Guru Aniaya Murid
Guru SMA di Bekasi yang Pukuli Siswa Terkenal Temperamental, Pihak Sekolah Mengaku Kecolongan
VIDEO seorang guru SMA di Bekasi diduga melakukan kekerasan terhadap siswanya, beredar viral.
Penulis: Muhammad Azzam |
VIDEO seorang guru SMA di Bekasi diduga melakukan kekerasan terhadap siswanya, beredar viral.
Video itu beredar di media sosial Facebook dengan akun Kartolo Wijonarko.
Video itu juga beredar di pesan WhatsApp.
Dalam video itu, dugaan tindakan kekerasan dilakukan dengan cara memukul siswa di hadapan siswa lainnya, di lapangan sekolah.
Guru itu terlihat memukul siswa tersebut berkali-kali pada bagian punggung dan kepala.
Setelah ditelusuri, video itu terjadi di SMA di Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
• Cuma Salah Paham, Penumpang yang Merasa Hendak Diculik Sopir Taksi Online Segera Cabut Laporan
Irnatiqoh, Wakil Bidang Humas SMA itu, membenarkan kejadian tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/2/2020) lalu.
Ada dua siswa yang mendapatkan tidakan itu, yakni R dan A. Keduanya merupakan kelas 12.
• TUJUH Terdakwa Kasus Pembunuhan Ayah dan Anak Disidang, Dua Tersangka Lagi Masih Buron
Sesuai tata tertib sekolah, siswa yang datang terlambat dan tak memakai atribut lengkap sekolah, terlebih dahulu dikumpulkan untuk mendapatkan pembinaan.
"Intinya teman-teman kita (guru yang ada pada video) itu ingin mendisiplinkan anak-anak."
"Cuma caranya aja yang kurang tepat," kata Irnatiqoh saat ditemui awak media, Rabu (12/2/2020).
Dikenal Temperamental
Ia menerangkan, oknum guru yang melakukan tindakan kekerasan itu berinisal I, dan menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
Oknum guru I itu juga telah mengajar di sekolah sejak awal berdiri sekolah itu pada 2005 silam.
"Beliau itu secara memberikan materi itu bagus orangnya, sangat pandai."
• Zulkifli Hasan Jadi Ketua Umum Lagi, PAN Dianggap Lepas dari Belenggu Amien Rais
"Dan beliau termasuk penulis buku, terutama di bidang beliau, yaitu geografi dan sosiologi. Cuma beliau agak temperamen," bebernya.
Pihak sekolah sebenarnya sudah mengetahui karakter guru tersebut.
Sehingga, jarang sekali diberikan keleluasaan untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak yang tidak disiplin atau melanggar aturan sekolah.
Sekolah Kecolongan
Ia mengakui kejadian pada Selasa lalu pihaknya kecolongan.
Sebab, seharusnya guru itu selalu dalam pengawasan karena khawatir atas karakternya tersebut.
"Saya kemarin memang kecolongan, anak-anak saya bawa masuk ke lapangan."
• Mahfud MD: Kombatan ISIS Asal Indonesia Tak Mengaku Sebagai WNI, Siapa yang Minta Dipulangkan?
"Pas di lapangan saya pilih, yang putra siapa yang pimpin kasih pembinaan itu, yang putri siapa," ucap dia.
"Tapi saya enggak ada di situ karena ada tamu orang tua siswa."
"Saya baru tinggal, balik lagi mau ke ruangan saya sudah terjadi seperti itu," ungkap Irnatiqoh.
• Yudian Wahyudi Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila, Fadli Zon Minta BPIP Dibubarkan
Akan tetapi, katanya, sebenarnya tindakan yang dilakukan oknum guru tersebut baik untuk melakukan pembinaan.
Tapi, caranya tidak tepat dan berlebihan.
"Tapi saat kejadian kemarin, guru itu langsung minta maaf dan jelaskan kalau yang dilakukan agar jangan diulangi lagi."
• PROFIL Kepala BPIP yang Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila, Pernah Larang Mahasiswi Pakai Cadar
"Saya yang datang juga langsung menyetop tindakan itu," jelasnya.
Selama ini pihak sekolah yang menyandang predikat A itu, selalu mengedepankan kedisiplinan kepada siswanya.
Siswa yang telat datang ke sekolah bakal diberikan pembinaan sebelum masuk ke ruang kelas.
• DAFTAR 34 Pemain yang Dipanggil Shin Tae-yong untuk Timnas Senior, Bali United Sumbang 7 Personel
"Kita masuk 6.45 WIB, 15 menit itu dipakai buat tadarusan dan beri keringanan siswa sampai jam 7."
"Tapi kalau datang di atas jam 7 kita berikan pembinaan," terangnya.
Selama ini siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib sekolah mendapatkan pembinaan, dengan cara memberikan pemahaman pentingnya kedisipilinan.
• Dapat Penghargaan dari Malaysia, Novel Baswedan: Semoga Dapat Ditularkan ke Pemerintah Indonesia
"Biasanya kami setop di situ, setelah anak-anak selesai literasi dan tadarus kita bawa ke lapangan."
"Kemudian kita catat dan sampaikan wejangan-wejangan. Enggak pernah kita kontak fisik," paparnya.
Dinonjobkan
Saat ini, tutur Irnatiqoh, pihaknya masih menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk sanksi atas tindakan yang dilakukan oleh oknum guru berinsial I tersebut.
"Kami masih nunggu untuk itu, tapi kalau dari sekolah guru itu telah di nonaktif, non job lah sebagai bagian bidang kesiswaan," paparnya.
Bukan Zamannya Lagi Kekerasan
Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, tidak seharusnya seorang guru menghukum muridnya dengan memukul.
Menurut dia, lebih baik guru memberikan pengajaran yang edukatif dan bermanfaat.
"Ya bukan zamannya lagi kekerasan, saya rasa ini udah bagian dari etika," ujar Tri di SMA itu, Rabu (12/2/2020).
• COVID-19 Jadi Nama Resmi Virus Korona, Ini Artinya
Tri menyarankan agar para guru memberikan hukuman yang edukatif.
Misalnya, dengan menghafalkan Alquran dan memberikan pekerjaan rumah tambahan.
"Bisa juga dengan mengurangi skors nilai mereka (murid), jadi harus dilakukan secara terbuka."
"Bayangkan saja anak kita yang digituin (pukul)," tuturnya. (*)