Virus Corona
Wakil Ketua Komisi IX Anggap Pemerintah Indonesia Terlalu Santai Menghadapi Wabah Virus Corona
Wakil Ketua Komisi IX DPR menuturkan pemerintah Indonesia terlalu santai dalam menangani wabah virus corona
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
PEMERINTAH Indonesia dianggap terlalu santai dalam menghadapi wabah virus corona.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh dalam acara Mata Najwa, Selasa (4/3/2020).
"Jangan sampai masyarakat gaduh karena ketidaktahuan. Seperti di Korea Selatan setiap 2 jam sekali ada sms blast yang menerangkan hal yang simple, gejala, apa yang harus dilakukan," kata Nihayatul.
Namun kondisi di Indonesia tidak ada sama sekali informasi seperti itu.
"Bahkan ketika waktu itu saya ada di Terminal 3 Ultimate saat Virus Corona sudah merebak pada awal Februari di sana belum disediakan hand sanitizer. Ketika di cek kembali ternyata di Terminal 3 ultimate baru disediakan 15 hand sanitizer. Itu kan sangat kurang," ujar politisi dari fraksi PKB.
"Saya yakin ketika virus corona merebak di dunia, di Indonesia juga sudah ada. Ada warga New Zealand yang kena Virus Corona setelah pulang dari Bali. Kita tidak bisa menutupi hal itu.
• DPD RI Sarankan Pemerintah Bentuk Crisis Centre Covid-19 untuk Tanggulangi Wabah Virus Corona
• Tudingan Wali Kota Depok Merugikan Warga di Lingkungan Pasien, Ini yang Sebenarnya Terjadi
Di daerah border pun nggak bersih-bersih amat kok. Namanya thermal scanner tak ada petugas yang menjaga.
Apalagi alat itu juga jaraknya sangat jauh ketika orang datang dari luar diperlukan waktu untuk sampai ke KKP.
"Pemerintah juga tidak terlalu terbuka dalam menyampaikan data orang yang suspect virus corona," tambah Nihayatul.
"Lalu apa kabar dengan warga Bali? Belum ada kabar apapun. Memang yang positif virus corona sudah 2 tapi yang suspect lebih dari 100. Masa baru dibentuk protokolnya," kata Nihayatul.
FOLLOW US:
Lantas Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Indonesia negara besar dengan 135 pintu masuk.
"Nah protokol ini memang sudah ada tapi harus lebih dipertegas lagi. Bukan selama ini kita tidak bekerja. dengan adanya kejadian di Wuhan, kapal World Dream dan Diamond Prince semua kita tangani dengan baik. kalau tak punya protokol gak seperti itu," jawab Moeldoko.
Soal data, akhirnya Moeldoko membuka catatannya, per 3 Maret 2020 pukul 18.00, ada 370 orang yang diuji laboratorium 354 orang negatif; 2 orang positif corona, dan dalam proses sebanyak 14 orang.
"Dan sebanyak 118 WNA sudah kita tolak masuk ke Indonesia," ujarnya.