Virus Corona

Anies : PNS yang Memiliki Gejala Virus Corona Mengisolasi Mandiri, Gaji dan Tunjangan tidak Dipotong

Tindakan proaktif dilakukan dengan mengeluarkan enam langkah dalam rangka antisipasi virus corona di Jakarta.

Editor: Mohamad Yusuf
Wartakotalive.com/Fitriyandi Al Fajri
Gubernur DKI Jakarta Anies BAswedan umumkan penundaan Formula E bulan Juni mendatang 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali mengeluarkan kebijakan terkait antisipasi penyebaran wabah virus corona.

Tindakan proaktif dilakukan dengan mengeluarkan enam langkah dalam rangka antisipasi virus corona di Jakarta.

Salah satunya dengan memerintahkan PNS Pemprov DKI yang memiliki gejala seperti virus corona mengisolasi mandiri, namun dipastikan tidak ada pemotongan gaji maupun tunjangan.

Enam langkah antisipasi itu ia unggah dalam akun Instagram-nya, @aniesbaswedan, pada Rabu (11/3/2020) malam.

Berikut unggahan enam langkah antisipasi tersebut:

@aniesbaswedan

Pemprov DKI Jakarta Prioritaskan Keselamatan Warga

Kami di DKI Jakarta memilih untuk melakukan tindakan proaktif yang sama sebagai sikap bertanggung jawab melindungi warga dari potensi tertular Virus Corona.⁣

Pertama di tingkat internal jajaran Pemprov DKI Jakarta. Jadi, kita akan membentuk tim review perizinan, terdiri dari jajaran Pemprov DKI Jakarta dan juga Polda Metro Jaya.

Semua kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan di Jakarta harus dilaporkan ke tim review perizinan.⁣

Kedua, bila di jajaran Pemprov DKI Jakarta ada pribadi yang memiliki gejala seperti Corona Virus, maka atasannya dan yang bersangkutan harus melaporkan kepada Dinas Kesehatan.

Dan selama menunggu pemeriksaan Dinkes harus isolasi mandiri. Selama isolasi mandiri, tidak ada pemotongan gaji/tunjangan kinerja.⁣

Ketiga, untuk dua pekan ke depan, demi menjaga dan melindungi warga Jakarta dari potensi penularan, Pemprov DKI Jakarta meniadakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor.⁣

Keempat, Jakarta terjadwal untuk menjadi tuan rumah Formula E pada Juni 2020.

Setelah komunikasi intensif, memantau perkembangan di seluruh dunia, demi menjaga keselamatan dan kesehatan warga Jakarta, maka kita memutuskan untuk menunda pelaksanaan Formula E di bulan Juni.⁣

Kelima, seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta juga telah diinstruksikan untuk mengurangi kegiatan jabat tangan dan kontak fisik langsung, tanpa mengurangi rasa hormat satu sama lain.

Mari kita biasakan di hari-hari ke depan ini untuk membatasi kontak langsung.⁣

Terakhir, prioritas kami adalah melindungi setiap tumpah darah Indonesia, karena itu perintah konstitusi yang menempel kepada Pemprov dan kita laksanakan perintah konstitusi itu dengan sebaik-baiknya.

Tapi ini tidak cukup hanya dikerjakan oleh Pemprov DKI.

Kami mengajak kepada seluruh masyarakat, termasuk dunia usaha, mari nomor satukan keselamatan. ⁣

Teman-teman sekalian, tidak perlu panik dan jangan menyebarkan berita-berita yang belum terkonfirmasi.

InsyaAllah kita semua segera terbebas dari wabah ini, dan bisa kembali berkegiatan dengan baik.⁣

Hubungi hotline #JakartaTanggapCorona di 112 atau 0813 8837 6955, jika memiliki pertanyaan seputar COVID-19.⁣

corona.jakarta.go.id

Anies Klarifikasi Foto Paparan KRL
Gubernur DKI Jakarta mengklarifikasi soal foto dirinya yang tengah memimpin rapat di Balai Kota DKI pada Rabu (11/3/2020) pagi.

Dalam foto yang beredar viral itu, Anies terlihat menjelaskan mengenai potensi risiko Covid-19 atau virus corona di transportasi publik, salah satunya kereta rel listrik (KRL) Commuter Line.

Dalam slide paparannya, tertulis bahwa 'Risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2 atau Rute Bogor-Depok-Jakarta Kota'.

Kepada wartawan pada Rabu (11/3/2020) malam, Anies mengungkapkan persoalan itu dibahas hanya di internal Pemprov DKI Jakarta.

Harapannya, jajaran ASN DKI Jakarta memiliki upaya mitigasi terhadap wabah corona di transportasi publik.

"Ini tujuannya untuk internal supaya bisa bersiap dan bisa melakukan langkah mitigasi jadi itu sebetulnya," kata Anies.

Menurut Anies, dalam rapat itu dia mengumpulkan seluruh kepala SKPD termasuk direksi BUMD DKI Jakarta.

Kata dia, apa yang dibahas itu bukan berarti terjadi kasus penyebaran wabah corona di KRL.

"Jadi yang disampaikan itu bukan saat ini ada kasus, bukan itu. Tapi bahwa saat ini kita punya potensi-potensi risiko salah satunya di transportasi publik dan aspek-aspek lainnya," jelasnya.

Anies menjelaskan, rute KRL dianggap memiliki potensi besar penyebaran corona karena berdasarkan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan petugas kesehatan.

Dari penyelidikan itu, petugas mendapati Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Dari data itu kemudian dibentuk petanya. Itu ada dan itu dipaparkan juga petanya tapi untuk kebutuhan internal supaya kami bisa melakukan langkah mitigasi," ungkapnya.

Anies Ungkap KRL Miliki Resiko Kontaminasi Virus Corona Terbesar

Sebelumnya, beredar luas hingga viralnya potret Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan paparkan Kereta Rel Listrik (KRL) jadi media penyebaran virus corona terbesar di DKI Jakarta dikhawatirkan masyarakat.

Terlebih dalam paparan berjudul 'Waspada risiko Covid-19 via transportasi publik' itu terdapat fakta mengejutkan.

Fakta tersebut mengungkapkan KRL 2 Rute Bogor-Jakarta Kota dinilai sangat rentan terhadap penyebaran virus corona. 

'Risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2 Rute Bogor-Depok-Jakarta Kota'

Terkait hal tersebut, Vice President Corporate Communications PT Kereta Comutter Indonesia (KCI) Anne Purba mengungkapkan pihaknya telah berkordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"PT KCI pada hari ini menghadiri rapat membahas protokoler penanganan penyebaran virus corona bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Rapat yang dihadiri KCI berbeda dengan rapat yang dokumentasi fotonya beredar tersebut," ungkap Anne pada Rabu (11/3/2020).

Walau begitu, lanjutnya, selaku operator transportasi publik yang melayani sebanyak 336 juta pengguna di tahun 2020, PT KCI tetap berupaya keras mengerahkan seluruh sumber daya.

Tujuannya agar commuter line tetap dapat mengantisipasi peredaran virus corona sekaligus memberikan layanan bagi para penggunanya.

Pasalnya, jumlah pengguna lintas Bogor/ Depok menuju Jakarta Kota/ Angke/ Jatinegara selama setahun mencapai sebesar 199.443.439 pengguna.

Jumlah pengguna tersebut mengambil porsi terbesar atau 69 persen dari keseluruhan pengguna KRL, yakni sebanyak 546.420 pengguna per hari.

Oleh karena itu, Anne mengungkapkan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah pencegahan virus corona.

Langkah tersebut meliputi sejumlah upaya antisipasi, antara lain 

1. Sejak 3 Februari 2020, PT KCI telah melakukan berbagai upaya edukasi untuk mencegah penyebaran virus corona. Hingga saat ini KCI telah memberikan edukasi cuci tangan yang benar, dan membagikan masker kepada pengguna di 36 stasiun.

2. Menyediakan lebih dari 700 botol hand sanitizer untuk 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun.

3. Rutin membersihkan seluruh rangkaian kereta seusai beroperasi dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung disinfektan.

4. Menugaskan On Trip Cleaning yang membersihkan rangkaian kereta saat sedang beroperasi melayani pengguna.

5. Materi edukasi dan himbauan di 88 rangkaian kereta dan 80 stasiun.

6. Menyiapkan pos kesehatan di 30 stasiun KRL yang dapat memberikan pertolongan pertama jika pengguna mengalami masalah kesehatan.

Pada pos tersebut, pengguna juga dapat mengukur suhu tubuh, mendapatkan masker, hingga obat-obatan. Bila tidak dapat ditangani, petugas kesehatan akan merujuk pengguna ke rumah sakit terdekat.

7. Mewajibkan pegawai frontliner yang berinteraksi langsung dengan pelanggan untuk cek kesehatan termasuk suhu tubuh sebelum berdinas.

"Tidak sampai di situ KCI, juga terus melakukan upaya sosialisasi dan antisipasi. Pekan lalu, bekerja sama dengan PT KAI Daop 1 Jakarta telah mengadakan kegiatan rail clinic di Stasiun Depok dan Bogor," ungkap Anne.

Dalam kegiatan tersebut, PT KAI katanya mengerahkan kereta Rail Clinic yang melayani pengobatan gratis dan cek kesehatan bagi penumpang.

Selain itu pihaknya juga memberikan edukasi mengenai kebersihan dan gaya hidup sehat untuk menangkal virus corona.

"Dalam waktu dekat, kereta Rail Clinic juga akan hadir kembali di lintas Bogor - Depok untuk memberi edukasi dan layanan kesehatan," imbuhnya.

Imbauan kepada Penumpang

Bersamaan dengan sejumlah langkah pencegahan penyebaran virus corona, PT KCI melalui tim kesehatan bersama jajaran pegawai KCI akan melakukan sosialisasi lanjutan ke sejumlah stasiun untuk melanjutkan upaya edukasi terhitung sejak Kamis 12 Maret 2020.

Sosialisasi tersebut meliputi pembagian masker dan menjelaskan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus yang dapat diikuti pengguna.

Petugas juga akan melakukan random check suhu tubuh pengguna di stasiun-stasiun.

PT KCI Gelar Sosialisasi Pencegahan Virus Corona (istimewa)
Selain itu, pihaknya juga menghimbau kepada para pengguna KRL untuk tidak meludah sembarangan di stasiun maupun kereta.

Selanjutnya, menggunakan masker saat sedang sakit, batuk, pilek, maupun dalam masa penyembuhan serta menjaga kebersihan dengan mencuci tangan yang baik dan benar.

Serta memeriksakan diri ke pos kesehatan bila merasa kurang sehat.

"Guna membahas upaya-upaya lanjutan menangani dan mengantisipasi penyebaran virus corona, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta besok (Kamis, 12/3/2020) akan melakukan pembahasan bersama dengan KCI," tutupnya.  (faf/dwi)

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved