat kita sadar bahwa mereka memerlukan bantuan kita?

Semua kejadian ini jelas harus membangkitkan kita agar kita bergerak lebih aktif secara bersama-sama, membantu para dokter, perawat, dan bahkan petugas kebersihan di rumah sakit untuk mendapat perlindungan sebaik-baiknya. Alat pelindung diri (APD) yang kini masih jarang tersedia, harus segera diadakan.

Coba lihat! Sebagai pembanding, para tim medis di luar negeri saat menangani pasien Covid-19, mereka semua terlindungi dengan berpakaian Hazmat (Hazedhazarous Materials Suit).

Pakaian ini dibuat khusus agar tak tembus percikan apapun yang berpotensi terkontaminasi virus Corona.

Mereka juga mendapat prioritas utama untuk mendapatkan masker, sepatu, sarung tangan dan kelengkapan pelindung diri lain dengan standar WHO.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved