Beda Keterangan, Polisi: WNA China di Kendari Datang dari Jakarta, Kemenkumham: Mereka dari China
Sementara dari pihak Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara justru TKA China itu datang dari Provinsi Henan untuk bekerja di Sulawesi Tenggara.
Kasus video viral kedatangan 49 Warga Negara Asing (WNA) China di di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, menjadi heboh.
Pasalnya, keterangan dari pihak kepolisian berbeda dengan data dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Tenggara.
Di mana sebelumnya, pihak Polda Sulawesi Tenggara menyebut WNA itu merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA) China yang datang dari Jakarta.
Sementara dari pihak Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara justru TKA China itu datang dari Provinsi Henan untuk bekerja di Sulawesi Tenggara.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara menyatakan 49 tenaga kerja asing (TKA) asal China yang tiba di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Minggu (16/3/2020), bukan datang dari Jakarta untuk memperpanjang visa kerjanya.
Warga China itu adalah TKA baru yang berasal dari Provinsi Henan untuk bekerja di Sulawesi Tenggara.
• Dampak Penumpang Menumpuk, Transjakarta kembali Beroperasi Normal, Ini Jadwal dan Rutenya
• Cara Mudah Membuat Disinfektan Sendiri di Rumah Ala Najwa Shihab, Cukup Pakai Bayclin
• Ingat! Mulai Hari ini Anies Cabut Ganjil-Genap Sementara
• Komentar Pedas Hotman Paris, Melihat Tumpukan Penumpang MRT-Transjakarta Akibat Kebijakan Anies
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara Sofyan mengatakan, TKA ini sempat transit di Thailand sebelum tiba di Indonesia.
Mereka sempat menjalani karantina di Bangkok, Thailand, sebelum diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
"Berdasarkan cap tanda masuk imigrasi Thailand yang tertera pada paspor mereka tiba di Thailand, pada 29 Februari 2020, tapi mereka juga telah dibekali dengan hasil medical certificate atau surat kesehatan, dari pemerintah Thailand,” kata Sofyan di rumah jabatan Gubernur Sultra, Senin (16/3/2020) malam.
Dalam surat kesehatan yang dimiliki 49 orang TKA itu tertera mereka telah melewati proses karantina selama 14 hari.
Surat kesehatan itu telah diverifikasi oleh perwakilan Pemerintah Indonesia di Thailand.
“Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta. Dan telah mengeluarkan kartu kewaspadaan kesehatan pada setiap orang tersebut,” bebernya.
Selanjutnya berdasarkan surat dari KKP itu, lanjut Sofyan, Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan menuju Kendari dengan pesawat Garuda Indonesia GA 696.
“Jadi mereka ini orang baru dari China, bukan memperpanjang visa, tapi mereka TKA baru. Kalau soal dikarantina di Indonesia, itu bukan ranah kami itu ranah KKP," terangnya.
Sofyan mengakui, 49 TKA asal China tersebut belum menjalani proses karantina di Indonesia.
Mereka hanya mendapatkan kartu kewaspadaan kesehatan dari KKP Bandara Soekarno Hatta.
Padahal berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 7 tahun 2020 tentang Pemberian Visa dan Izin Tinggal dalam Upaya Mencegah Masuknya Virus Corona, seluruh TKA yang masuk di Indonesia, wajib mengikuti proses karantina selama 14 hari.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi mengaku khawatir dengan masuknya puluhan TKA asal China untuk bekerja dalam perusahaan tambang di Kabupaten Konawe.
Terlebih puluhan TKA itu masuk saat pemerintah tengah mengatasi penyebaran virus corona. "Jelas kita khawatir, ternyata WNA yang baru datang dari Cina," ungkapnya.
Ali pun langsung memerintahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara dan BPBD Sulawesi Tenggara untuk mengisolasi 49 TKA yang sudah berada di Konawe.
Hal itu dilakukan guna memastikan TKA tersebut bebas dari virus corona.
“Saya sudah turunkan langsung Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra dan RSUD Bahteramas, mereka memang ada tim gugus tugas sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 7. Saya perintahkan untuk segera turun, sekitar pukul 04.00 WITA, subuh tadi,” terangnya.
Ali Mazi mengungkapkan, hanya berwenang mengarantina 49 TKA itu, dan tidak bisa melakukan lockdown kawasan tempat mereka bekerja.
“Hanya 49 orang saja, kalau satu kawasan saya tidak punya kewenangan. Fasilitas karantina mereka, saya masih tunggu kabar dari tim gugus tugas di sana,” kata Ali.
Sebelumnya, warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) digemparkan dengan video yang merekam kedatangan puluhan warga negara asing (WNA) China di Bandara Haluoleo Kendari, Minggu (15/3/2020) malam.
Video berdurasi 58 detik itu menunjukkan sebanyak puluhan TKA lengkap dengan koper yang diderek dari sebuah ruangan kedatangan bandara.
Semua warga Tiongkok itu menggunakan masker di wajahnya. Puluhan TKA tersebut, bertolak dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Haluoleo, Kendari dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 696 dan tiba pukul 19.30 WITA.
Perekam Ditangkap
Polda Sulawesi Tenggara menangkap HD (39), pembuat dan penyebar video puluhan WNA China di Bandara Haluoleo Kendari.
Video puluhan WNA China, itu menjadi viral karena sempat diteriaki virus corona
HD pun menyesal karena telah menyebar video puluhan WNA China tersebut.
Video berdurasi 58 detik itu memperlihatkan sebanyak 40 WNA yang merupakan tenaga kerja asing asal China.
Dilansir Kompas.com, Polda Sulawesi Tenggara menangkap HD (39), warga Konawe Selatan yang diduga telah menyebarkan video kedatangan puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) China di Bandara Haluoleo Kendari, Senin (16/3/2020).
"Masih diamankan di Polda, jadi saat ini masih proses penyelidikan. Statusnya saat ini wajib lapor," ujar Kabid Humas Polda Sultra AKBP La Ode Proyek kepada wartawan.
Dia menjelaskan, perbuatan HD tersebut telah menimbulkan keresahan di masyarakat.
Sementara itu, HD menyampaikan permohonan maaf atas video yang diunggahnya di media sosial.
"Saya pembuat rekaman video yang viral terkait kedatangan warga China di Kendari" ungkapnya.
Dia mengaku, tujuan disebarnya video tersebut hanya bentuk keisengan semata.
"Saya ucapkan secara spontan dan hanya untuk main-main,” katanya.
Dia mengutarakan, TKA yang tiba di Bandara Haluoleo pada Minggu (15/3/2020) melainkan mereka baru pulang dari Jakarta setelah mengurus visa.
“Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Jika saya mengulanginya lagi maka saya siap dihukum sesuai dengan hukuman yang berlaku,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, video viral yang merekam kedatangan puluhan warga negara asing (WNA) asal China di Bandara Haluoleo Kendari, Minggu (15/3/2020) malam menyebar di media sosial.
Video berdurasi 58 detik itu memperlihatkan sebanyak 40 WNA yang merupakan Tenaga Kerja Asing asal China, lengkap dengan koper dan menggunakan masker keluar dari ruangan kedatangan bandara Haluoleo Kendari.
Dalam video itu terdengar suara seseorang berteriak dan mengaitkan kedatangan puluhan WNA itu dengan virus corona yang telah mewabah di seluruh dunia.
Video Viral
Sebuah video puluhan warga negara asal China di Bandara Haluoleo Kendari menjadi viral di media sosial (medsos).
Di video puluhan WNA China di Bandara Haluoleo Kendari tersebut, terdengar WNA China diteriaki virus corona.
Diketahui, puluhan WNA China tiba di Bandara Haluoleo Kendari, pada Minggu (15/3/2020), malam.
Video berdurasi 58 detik itu memperlihatkan sebanyak 40 WNA yang merupakan tenaga kerja asing asal China.
• WNI Positif Virus Corona di SIngapura Terus Bertambah, Hari Ini Menjadi 8 Orang, Berikut Rinciannya
• Cegah Virus Corona, Satpas SIM Daan Mogot Disemprot Cairan Disinfektan Setiap Hari
• Di Tengah Isu Virus Corona di Ibu Kota, Mercedes-Benz Luncurkan Lima dari 15 Model Terbaru Tahun Ini
Mereka datang lengkap dengan koper, serta menggunakan masker keluar dari ruangan kedatangan Bandara Haluoleo Kendari.
Dalam video itu terdengar suara seseorang meneriakkan WA dan mengaitkan dengan virus corona yang telah mewabah di seluruh dunia.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdisyam membenarkan video tersebut.
Ia mengatakan, TKA China itu datang dari Jakarta usai mengurus perpanjangan visa dan izin kerja.

Puluhan TKA asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari. (KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI)
Selanjutnya, mereka akan kembali bekerja di perusahaan smelter yang ada di Sultra.
“Mereka baru datang dari Jakarta bukan dari China. Memang selama ini belum pernah pulang ke China. Mereka akan ke Morosi untuk bekerja kembali,” ungkap Kapolda saat dikonfirmasi di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Minggu (15/3/2020) malam.
Dijelaskannya, 40 TKA tersebut telah dilengkapi dengan surat dari karantina kesehatan pelabuhan (KKP) dan perizinan dari Imigrasi sebelum tiba di Kendari.
Akibat video itu, lanjut Merdisyam, telah terjadi keresahan di tengah masyarakat dan menjadi viral setelah ada yang mengupload di media sosial.
Karena itu ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak menyebar informasi yang membuat keresahan karena bisa dijerat pidana undangan-undangan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
“Ini peringatan keras bagi masyarakat, jangan sengaja meng-upload berita yang meresahkan masyarakat"
"Saya sampaikan sekali lagi bukan dari China, dan telah mengantongi surat dari karantina kesehatan pelabuhan,” tegas Kapolda Sultra.
Informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com, puluhan TKA asal China tiba di Bandara Haluoleo Kendari tiba pukul 19.35 Wita.
Mereka menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 696 dari Jakarta-Kendari.
Kedatangan TKA di Bandara Haluoleo Kendari, usai memperpanjang visa istimewa di kantor Dubes China yang ada di Jakarta.
Visa istimewa yang dimaksud, karena pesawat dari Jakarta tujuan ke China sudah tidak beroperasional setelah virus corona menyebar dan selama di Jakarta juga para TKA telah dikarantina.
Jumlah WNI Positif Virus Corona di Singapura Bertambah
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura menyatakan ada 8 orang WNI yang saat ini terkonfirmasi positif Covid-19 di negara tersebut.
Beradasarkan keterangan resmi KBRI Singapura yang diunggah di laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, pada 14 Maret 2020 Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan pasien kasus 212 positif Covid-9 di Singapura.
"Pasien kasus 212 itu merupakan WNI berusia 64 tahun berjenis kelamin laki-laki," demikian sebagaimana dikutip Kompas.com pada Senin (16/3/2020).
WNI itu dikonfirmasi positif Covid-19 pada 14 Maret dan saat ini dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) Singapura.
Dengan adanya tambahan kasus ini, total sebanyak 8 WNI telah dikonfirmasi positif Covid-19 di Singapura.
Adapun rincian 7 kasus lain yakni: Kasus ke-21: WNI perempuan 44 tahun
Diumumkan positif Covid-19 pada 4 Februari. Telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit pada 18 Februari . Kasus ke-133: WNI perempuan 62 tahun.
Diumumkan positif Covid-19 pada 7 Maret dan saat ini dirawat di National University Hospital (NUH). Kasus ke-147: WNI laki-laki 64 tahun.
Diumumkan positif Covid-19 pada 8 Maret dan saat ini dirawat di NCID. Kasus ke-152: WNI laki-laki 65 tahun.
Diumumkan positif Covid-19 pada 9 Maret dan saat ini dirawat di Singapore General Hospital (SGH). Kasus ke-170: WNI perempuan 56 tahun.
Diumumkan positif Covid-19 pada 11 Maret dan saat ini dirawat di SGH. Yang bersangkutan merupakan anggota keluarga dari kasus 152. Kasus ke-181: WNI laki-laki 83 tahun.
Diumumkan positif Covid-19 pada 12 Maret dan saat ini dirawat di Gleneages Hospital. Kasus ke-182: WNI perempuan 76 tahun.
Diumumkan positif Covid-19 pada 12 Maret dan saat ini dirawat di Gleneagles Hospital. Yang bersangkutan adalah keluarga dari kasus 181.
Dari 8 kasus di atas, sebanyak 2 kasus merupakan kasus transmisi lokal di Singapura sementara 6 kasus lainnya adalah imported case.
KBRI Singapura menyatakan, dari 7 WNI uang masih dirawat, 6 orang di antaranya berada dalam kondisi stabil dan 1 WNI berada di ICU.
KBRI Singapura terus melakukan pemantauan secara dekat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang terkait penanganan WNI itu.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Singapura akan terus melakukan tes Covid-19 gratis kepada semua pihak sebagai langkah pencegahan Covid-19 di Singapura.
Diberitakan, hingga Minggu (15/3/2020) sore, angka infeksi Covid-19 mencapai 157.476 orang di 155 negara dan satu alat angkut internasional (kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Yokohama, Jepang).
Angka kematian untuk pandemi Covid-19 ada 5.845 orang. Pasien yang sudah dinyatakan sembuh menjadi 75.953 orang.
Sebelumnya, seorang warga negara Indonesia (WNI) kembali dinyatakan positif terjangkit virus corona (COVID-19) di Singapura, Rabu (11/3/2020).
Dengan penambahan ini, berarti sudah ada lima WNI di Singapura yang positif Covid-19.
"Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus positif COVID-19 ke-170 di Singapura, yaitu WNI berusia 56 tahun berjenis kelamin perempuan," demikian tulis keterangan resmi KBRI Singapura seperti dilansir Kompas.com, Kamis (12/3/2020).
WNI tersebut tiba di Negeri Singa pada 9 Maret 2020 dan langsung diantar ke Singapore General Hospital (SGH) pada hari yang sama.
"Hasil tes, yang bersangkutan dinyatakan positif COVID-19 pada sore hari tanggal 10 Maret," imbuh keterangan itu.
WNI tersebut diketahui telah merasakan gejala Covid-19 sejak 6 Maret 2020, tiga hari sebelum tiba di Singapura.
Saat merasakan gejala virus corona, pasien tersebut masih berada di Indonesia.
Selain itu, WNI tersebut juga diketahui merupakan anggota keluarga dari WNI kasus ke-152 yang sebelumnya juga dinyatakan positif Covid-19 oleh pemerintah Singapura.
Untuk diketahui, lima WNI sebelumnya dinyatakan positif Covid-19.
Seorang di antaranya yang diidentifikasi sebagai kasus ke-21 telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit pada 18 Februari 2020.
Adapun kasus berikutnya yaitu kasus ke-133 diumumkan 7 Maret, kasus ke-147 diumumkan 8 Maret, dan kasus ke-152 diumumkan 9 Maret 2020.
"Dari empat WNI yang masih dirawat, kondisi tiga WNI dinyatakan stabil sementara seorang WNI berada di ICU," demikian bunyi keterangan tertulis.
WNI di Singapura Dinyatakan Positif Virus Corona, Lokasi Penyebaran Covid-19 Terdeteksi
Seorang warga negara Indonesia di Singapura dinyatakan positif virus corona dan mengidap Covid-19 setelah dilakukan pemeriksaan di Negeri Singa itu.
Informasi ini telah diumumkan oleh Pemerintah Singapura pada Sabtu (7/3/2020).
"Pada 7 Maret 2020, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan kasus positif COVID-19 ke-133 di Singapura, yaitu WNI berusia 62 tahun," kata Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari Harjana dilansir dari Antara, Minggu (8/3/2020).
Hingga saat ini, WNI itu diketahui berjenis kelamin perempuan. Dia datang menggunakan social visit pass.
Perempuan itu saat ini dirawat di National University Hospital.
Sejauh ini, WNI itu diketahui tidak memiliki riwayat mengunjungi negara atau kawasan terdampak Covid-19.
Kronologi Dalam keterangan pers KBRI Singapura, WNI itu diketahui melaporkan timbulnya gejala Covid-19 pada 29 Februari 2020.
Kemudian, dia memeriksakan diri ke klinik dokter umum pada 1 Maret 2020 dan ke Pioneer Polyclinic pada 4 dan 6 Maret lalu.
Setelah itu, dia dirujuk ke National University Hospital pada 6 Maret 2020.
Dia dinyatakan positif virus corona dan mengidap Covid-19 pada hari yang sama.
Sebelumnya, dia diketahui menghabiskan waktu di kediamannya di Jurong West Street 61.
Ini Lokasi penularan di Singapura
Diduga, kasus ke-133 di Singapura itu tertular saat ada kegiatan makan malam yang diadakan SAFRA Jurong Singapura pada 15 Februari 2020.
Saat ini, diketahui ada 21 kasus positif Covid-19 yang terhubung dengan klaster SAFRA Jurong itu.
"KBRI akan terus melakukan pemantauan secara dekat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang terkait penanganan WNI tersebut," kata Ratna.
KBRI Singapura juga mengimbau seluruh WNI yang berada di Singapura untuk tetap tenang, menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi.
WNI juga diingatkan untuk mencuci tangan setelah beraktivitas di ruang publik secara periodik dan menghindari tempat-tempat keramaian bilamana tidak mendesak
"Segera ke dokter bila mengalami simtomatik, mengikuti anjuran dan ketentuan dari Pemerintah Singapura terkait COVID-19 sambil terus memantau perkembangan mengenai COVID-19 melalui jalur resmi Ministry of Health (MOH) https://www.moh.gov.sg/ covid-19," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Kemenkumham soal Puluhan TKA China yang Tiba di Kendari"
Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati