Virus Corona
Alasan La Nyalla Mahmud Mattalitti Minta Pemerintah Cairkan BPNT dan Bansos di Tengah Wabah Covid-19
Ada alasan Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattaliti, minta pemerintah kucurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Bantuan Sosial (Bansos).
Penulis: Advertorial | Editor: PanjiBaskhara
"Pemerintah harus memastikan bahwa bantuan khusus yang dibayarkan kepada mereka yang berpenghasilan rendah harus secara penuh dan tepat sasaran," ujar La Nyalla Mahmud Mattalitti, yang berasal dari daerah pemilihan Provinsi Jawa Timur ini.
Wabah Covid-19 juga dinilainya bisa mempengaruhi stock komoditas pangan di masyarakat.
Hal tersebut dinilai La Nyalla Mahmud Mattalitti, akan menyulitkan kalangan masyarakat yang kurang mampu dalam mengkonsumsi bahan pangan.
“Pemerintah diharapkan membuat posko pangan murah di setiap kelurahan untuk keluarga tidak mampu. Tentunya yang sudah dinyatakan wilayah karantina terbatas,” imbuhnya.
La Nyalla Mahmud mttalitti juga mengharapkan pemerintah perlu menyiapkan sejumlah stimulus ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19.
Salah satu stimulus yang dapat diberikan adalah keringanan pajak, yang meliputi keringanan pajak penghasilan 21 (PPh 21), PPh 22, dan PPh 25, serta percepatan restitusi pajak pertambahan nilai (PPN).
Hal tersebut dapat diberikan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Khusus untuk insentif PPN tersebut akan meningkatkan daya beli masyarakat di tengah perlambatan ekonomi akibat meluasnya virus corona.
"Dalam pengurangan PPN ini tentunya pemerintah akan kehilangan penerimaan pajak yang cukup besar"
"Namun, hal tersebut perlu diambil di tengah kondisi ekstrem ini untuk menghindari hal yang lebih buruk lagi," pesan La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Gara-gara Virus Corona, Sri Mulyani Siapkan Skenario Terburuk Pertumbuhan Ekonomi Hanya 0 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku sulit membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 ini di tengah ketidakpastian wabah virus corona (Covid-19) beserta dampaknya yang signifikan.
Proyeksi yang akurat sangat sulit dilakukan dalam kondisi perubahan yang masih terus terjadi sangat dinamis pada perekonomian global maupun domestik.
“Hampir semua lembaga saat ini yang bisa dilakukan adalah membuat skenario. Kami pun di Kementerian Keuangan membuat beberapa skenario,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers usai rapat terbatas dengan Presiden, Jumat (20/3).
Skenario-skenario yang disiapkan Kemenkeu mempertimbangkan sejumlah hal, yaitu mulai dari kemungkinan durasi penyebaran Covid-19 berlangsung panjang, kemungkinan pergerakan manusia semakin dipersempit bahkan hingga lock-down.