Virus Corona
Wisma Atlet Kemayoran Berbenah Sambut Suspect Virus Corona
PEMERINTAH berencana memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai lokasi karantina, observasi, dan isolasi ODP Covid-19.
Penulis: Joko Supriyanto |
PEMERINTAH berencana memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai lokasi karantina, observasi, dan isolasi ODP Covid-19.
Atas rencana ini, beberapa pejabat kementerian melakukan pengecekan Wisma Atlet, bahkan beberapa petugas juga tampak melakukan pembenahan.
Pantauan Wartakotalive, sejumlah petugas terlihat memotong pohon-pohon yang memenuhi taman di sekitar Wisma Atlet. Ada pula yang tengah memotong rumput.

Beberapa anggota kepolisian hingga anggota TNI juga terlihat berada di sekitar lokasi Wisma Atlet, mereka terlihat berjaga di dalam maupun di luar Wisma Atlet.
Beberapa kendaraaan pejabat dari pemerintahan pun keluar masuk ke area Wisma Atlet, namun belum diketahui siapa pejabat yang melakukan peninjauan terkait rencana ini.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, Wisma Atlet Kemayoran bakal jadi tempat penampungan pasien diduga kuat (suspect) terinfeksi virus corona alias Covid-19.
• PEMERINTAH Prediksi Jumlah Pasien Virus Corona Terus Bertambah, Awal April Baru Mulai Terkendali
Sri Mulyani menjelaskan, secara teknis hal tersebut ada di ranah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
"BNPB berpikir cari titik untuk jadi tempat penampungan, pakai Wisma Atlet di Jakarta," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
• MUI Bantah Keluarkan Fatwa Salat Jumat Boleh Dilakukan di Rumah, yang Benar Digantikan Salat Zuhur
Menurutnya, pemilihan tempat khusus bagi pasien suspect corona agar penyebaran virus tidak berlangsung.
Menurutnya, pemilihan tempat khusus bagi pasien suspect corona agar penyebaran virus tidak semakin meluas di masyarakat.
"Kalau ada suspect, dia tidak menular."
• ISI Lengkap Fatwa MUI Tentang Ibadah Saat Wabah Virus Corona, Haramkan Timbun Masker
"Terutama dengan potensi kepadatan penduduk tinggi, kemungkinan itu ditangani Gugus Tugas ini," kata Sri Mulyani.
Selain itu, ia menambahkan, Gugus Tugas tersebut juga mesti melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah (pemda) setempat ketika mengambil keputusan.
"Ini pusat perhatian gugus tugas, koordinasi dengan pemda."
• DUA Anggota DPRD DKI Terindikasi Kena Virus Corona, 106 Wakil Rakyat Diminta Cek Kesehatan
"Kepemimpinan pemda penting meminimalisir terjadinya penularan dan ciptakan mekanisme respons efektif," tutur eks direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Kerja di Rumah
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dirinya tetap menjalankan kegiatan sehari-hari dari rumah sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
Sri Mulyani juga mengungkapkan, hasil tes laboratorium beberapa hari lalu menunjukkan ia negatif terinfeksi virus corona atau Covid-19.
"Saya tes, (hasilnya) negatif. Tetap dari rumah, tidak ke mana-mana," ungkapnya saat teleconference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
• Warga Pondok Aren yang Meninggal Akibat Virus Corona Pasien Kasus Nomor 35
Menurutnya, pemerintah harus menunjukkan ke masyarakat, menjaga jarak komunikasi bukan berarti tidak efektif dalam tugas.
"Kita beri contoh bagaimana work from home, social distance, dan kita tetap menjalankan tugas meski secara fisik tidak hadir," papar Sri Mulyani.
Ia menambahkan, kemungkinan untuk melakukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) menunggu reses Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
• Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Anies Baswedan, Lockdown Kewenangan Pemerintah Pusat
"APBN kita lihat, perubahan kementerian dan lembaga besar."
"Konsultasi dengan DPR, DPR masih reses, kalau masuk lagi kita bahas, kalau masuk apa akan ketemu (langsung) juga mekanismenya dipikirkan akan kita lihat," bebernya.
309 Orang Terinfeksi Covid-19
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto melaporkan total kasus positif virus corona (covid-19) mencapai 309 orang hingga Kamis (19/3/2020).
"Total kasus pada hari ini adalah 309 orang," ujar Yurianto dalam konferensi pers seperti diyatangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Kamis (19/3/2020).
Jumlah ini meningkat dari sebelumnya 227 orang, saat diumumkan Achmad Yurianto pada Rabu (18/3/2020) lalu.
Berikut ini sebarannya:
1. Bali: tidak ada tambahan kasus. Jadi total 1 kasus hingga Kamis (19/3/2020).
2. Banten: ada tambahan 10 kasus. Jadi totalnya 27 orang hingga Kamis (19/3/2020).
3. DIY: ada tambahan 2 kasus. Jadi totalnya 5 orang hingga Kamis (19/3/2020).
4. DKI Jakarta: ada tambahan 52 kasus. Jadi totalnya 210 orang hingga Kamis (19/3/2020).
5. Jawa Barat: ada tambahan 2 kasus. Jadi totalnya 26 orang hingga Kamis (19/3/2020).
6. Jawa Tengah: ada tambahan 4 kasus. Jadi totalnya 12 orang hingga Kamis (19/3/2020).
7. Jawa Timur: ada tambahan 1 kasus, jadi totalnya 9 orang
8. Kalimantan Barat: tidak ada penambahan kasus. Jadi totalnya tetap 2 orang.
9. Kalimantan Timur: ada penambahan 2 kasus. jadi totalnya 3 orang.
10. Kepulauan Riau: ada penambahan 2 kasus. jadi totalnya 3 orang.
11. Sulawesi Utara: tidak ada penambahan kasus. Jadi totalnya 1 orang.
12. Sumatera Utara: ada penambahan 1 kasus, sehingga totalnya menjadi 2 orang.
13. Sulawesi Tenggara: ada 3 kasus baru. Jadi total 3 orang.
14. Sulawesi Selatan: Ada 2 tambahan kasus baru. Jadi totalnya 2 orang.
15. Lampung: tidak ada penambahan kasus. jadi totalnya tetap 1 orang.
16. Riau: ada penambahan 1 kasus. Jadi totalnya 2 orang. (*)