Penangguhan Perjalanan Umrah
Pengendapan Dana Jamaah Terkait Penangguhan Umrah Akibat Corona Capai Triliunan Rupiah
Akan ada dampak cukup besar dan rumit apabila penangguhan tersebut dilakukan dalam waktu cukup lama
Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Feryanto Hadi
Pihak asosiasi dikatakan Richan, sudah mencoba bernegosiasi dengan pemerintah dalam rangka menghadapi potensi kerugian yang bisa ditimbulkan dari kebijakan penangguhan tersebut
Richan bersyukur, sebab dalam hal ini pemerintah memberikan perhatian bahkan memberikan solusi.
"Untuk potensi kerugian alhamdulillah sudah diatasi pemerintah. Jadi, kalau untuk komunikasi mengenai akomodasi, maskapai, itu sudah kita lakukan."
"Alhamdulillah Jumat pagi setelah pertemuan dengan menteri-menteri terkait, kita sudah diberi angin segar bahwasanya maskapai harus bisa reshcedule tanpa biaya. Kemudian hotel juga diminta reshcedule tanpa biaya. Itu angin segar bagi travel," jelasnya.
Hanya saja, Richan mengungkapkan, dari kacamata ekonomi, kebijakan tersebut tetap saja merugikan.
Sebab, akan ada triliunan rupiah dana yang tidak berputar selama masa penangguhan itu berlangsung
"Dua sampai tiga minggu vakum, kita estimasikan kalau ada 100 ribu jamaah, dengan harga minimal Rp20 juta, maka pengendapan dana sekitar Rp2 triliun. Karena prosesnya sudah berjalan, sudah masuk maskapai, sudah dibayarkan ke pihak hotel. Dan perputaran uangnya berhenti," ungkapnya.
• Ini Langkah PT Angkasa Pura II Usai Arab Saudi Hentikan Umrah Akibat Virus Corona
• UPDATE Pengusaha Travel Haji dan Umrah Sarankan Tiga Opsi untuk Pemerintah Terkait Penghentian Umrah
Richan menambahkan, berbagai upaya lain juga terus dilakukan, salah satunya meyakinkan pihak Arab Saudi bahwa Indonesia hingga saat ini bebas dari virus Corona.
"Kami asosiasi mengimbau kepada jamaah supaya mengerti. Arab Saudi juga membuat kebijakan ini bukan tanpa alasan, buat kemaslahatan ummat. Apalagi juga soal persiapan haji nanti. Karena haji nanti dua juta orang akan berkumpul dalam hari dan tempat yang sama, tuturnya.
Jamaah memahami
Direktur Arminareka Perdana, Darnely Guril, mengungkapkan, sejauh ini pihaknya tidak mendapatkan protes dari jamaah terkait penangguhan keberangkatan itu. Ia menyebut, jamaah memahami kebijakan dari Arab Saudi.
"Nggak ada satupun jamaah yang protes dan nggak ada satupun jamaah yang datang untuk dikembalikan uangnya. Mereka paham kok," ungkapnya.
Sebagai perusahaan penyelenggara perjalanan terbesar saat ini, Darnely Guril mengaku tidak begitu mempermasalahkan kebijakan tersebut selama dilakukan demi kemaslahatan ummat.
"Kita tidak pernah bilang rugi, tapi keuntungannya memang berkurang. Tapi saya berpikir, meskipun (keuntungan) secara ekonomi berkurang, tapi secara pahala kita kan tetap," katanya.
Ia menyebut, sudah melakukan berbagai langkah terkait penangguhan tersebut. Misalnya, melakukan pengurusan refund atau melakukan upaya reschedule baik akomodasi maupun transportasi.