Pembunuhan

Sebulan Baru Terungkap, Ayah Kandung Pembunuh Siswi SMPN 6 Tasikmalaya Tersentuh Saat Dibawa ke Sini

Sebulan Baru Terungkap, Ayah Kandung Pembunuh Siswi SMPN 6 Tasikmalaya Tersentuh Saat Dibawa ke Sini

KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
Satreskrim Polres Tasikmalaya terus menyelidiki pengungkapan kasus misteri kematian siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya, Jumat (31/1/2020). 

Delis Sulistina (13), siswi SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya, yang mayatnya ditemukan digorong-gorong sekolah ternyata dibunuh ayahnya sendiri, Budi Rahmat (BR), 45 tahun.  

Nah, bagaimana polisi bisa mengungkapkan fakta tersebut, itulah uniknya.

Sebelum polisi sampai pada kesimpulan bahwa BR lah tersangka pembunuhnya, polisi sempat membawa BR ke rumah kosong di Jalan Laswi.

Ironi Siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Ayah Ibunya Cerai, Sering DIbully, Ditemukan Tewas Digorong-gorong

Pohon Kurma di Masjid Agung Kota Tasikmalaya Berbuah, Dua Bulan Lagi Panen, Ini Manfaat untuk Tubuh

Rumah itu tempat BR menghabisi Delis dengan cara dicekik.

Budi Rahmat alias BR (45) baru menyesali telah membunuh putrinya sendiri, Delis Sulistina (13) atau Desi, siswi SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya.
Budi Rahmat alias BR (45) baru menyesali telah membunuh putrinya sendiri, Delis Sulistina (13) atau Desi, siswi SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya. (TribunJabar.id/Firman Suryaman)

"Ketika saya dibawa ke rumah itu. Saya langsung lemas. Ingat kembali saat-saat menghilangkan nyawa Delis.

"Akhirnya saya mengakui bahwa memang saya lah yang membunuh Delis," kata BR di Mapolres, Selasa (3/3).

Seperti diketahui jasad Delis ditemukan di dalam gorong-gorong depan sekolah, Jalan Cilembang, Senin (27/1) sore.

Jajaran Satreskrim Polres Tasikmalaya kemudian melakukan penyelidikan, dan tepat sebulan akhirnya mengungkap bahwa pembunuhnya tak lain adalah BR.

Manajemen Barito Putera Rela Lepas Bagus Kahfi Berkarier di Eropa

Motifnya karena BR merasa kesal terhadap Delis yang terus merengek meminta biaya study tour Rp 400.000.

Saat itu BR hanya memiliki uang Rp 300.000, itu pun Rp 100.000 di antaranya pinjam kepada majikannya.

Padahal baru kali itu Delis meminta uang, sejak 10 tahun BR bercerai dengan Wati Candrawati (46), yang juga ibu kandung Delis.

Karena malu dilihat orang bertengkar dengan anak, BR kemudian mengajak Delis ke sebuah rumah kosong.

Di situlah kemarahan BR memuncak dan mencekik leher Delis hingga kehabisan nafas dan meninggal.

Ini Dia Si Kumang, Maskot Baru Tim Laskar Padjajaran

Malam harinya BR membawa jasad Delis ke depan sekolah dan tubuh putri kandungnya itu dimasukkan paksa ke dalam gorong-gorong, dengan tujuan agar dikira terbawa arus deras.

Saat itu hujan deras turun.

Menurut BR, setelah mengaku bahwa ia yang menghabisi Delis, dirinya sempat meminta izin kepada petugas, untuk mendoakan arwah Delis agar diterima di sisi-Nya, persis di posisi di mana Delis dicekik yaitu di dalam kamar.

"Saya sangat menyesal. Saat itu memang saya akhirnya marah, karena Delis terus merengek meminta uang secara penuh Rp 400 ribu. Saya cekik lehernya hingga tampak kehabisan nafas," ujar BR.

Polisi mengancam BR dengan UU Perindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Video Gadis Cantik Penjual Kopi Kampung Jengkol, Jual Sketsa Artis K-Pop untuk Melanjutkan Sekolah

Mimpi Tukang Cilok Didatangi Delis

Sementara itu, Teteng Sugianto (53), tukang cilok yang pertama kali menemukan jasad Delis Sulistina di dalam gorong-gorong depan SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1) sore, mengaku bermimpi melihat Delis Sulistina duduk di atas gorong-gorong.

Dalam mimpi itu Delis Sulistina terlihat mengenakan baju seragam putih dan bergumam kenapa ayahnya tega membunuhnya.

Mimpi itu muncul sehari setelah Teteng secara tak sengaja menemukan jasad Delis di dalam gorong-gorong.

"Saya baru berani menceritakan mimpi yang saya alami sebulan lalu, karena polisi sudah berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap Delis, yaitu BR (45), ayah kandungnya sendiri," ujar Teteng, saat ditemui, Minggu (1/3/2020).

Sepupu BCL Kritik Indonesian Idol 2020, Ivan Permana Sebut Tak Seharusnya BCL Dibikin Nangis

Teteng mengaku bermimpi melihat Delis duduk di atas gorong-gorong sambil menangis dan bergumam kenapa ayahnya sampai tega membunuh dirinya.

"Saya langsung bangun setelah mimpi itu. Ketika saya dimintai keterangan oleh polisi hingga dini hari, mimpi saya juga disampaikan. Polisi tampak respon, tapi katanya mereka tidak bisa menuduh sembarangan karena harus ada bukti," ujar Teteng.

Teteng tidak mengerti kenapa ia sampai bermimpi seperti itu.

Namun yang jelas, Teteng merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad Delis dalam gorong-gorong.

Senin (27/1) sore itu ia masih jualan cilok persis di atas gorong-gorong dimana jasad Delis berada.

Sejak pagi sebenarnya sudah tercium bau tak sedap. Karena hingga sore masih tercium, ia berinisiatif menengok ke dalam gorong-gorong.

VIDEO : Detik-Detik Gunung Semeru Erupsi, Semburkan Awan Panas Sejauh 750 Meter

"Saya nengok ke dalam, dan ternyata di dalam gorong-gorong sekitar empat meter itu terdapat tubuh manusia," ujar Teteng.

Ia kemudian memindahkan roda ciloknya dan menggali dibantu seorang warga.

Benar saja setelah gorong-gorong tembus, terlihat ada tubuh manusia.

Makanya, lanjut Teteng, ketika polisi akhirnya menyebut Delis menjadi korban pembunuhan dan pelakunya adalah BR, dirinya tak begitu terkejut.

"Mimpi saya ternyata benar dan saya sendiri sejak awal sudah yakin Delis dibunuh ayahnya ," katanya.

Heboh Aksi Mesum Pria Julurkan Hape di Bawah Rok Perempuan di Bandung, Begini Faktanya

Pengakuan Awal Ayah Delis

Sebelum ditetapkan menjadi tersangka, ayah Delis, Budi Rahmat ternyata sempat diwawancarai Tribun Jabar di rumahnya.

Sejak Delis ditemukan tak bernyawa di dalam gorong-gorong depan sekolahnya, SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, Senin(27/1/2020), sang ayah tak pernah muncul.

Ternyata ayah korban  sehat-sehat saja.

Hanya saja ia mengaku syok atas kematian Delis dan berupaya untuk tidak muncul di publik.

Budi sendiri telah lama bercerai dengan Wati Candrawati (46), ibu kandung Desi, dan menikah lagi dengan perempuan lain.

Antisipasi Virus Corona, Pengunjung Peluncuran Samsung Galaxy S20 Harus Cek Suhu dan Isi Formulir

"Hingga saat ini saya masih syok atas kematian Desi. Saya juga masih merasa gugup setelah diperiksa polisi sampai subuh saat Desi ditemukan dalam gorong-gorong," kata Budi, saat ditemui di rumah kontrakannya di Kecamatan Tawang, Selasa (11/2/2020) sore.

Jasad Desi ditemukan dalam gorong-gorong setelah dinyatakan hilang sejak berangkat sekolah, Kamis (23/1/2020).

Ibu korban melaporkan kehilangan Desi ke polisi, Jumat (24/1), dan polisi pun bergerak melakukan penyelidikan.

Diluar dugaan tubuh Desi ditemukan tak bernyawa dalam gorong-gorong depan sekolahnya, Senin (27/1).

Budi mengungkapkan, saat diberitahu bahwa Desi ditemukan tewas dalam gorong-gorong, ia langsung menuju lokasi sekolah.

TERSEBAR! Video Remaja Foto Bawah Rok Wanita di Minimarket, Terjadi saat Antre di ATM: Kirain Maling

Ia pun turut mengantar jenazah ke Kamar Mayat RSU dr Soekardjo.

"Terakhir bertemu dengan Desi, ia datang ke tempat kerja saya di sebuah rumah makan di Jalan BKR.

Setelah itu saya tidak bertemu lagi, sampai akhirnya Desi ditemukan meninggal dalam gorong-gorong," ujar Budi.

Terkait pengakuannya bahwa Desi ada di rumahnya, ketika didatangi pihak sekolah, Jumat (24/1), menurut Budi, dirinya saat itu sedang kambuh penyakitnya sehingga menjawab sekenanya agar tamu dari sekolah itu segera pulang.

"Ada memiliki kelainan di dalam otak sejak lahir, karena sewaktu ibu saya hamil suka minum obat-obatan. Itu pengakuan ibu saya sendiri," kata Budi.

Sama seperti Wati, Budi pun ingin kepastian penyebab kematian Desi segera terungkap.

"Kalau ternyata korban kejahatan, saya minta pelakunya dihukum berat," ujarnya kala itu.

Persiapan Menuju Sentul Hill Trail Run 2020, Ayo Berlatih Lari Metode Maffetone Bersama Skolari!

Ayah Delis Diperiksa Polisi

Sembilan saksi dimintai keterangannya oleh polisi terkait kematian Delis Sulistina (13) alias Desi, siswi SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, yang jasadnya ditemukan dalam gorong-gorong depan sekolah, Senin (27/1/2020) sore.

Dari sembilan saksi, keluarga korban juga ikut dimintai keterangan, termasuk ayah korban.

"Iya benar, termasuk ayah kandung korban," kata Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, Kamis (6/2/2020).

Ibu kandung korban, Wati Candrawati, mengungkapkan, sejak jasad Delis ditemukan, ia tak pernah bertemu mantan suaminya itu.

Sekolah di Tangerang Mulai Terapkan Pembersih Tangan Guna Tangkal Virus Corona

Mereka memang telah bercerai lebih dari lima tahun lalu.

Namun saat Delis dinyatakan hilang sejak Kamis (23/1/2020), dirinya menemui mantan suaminya itu Jumat (24/1/2020).

"Saya sengaja datang karena dia bilang ke guru yang mendatanginya bahwa Delis ada sama dia. Tapi ternyata tidak ada," kata Wati.

Kemudian bertemu lagi saat di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.

"Terakhir melihat dia saat jenazah Delis dibawa ke kamar mayat rumah sakit, Senin (27/1) sore. Sejak itu tak pernah melihat lagi. Ketika kami menggelar tahlilan, dia juga tidak datang," ujarnya.

Tadinya, lanjut Wati, dirinya berharap ayah kandung Desi bisa hadir dan memberikan sumbangan untuk pelaksanaan tahlil.

Tapi nyatanya sampai hari ke tujuh tahlinan, dia tak memperlihatkan batang hidungnya lagi.

Menurut Wati, mantan suaminya sudah menikah lagi dan bekerja di sebuah rumah makan di Jalan BKR.

"Dia sudah menikah lagi dan setiap bulan memberi uang untuk anak-anaknya Rp 100 ribu," ujarnya.

Namun Wati tak mempersoalkan besaran uang itu karena dia pun maklum terhadap kondisi perekonomian suaminya.

SEJUMLAH Masjid Tolak Ceramah Ustaz Yusuf Mansur karena Hoax,

Wati menceritakan firasat dan kesedihannya saat membereskan pakaian anaknya, sehari sebelum diumumkan penyebab kematian Delis oleh Kepolisian.

Saat itu, Wati mengaku teringat hendak memindahkan pakaian korban dari kamar tidurnya yang saat ini dipakai oleh adik korban yang masih berumur 11 tahun.

Pakaian korban pun dibereskan dan dikumpulkan dalam satu lemari khsusus di bagian tengah rumah.

Wati pun tiba-tiba terhenyak saat melihat pakaian seragam biru putih korban dan teringat dengan seragam Pramuka yang dikenakan korban saat ditemukan membusuk di gorong-gorong sekolahnya.

"Mungkin kemarin ada tanda-tandanya (firasat), saat membereskan pakaian almarhumah (Delis) saya langsung menangis dan teringat seragam pramuka korban yang masih terpakai saat ditemukan tewas. Saya pun menangis lama," kata Wati.

"Padahal, saya selama beberapa pekan ini sudah berusaha tegar," lanjut Wati, sembari mencucurkan air mata dengan tatapan kosong kepada empat orang wartawan di depannya, Rabu malam.

12 Maret 2020, Xiaomi Luncurkan Suksesor Redmi Note 9 dan Note 9 Pro, Ini Bocoran Keunggulannya

Yang ia tak menyangka adalah pelaku ternyata ayahnya sendiri, alias mantan suaminya.

"Eh, sekarang saya dapat kabar pengungkapan kasusnya," tambah Wati, sembari dihibur oleh para wartawan dengan melontarkan pertanyaan humor lainnya terkait kapan akan menikah lagi.

"Sumpah Pak, saya gak kepikiran ke sana selama ini," tukas Wati, dibarengi senyuman walau kedua bola matanya memerah menahan tangis.(*)

 Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Terungkap, Cara Cerdik Polisi Bikin Budi Rahmat Mengakui Bunuh Delis, Penulis: Firman Wijaksana

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved