Pilkada Kota Depok
Namanya Muncul Jelang Pilkada, Internal Partainya Diisukan Pecah Suara, Begini Kata Yeti Wulandari
"Saya tidak pernah mengintervensi atau mencoba melobi terkait Pilkada ini ke DPP (Gerindra)..."
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Fred Mahatma TIS
"Saya tidak pernah bersosialisasi ke bawah atau membranding diri saya sebagai calon kepala daerah karena memang saya dari awal tidak berambisi (jadi kepala daerah)..."
HINGGA detik ini, DPC Partai Gerindra Kota Depok tetap mengusung satu nama sebagai Calon Wali Kota Depok pada Pilkada 2020.
Berkali-kali hal itu ditegaskan oleh para elit Gerindra Kota Depok, meski surat keputusan (SK) belum juga keluar sebagai tiket resmi menuju kontestasi lima tahunan tersebut.
Tak terkecuali, seperti disampaikan oleh Sekjen Partai Gerindra Kota Depok Hamzah dan juga Ketua Dewan Penasehat DPC Partai Gerindra Kota Depok Nuroji bahwa 90 persen nama Pradi Supriatna-lah yang akan mewakili Gerindra di Pilkada mendatang.
• DPRD Jawa Barat Dorong Pembangunan Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan di Kota Depok
• Dinas Pendidikan Kota Depok Siap Gelar Ujian Nasional Berbasis Komputer Pada April Mendatang
• DPC PDIP Kota Depok Pastikan Usung Afifa Alia untuk Dampingi Pradi Supriatna Pilihan DPC Gerindra
Namun, beberapa waktu lalu, nama Wakil Ketua I DPRD Kota Depok Yeti Wulandari yang juga politisi Gerindra disebut-sebut akan dicalonkan oleh DPP Partai Gerindra sebagai Calon Wali Kota Depok.
Bila terjadi demikian, maka nama Pradi akan tercoret sebagai calon wali kota Depok dari partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Meskipun saat ini Pradi mengisi jabatan sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Depok sekaligus Wakil Wali Kota Depok, namun jika DPP menuliskan nama Yeti dalam SK nya, maka nama Pradi tak akan laku di dalam organisasi partai berlambang kepala burung Garuda itu.
Sementara itu, menanggapi hal ini, Yeti Wulandari justru mengaku tak masalah bila memang Pradi ditunjuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai prajurit dalam merebut kekuasaan orang nomor satu di Kota Depok.
"Ya ngga apa-apa, kan saya sudah bilang dalam hal ini saya tidak pernah bilang bahwa saya ingin maju (jadi calon Wali Kota Depok)," kata Yeti kepada wartawan di bilangan Margonda, Beji, Depok, Selasa (10/3/2020).
Yeti pun menegaskan, bila memang nama Pradi yang keluar dalam SK, sebagai kader dirinya akan mendukung penuh apapun yang menjadi keputusan pusat alias DPP.
"Kalau keputusan partai itu diberikan ke Pak Pradi, kami sebagai kader Sami'na Wa Atho'na (dengar dan taat). Misalkan SK itu diberikan kepada saya ya saya sebagai kader ya harus siap," tegas Yeti.
Tak ambisi
Walau demikian, Yeti mengaku hingga kini dirinya tak pernah membuka omongan ataupun membahas ke DPP terkait pencalonan dirinya sebagai calon wali kota di Pilkada yang sedianya berlangsung pada 23 September mendatang.
"Saya tidak pernah mengintervensi atau mencoba melobi terkait Pilkada ini ke DPP (Gerindra)," ujarnya.
Sebab, Yeti mengatakan dirinya memang tidak memiliki ambisi menjadi pimpinan di ranah eksekutif.
Terkait popularitas dan elektabilitas dirinya yang dikabarkan tinggi, Yeti mengaku hal itu bukanlah disengaja dirinya untuk memromosikan diri sebagai bakal calon wali kota Depok.
"Saya tidak pernah bersosialisasi ke bawah atau membranding diri saya sebagai calon kepala daerah karena memang saya dari awal tidak berambisi (jadi kepala daerah)" tuturnya.
Bantah pecah suara
Perihal Pilkada serentak yang diikuti sekitar 270 wilayah di Indonesia, Yeti mengatakan hingga kini Partai Gerindra belum memanggil satu pun para kadernya yang akan maju menjadi kepala daerah.
Yeti membantah bila persoalan Pilkada ini membawa efek buruk bagi kesolidan Gerindra alias pecah suara di internal khususnya di tingkatan DPC.
"Oh ngga (pecah suara), sebagai kader, masalah dinamika siapa yang terpilih itu kan hal biasa," paparnya.
Dengan demikian, Yeti mengatakan bila keputusan pusat telah resmi turun, siapapun yang akan diusung maka akan mendapat dukungan penuh dari kader lain, termasuk dirinya.
"Karena memang di Gerindra ini kan menggunakan sistem komando, jadi, perintah pusatlah yang menjadi komando atau arah bagi kami, intinya sih seperti itu," kata Yeti.
Hanya satu nama
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Hamzah sempat mengatakan bahwa hingga detik ini DPC Partai Gerindra Kota Depok hanya memiliki satu nama untuk diusung yakni Pradi Supriatna.
"Kan aturannya itu, mereka yang mau mencalonkan ya harus melalui DPC, sejauh ini yang mencalonkan ya cuma Bang Pradi," tutur Hamzah.
Ucapan Sami'na Wa Atho'na pun sempat disindir Hamzah, bahwa jika memang memegang prinsip tersebut, maka seluruh kader siapapun orangnya harus taat dengan keputusan partai.
"Kalau memang taat dengan partai ya jalankan apa yang diinstruksikan partai," katanya.