Pendidikan
Masyarakat dalam Disorientasi, Romo Magnis: Ini Peran Filsafat dan Teologi di Negara Pancasila
PERAN Filsafat dan Teologi sangatlah penting di Indonesia yang merupakan negara Pancasila.
“Mengapa Pancasila itu crucial? Karena Pancasila adalah dasar bagi konsensus ratusan komunitas etnik, budaya, dan agama Nusantara untuk menjadi suatu Negara Indonesia, sebagai satu bangsa Indonesia...”
PERAN Filsafat dan Teologi sangatlah penting di Indonesia yang merupakan negara Pancasila.
Setidaknya, peran filosof dan teolog untuk ikut memberi orientasi kepada masyarakat yang berada dalam kebingungan orientasi di negara yang majemuk ini.
Demikian disampaikan Prof Dr Franz Magnis Suseno dalam Seminar Nasional bertajuk ‘Menjadi Insan Filosofis, Pancasilais, dan Kristiani’ yang digelar oleh Fakultas Filsafat UNIKA Santo Thomas Pematangsiantar, Sumatera Utara, Sabtu (7/3/2020).
• Franz Magnis Suseno Sebut Papua Tak Sama dengan Timtim, Minta OPM Hentikan Pendekatan Senjata
• Romo Franz Magnis Suseno: Silakan Kritik Pemerintah, Tapi Jangan Pakai Hoaks
• Franz Magnis Suseno: Indonesia Harus Kembali kepada Pancasila
“Filsafat dan Teologi menjadi bekal yang berguna untuk menghadapi segala macam tantangan ideologi serta kekacauan orientasi etis, politis, religius, budaya, tantangan mekanisme-mekanisme ekonomis, dan tantangan keadilan social,” ungkap Romo Magnis, panggilan akrab Franz Magnis Suseno.
Menurut dia, seluruh masyarakat kita saat ini berada dalam kebingungan besar dan mencari orientasi: orientasi etis, orientasi mutu hidup bersama, orientasi arti dan makna keadilan sosial, serta orientasi di antara nilai-nilai budaya kuno dan baru.
“Nah, peran filosof dan teolog itulah yang dipersiapkan agar dapat ikut memberi orientasi,” tuturnya, dalam seminari yang dimoderatori oleh Aleksander Naununu, Lic. Phil itu.
• Gandeng Unika Musi Charitas dan PGU, Seminari Menengah St Paulus Palembang Gelar LDK
• Seminari St Vincentius a Paulo Garum Belajar Creative Writing dan Speed Reading Bersama PGU
• Kementerian PUPR Bangun Rusunawa untuk Seminari Menengah Lalian Atambua NTT

Mengapa Pancasila itu crucial?
Lebih lanjut tokoh nasional yang juga budayawan ini menjelaskan, Pancasila sebagai dasar filosofis etis Indonesia menawarkan kesempatan yang istimewa.
“Pancasila itu menawarkan kepada kita kesempatan untuk mengisi sila-sila itu sehingga semakin kondusif bagi suatu hidup bersama yang bermartabat,” kata Romo Magnis.
“Mengapa Pancasila itu crucial? Karena Pancasila adalah dasar bagi konsensus ratusan komunitas etnik, budaya, dan agama Nusantara untuk menjadi suatu Negara Indonesia, sebagai satu bangsa Indonesia,” tambahnya.
Pancasila, lanjut Prof Dr Magnis, di satu pihak menegaskan bahwa kita semua religius dan mau membangun suatu Negara yang mendukung relogiositas itu.
“Namun, religiositas bukan religiositas agama mayoritas, melainkan bahwa Indonesia dimiliki oleh semua komunitas agama, tanpa membedakan antara mayoritas dan minoritas,” tegasnya.
Romo Magnis melanjutkan, “Kita semua orang Indonesia. Ini merupakan kesadaran dari hasil proses kita menjadi bangsa, bangsa Indonesia. Dan ini menjadi mungkin karena dalam Pancasila kita saling menerima dalam kekhasan identitas masing-masing, sehingga kemajemukan itu bukannya mengancam, melainkan merupakan kekayaan kita bersama.”
“Pancasila tak lain adalah konsensus bersama Bangsa Indonesia bahwa kita semua bangsa Indonesia, kita semua memiliki Indonesia, tanpa membedakan antara etnik, budaya dan agama, jadi tanpa membedakan antara mayoritas dan minoritas,” tandasnya.

4 Unsur etika politik modernitas
Dalam kesempatan tersebut, Prof Dr Magnis juga menguraikan empat unsur paling dasar dalam etika politik modernitas, yaitu kebebasan beragama, hak-hak asasi manusia, demokrasi, dan keadilan sosial dalam kesatuan suatu Negara kebangsaan.
“Jelas, Pancasila itu secara etis-filosofis dan secara religius-teologis amat bagus, menarik dan menantang. Jelas juga, kita filosof dan teolog dipanggil untuk memberi isi,” tuturnya.
“Maka, dari filsafat dan teologi kita diharapkan dapat membantu bangsa Indonesia untuk semakin memahami dan merangkul Pancasila,” imbuh Romo Magnis.
Antusias
Kegiatan ini diikuti antusias oleh para mahasiswa. Tak hanya menanggapi pemaparan narasumber, tetapi juga melontarkan berbagai pertanyaan seputar Pancasila dan tantangannya dewasa ini.
Kegiatan Seminar Nasional ini diselenggarakan oleh Fakultas Filsafat di bawah kinerja Unit Kegiatan Ilmiah yang diketuai Dalam sambutannya ia
“Mari kita semua saling bahu-membahu mewujudkan visi-misi yang telah diulas secara tematis dan sistematis oleh Romo Magnis,” tutur Leo Agung Srie Gunawan, Lic. Phil, Ketua Unit Kegiatan Ilmiah Fakultas Filsafat, UNIKA Santo Thomas.

Acara ini ditutup dengan ramah-tamah dan mangulosi, yaitu pemberian cindera mata berupa ulos, kain khas Batak Sumatera Utara, oleh Dekan Fakultas Filsafat Unika Santo Thomas, Dr Gonti Simanullang, kepada Romo Magnis.
“Semoga Romo Magnis senantiasa sehat dan selalu semangat dalam karya memberi sumbangan ide dan gagasan besar bagi Indonesia,” tutur Dr Gonti. (STFT St Yohanes Pematangsiantar: Nicolaus Heru Andrianto/Benediktus Bagus)