Franz Magnis Suseno Sebut Papua Tak Sama dengan Timtim, Minta OPM Hentikan Pendekatan Senjata
"Papua bagian sah dari Indonesia tetap akan jadi bagian sah dari Indonesia. Jangan kira Papua sama dengan Timor Timur,"
Rohaniawan Franz Magnis Suseno menegaskan bahwa Papua tidak sama dengan Timor Timur (kini bernama Timor Leste) yang merdeka pada 2002.
Hal tersebut disampaikan Franz dalam konferensi pers tentang Papua dari Gerakan Suluh Kebangsaan di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).
Franz yang semula merupakan warga negara Jerman dan sudah berstatus sebagai WNI sejak tahun 1977 itu menyerukan agar Organisasi Papua Merdeka (OPM) menghentikan pendekatan bersenjata mereka.
• VIDEO: Purnawirawan TNI Sebut Organisasi Papua Merdeka Lebih dari Teroris
• Reaksi Panglima OPM Soal Kominfo Blokir Jaringan Internet di Papua: Indonesia Kehilangan Akal Sehat
• FAKTA Anggota TNI Pratu DAT Jual Amunisi ke OPM, Ditangkap Saat Sedang Datang ke Acara Kedukaan
Menurut dia, hal tersebut tidak mempunyai masa depan dan hanya akan menambah pembunuhan serta kematian yang merugikan Papua.

"Papua bagian sah dari Indonesia tetap akan jadi bagian sah dari Indonesia. Jangan kira Papua sama dengan Timor Timur," ujar dia.
• Mahfud MD Menyebut UAS Tak Perlu Minta Maaf Soal Ceramahnya, Tapi Kalau Mau Minta Maaf Bagus Juga
Ia mengatakan, Papua adalah bagian dari Indonesia, sehingga jika ada persoalan seperti saat ini, harus dicari jalan keluar demi persatuan.
OPM merupakan gerakan separatis yang mengedepankan kekerasan dan berupaya agar Papua bisa merdeka dari Indonesia.

"Papua juga bisa diberikan perlakuan-perlakuan yang diharapkan," kata dia.
• Gaikindo Sebut Kendaraan Listrik Belum Bisa Mengaspal di Indonesia, Ini Penjelasannya
"Bagi saya yang jadi pertanyaan, sudah hampir 60 tahun Papua dan Papua Barat selalu jadi bagian di bawah pemerintah Indonesia kok tetap belum damai?" lanjut dia.
Menurut Franz, masyarakat Papua merasa tak dianggap sehingga insiden rasisme yang terjadi di Surabaya berujung pada kerusuhan.
"Mereka sering merasa tidak dianggap dan itu terlihat dalam security approach. Kalau ada kerusuhan di Papua, selalu banyak orang tewas daripada di tempat lain. Mereka merasa bahwa mereka tak dianggap," ujar dia.
• Sistem Lotere akan Diterapkan Dalam Penjualan Tiket Konser dan Jumpa Penggemar BTS
Sementara itu Mantan Menteri Luar Negeri, Alwi Shihab berharap, semua pihak dapat menahan diri terkait dengan situasi dan kondisi Papua dan Papua Barat saat ini.
"Saya berdoa kiranya semua pihak dapat menahan diri dan menyelesaikan urusan keluarga kita dengan cara baik melalui dialog konstruktif, keterbukaan dan menghindari hal-hal yang menyangkut human dignity agar bisa hindari akibat dari hal tersebut," ucap Alwi
Ia mengatakan, insiden yang terjadi di Jawa Timur lalu, yakni aksi rasisme yang diterima mahasiswa Papua yang berujung kerusuhan di Papua dan Papua Barat, bukan suatu insiden yang tidak bisa terjadi di negara manapun.

Namun, dikarenakan hal tersebut terjadi di Indonesia, ia pun mengimbau agar pihak-pihak tertentu tak berusaha memancing di air yang keruh.