Wabah DBD
Kasus DBD di Jakarta Barat Berada di Urutan Kedua Se-DKI Jakarta
Jakarta Barat berada di peringkat kedua kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Setidaknya insiden rate DBD di Jakarta Barat berada di angka 11,74 dari 100
Penulis: Desy Selviany |
Jakarta Barat berada di peringkat kedua kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Setidaknya, insiden rate DBD di Jakarta Barat berada di angka 11,74 dari 100.000 penduduk.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Kristi Wathini mengatakan, data itu di dapat awal Bulan Maret 2020.
Setiap minggunya data DBD memang selalu diupdate oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Kami di Jakarta Barat memang selalu balapan dengan Jakarta Timur. Kebetulan di minggu ini ternyata kita di Jakarta Barat yang tempati posisi ke dua. Minggu lalu kita ketiga," ungkap Kristi ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Barat Jumat (13/3/2020).
Naiknya peringkat kasus DBD di Jakarta Barat kemungkinan karena mulai masuknya musim penghujan.
• Hasil Akhir Lask Link vs Manchester United 0-5, Ini Lima Pemain MU yang Lakukan Pesta Gol
• Borneo FC Vs Persela Lamongan, Rafinha Berharap Bisa Cetak Gol di Stadion Segiri Samarinda
• Gregoria Mariska Tunjung Takluk di Tangan Tai Tzu Ying, Tersingkir dari All England Open 2020
• Gabung ke Persita Tangerang, Raphael Maitimo Butuh Waktu 2 Minggu untuk Kembalikan Kondisi Fisiknya
Kecamatan tertinggi kasus DBD di Jakarta Barat berada di Kalideres dengan insiden rate 20,6 dari 100 ribu penduduk.
Kecamatan kedua ditempati Kelurahan Kembangan dengan angka insiden rate 16,2 dan peringkat kedua ditempati Kecamatan Grogol Petamburan dengan angka insiden rate 12,3.
Sedangkan kelurahan insiden rate DBD tertinggi berada di Kelurahan Pegadungan, Kalideres.
"Di Pegadungan itu masalahnya karena air ya. Jadi memang karena mereka sulit air sehingga mereka tampung pakai air hujan," jelas Kristi.
• MEMILUKAN! Pria Ini Terperangkap di Rumahnya Bersama Jenazah Saudarinya Akibat Corona
Sedangkan untuk Kecamatan Kembangan menurutnya memang sulit diedukasi pencegahan DBD.
Pasalnya warga yang rata-rata tinggal di kawasan elit di Kembangan kerap enggan menerima sosialisasi dari petugas Jumantik.
"Mereka terlalu percaya diri dengan Fogging. Padahal jentik nyamuk tidak akan dapat mati dengan hanya melakukan Fogging," jelas Kristi.
Selama ini ia mengklaim selalu menyosialisasikan pencegahan DBD dari petugas Jumantik di Kelurahan-kelurahan.
• Jennifer Dunn Akui Tidak Masalah dan Tak Stres Meski Dianggap Wanita Tidak Baik oleh Publik
Misalnya saja ketika ditemukan satu kasus DBD di sebuah pemukiman maka jarak radius 100 meter petugas akan melakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa dan melakukan larvasidasi. (m24)
Ratusan Orang Meninggal Dunia Akibat DBD
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Tifatul Sembiring meminta pemerintah tidak hanya focus pada penanganan virus corona.
Tetapi juga memberikan perhatian lebih terhadap kasus Demam Berdarah (DBD) yang akhir-akhir ini mengalami lonjakan cukup drastis.
“Tanpa meremehkan & tetap waspada pada Corona. Korban DBD harus mendapat perhatian juga dari pemerintah karena telah meminta banyak danwa (nyawa) telah menjadi KLB di negeri kita,” tulis Tifatul Sembiring di akun Twitternya, seperti dikutip Warta Kota, Kamis (12/3/2020) malam.
Pada Senin (9/3/2020) lalu, Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia sudah menembus angka 16 ribu, pada periode Januari sampai awal Maret 2020 tersebut.
Dari jumlah itu, 100 jiwa meninggal dunia.
Angka tersebut terus bertambah hingga Kamis (12/3/2020), seiring meningkatnya angka kematian akibat DBD di Nusa Tenggara Timur.
• Penyebaran Virus Corona Sebabkan Tingkat Kunjungan ke Pusat Perbelanjaan Menurun
• Melihat Kuburan-kuburan Kuno di Kebon Jahe, Ada Ribuan Makam Orang Belanda di Tempat Ini
Anak dua tahun meninggal akibat DBD di NTT
Jumlah korban meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Timur bertambah menjadi 38 orang, demikian dikutip Warta Kota dari Kompas.com.
"Kemarin yang meninggal ada 37 orang, data yang kita input hingga malam ini sudah 38 orang yang meninggal akibat DBD," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTT Erlina R Salmun, kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020) malam.
Erlina mengatakan, korban yang baru saja meninggal itu merupakan anak berusia dua tahun.
Anak itu meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalabahi Kabupaten Alor. Jumlah korban penderita DBD pun bertambah menjadi 3.222 orang. Per hari ini, jumlah penderita bertambah sebanyak 113 jiwa.
• Nekat! Puluhan Buaya Ganas Diternak di Belakang Rumah, Pemiliknya Santai, Warga Ketakutan
• Erick Tohir: Pengawasan Suhu Badan di Bandara Soekarno Hatta Minimalisir Penyebaran Virus Corona
Ribuan warga yang menderita DBD itu, kata Erlina, tersebar di 21 kabupaten dan satu kota. Penderita DBD yang dirawat mengalami penambahan di Kota Kupang, Kabupaten Alor, Lembata, Timor Tengah Utara, Belu, Flores Timur, Rote Ndao, Manggarai, Manggarai Barat, Ende, Timor Tengah Selatan, Malaka, Ngada, Sumba Timur, dan Sumba Barat.
Berikut rincian jumlah penderita DBD di NTT:
Kabupaten Sikka, sebanyak 14 orang meninggal dan 1.234 penderita.
Kota Kupang, sebanyak 5 orang meninggal dan 470 penderita.
Kabupaten Alor, sebanyak 4 orang meninggal dan 318 penderita. K
abupaten Lembata, sebanyak 2 orang meninggal dan 189 penderita.
Kabupaten Kupang, sebanyak 2 orang meninggal 53 penderita.
Kabupaten Timor Tengah Utara, sebanyak 2 orang meninggal dan 63 penderita.
Kabupaten Belu, sebanyak 3 orang meninggal dan 318 penderita.
Kabupaten Flores Timur, sebanyak 2 orang meninggal dan 109 penderita.
• Seramnya Lonceng Kematian dan Penjara Bawah Tanah di Gedung Bekas Balaikota Belanda di Jakarta
• Pembatalan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Said Didu: Masalah Baru Bagi Pemerintah
Kabupaten Rote Ndao, satu orang meninggal dan 28 penderita.
Kabupaten Manggarai, satu orang meninggal dan 23 penderita.
Kabupaten Manggarai Timur, satu orang meninggal dan 6 penderita
Data penderita dan korban meninggal itu dihimpun sejak 1 Januari hingga 11 Maret 2020. Pemerintah Provinsi NTT telah membentuk tim untuk bekerja di sejumlah wilayah yang paling banyak penderita DBD.
Pemprov juga fokus mengani kasus di Kabupaten Sikka yang menjadi daerah paling tinggi penderita DBD di NTT. "Kami sudah kirim dua tim dari provinsi. Tim dari pusat juga sudah dikirim ke Kabupaten Sikka," kata Erlina.
Caption: