Virus Corona
UPDATE Dugaan Ular dan Kelelewar Sebagai Penyebar Virus Corona Terbantahkan, Binatang Ini Sumbernya
UPDATE Dugaan Ular dan Kelelewar Sebagai Penyebar Virus Corona Terbantahkan, Binatang Ini Sumbernya
Selama ini, kelelawar dan ular menjadi tersangka utama wabah corona di China yang kini mulai menyebar ke seluruh dunia.
Dengan korban jiwa, hingga berita ini diturunkan, mencapai 724 jiwa di seluruh dunia dan 34.000 kasus di 27 negara, corona benar-benar menjadi perhatian serius.
Maka dari itu, pencarian sumber utama dari penyebaran virus ini menjadi salah satu objek penelitian terbesar selain tentunya pencarian obat penyembuh dari virus corona.
• Status Virus Corona di Singapura, Imbauan Kementerian Kesehatan dan KBRI untuk Turis dan Warga
Sayangnya, ternyata selama ini terdapat kekeliruan mengenai hewan pertama yang menularkan corona ke manusia.
Jika selama ini Kelelawar dan ular selalu disebut-sebut sebagai penyebar virus corona Wuhan ke manusia, sebuah fakta baru justru membantahnya.
Lewat sebuah investigasi lanjutan, peneliti dari China menyatakan jika trenggiling berpotensi menjadi 'tersangka' sebagai perantara virus yang telah memakan korban lebih dari 500 orang ini.
Hal tersebut berdasarkan pengujian pada 1.000 sampel hewan liar.
• KRONOLOGI Istri Chrisye Meninggal, Mengeluh Pusing Saat Sedang Makeup
Tim peneliti yang berasal dari South China Agricultural University menemukan jika urutan genom virus trenggiling 99 persen identik dengan yang terdapat pada pasien virus corona.
Meski begitu, hasil tersebut masih menuai kontroversi.
James Wood, kepala departemen hewan di University menyebut kalau temuan tersebut bukanlah bukti ilmiah.
"Hanya melaporkan deteksi virus berdasarkan pengurutan kesamaan 99 persen saja tidak cukup," kata Wood.
Mata rantai yang hilang
Lain halnya dengan Wood, Arnaud Fontanet dari France's Pasteur Institute menyebut jika peran trenggiling sebagai perantara itu bisa saja benar.
Banyak hewan yang bisa menularkan virus ke spesies lain, salah satunya memang kelelawar.
Namun dalam kasus ini, ia menyebut kalau virus corona tidak langsung berpindah dari dari kelelawar ke manusia.
• Fadli Zon Mengungkap Faktor Mewujudkan Kemerdekaan Palestina Adalah Kesolidan Parlemen Negara Muslim
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus yang bersumber dari kelelawar tidak memiliki fitur yang diperlukan untuk menempel pada reseptor sel manusia.
Hanya saja, masih belum jelas hewan mana yang jadi perantaranya.
"Kami pikir ada hewan lain yang merupakan perantara," katanya seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (8/2/2020).

Fontanet percaya jika mata rantai yang hilang itu kemungkinan adalah mamalia, dan bisa saja trenggiling memang perantara itu.
Sisik trenggiling sering membuatnya menjadi sasaran pemburu untuk dijual dan digunakan sebagai obat.
• Penantang dan Pencekik Polantas Ketahuan Bawa Pisau dan Sengat Listrik, Alasan untuk Jaga-jaga
Pencegahan di masa depan
Adanya temuan ini menjadi sebuah bukti bahwa pencarian biang keladi virus corona belum berakhir.
Biar bagaimanapun mengidentifikasi hewan pembawa virus corona merupakan hal penting karena bisa mencegah kejadian serupa di masa depan, seperti misalnya melarang penjualan hewan liar di pasar.
Virus corona merupakan contoh terbaru betapa berbahayanya mengonsumsi hewan pembawa virus.
Peneliti dari National Center for Scientific Research yang berbasis di Prancis, Francois Renaud pun merekomendasikan untuk menyusun daftar semua hewan yang berpotensi menularkan virus ke manusia.
• Setelah Pacaran 6 Tahun 7 Bulan dan 21 Hari, Caesar Hito Melamar Felicya Angelista di Tepi Pantai
"Kita perlu melihat epidemi sebelum mereka datang, karena itu kita harus proaktif," paparnya.
Ular Kobra Terkait Virus Corona
Sebelumnya Ular Kobra dari China mungkin menjadi sumber coronavirus yang baru ditemukan.
Virus ini sudah memicu wabah infeksi saluran napas yang mematikan di China pada musim dingin tahun ini.
Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Wuhan, sebuah kota di China tengah, dan sudah menyebar secara cepat.
Sejak saat itu, orang-orang yang berpergian dari Wuhan telah menginfeksi orang di China dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Menggunakan sampel virus yang didapat dari pasien, peneliti di China sudah mengidentifikasi kode genetik dari virus ini dan menggunakan mikroskop untuk memotretnya.
Patogen yang bertanggung jawab atas pandemi ini adalah coronavirus jenis baru.
• Penantang dan Pencekik Polantas Ketahuan Bawa Pisau dan Sengat Listrik, Alasan untuk Jaga-jaga
Virus ini satu famili dengan virus penyebab sindrom pernafasan akut (SARS-CoV) dan sindrom pernafasan di Timur Tengah/flu unta (MERS-CoV), yang sudah menewaskan ratusan orang dalam 17 tahun terakhir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menamai virus yang baru sebagai coronavirus 2019-nCoV.
Kami adalah ahli virologi dan editor jurnal penelitian yang sedang mengamati isu wabah ini karena banyak pertanyaan yang perlu dijawab untuk mencegah penyebaran penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat ini.
Apa itu coronavirus? Nama coronavirus didapatkan dari bentuknya, yang digambarkan berbentuk mahkota atau terlihat seperti korona matahari ketika dilihat menggunakan mikroskop elektron.
Coronavirus disebarkan melalui udara dan menginfeksi pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan mamalia dan burung.
• Tanggapi Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral, Ketum PBNU: Jangan-jangan Strategi Politik
Meskipun kebanyakan anggota famili coronavirus hanya menunjukkan gejala seperti pilek ringan selama infeksi, SARS-CoV dan MERS-CoV bisa menginfeksi pernafasan bagian atas dan bawah serta menyebabkan penyakit pernafasan yang parah dan komplikasi lainnya pada manusia.
Virus baru (2019-nCoV) ini menyebabkan gejala yang serupa dengan SARS-CoV dan MERS-CoV.
Orang yang terinfeksi oleh golongan coronavirus ini akan menderita radang yang hebat.
Sayangnya, belum ada vaksin atau perawatan yang tersedia untuk infeksi coronavirus.
Kita perlu memahami siklus hidup virus jenis 2019-nCoV, termasuk sumbernya, dan juga cara penularan dan berkembang biak virus dengan lebih baik untuk mencegah dan mengobati penyakit ini.
Transmisi dari hewan ke manusia Baik SARS dan MERS diklasifikasikan sebagai penyakit virus menular dari hewan ke manusia.
• Warga Kebon Pala yang Kebanjiran 4 Meter Belum Dapat Bantuan, Keluar Rumah Pakai Tali Jemuran
Pasien pertama virus ini terinfeksi langsung dari hewan.
Hal ini mungkin terjadi karena pada hewan inang, virus telah memperoleh serangkaian mutasi genetik yang memungkinkannya untuk menginfeksi dan berkembang biak di dalam tubuh manusia.
Virus ini sekarang bisa disebarkan dari satu orang ke orang lain.
Studi lapangan sudah menemukan sumber utama dari SARS-CoV dan MERS-CoV adalah kelelawar.
Musang Bulan, mamalia asli Asia dan Afrika dan unta adalah perantara antara kelelawar dan manusia.
Dalam kasus penyebaran coronavirus tahun 2019, laporan menunjukkan bahwa kebanyakan pasien kelompok pertama yang dirawat merupakan pekerja atau pelanggan pasar makanan laut lokal yang juga menjual daging olahan dan hewan konsumsi termasuk unggas, keledai, domba, babi, unta, rubah, musang, tikus bambu, landak, dan reptil.
Namun, karena belum ada laporan yang menemukan virus corona menginfeksi hewan air, masuk akal jika coronavirus mungkin berasal dari hewan lain yang dijual di pasar itu.
Perkiraan bahwa virus 2019-nCoV didapatkan dari hewan di pasar juga didukung dengan penelitian terbaru.
Para ilmuwan melakukan analisis dan membandingkan urutan genetik 2019-nCoV dan semua coronavirus lainnya.
Penelitian kode genetik virus 2019-nCoV menunjukkan bahwa virus baru ini paling dekat dengan dua kelelawar SARS yang mirip dengan sampel coronavirus dari China. Sama seperti SARS dan MERS, kelelawar bisa menjadi asal virus 2019-nCoV.
• Effendi Simbolon Bilang Susunan Kabinet Indonesia Maju Bukan Dream Team, Sarankan Tak Usah Ada Menko
Para peneliti selanjutnya menemukan bahwa urutan kode RNA meningkatkan kadar protein, membentuk “mahkota” partikel virus yang mengenali reseptor pada sel induk.
Hal ini mengindikasikan virus kelelawar mungkin telah bermutasi sebelum menginfeksi orang.
Namun, saat peneliti melakukan analisis yang lebih detail terhadap urutan virus 2019-nCoV, hasil penelitian menunjukkan bahwa coronavirus ini kemungkinan berasal dari ular.
Dari kelelawar ke ular
Para peneliti menganalisis kode protein yang dimiliki oleh virus corona baru dan membandingkannya dengan kode protein dari coronavirus yang ditemukan di hewan yang berbeda seperti burung, ular, marmut, landak, manis (trenggiling), kelelawar, dan manusia.
Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa kode protein pada 2019-nCoV paling mirip dengan ular.
Ular sering berburu kelelawar di alam liar. Penelitian menunjukkan bahwa ular juga dijual di pasar makanan laut di Wuhan, meningkatkan kemungkinan 2019-nCoV bisa saja berpindah dari kelelawar ke ular dan ke manusia pada awal penyebaran coronavirus ini.
Namun, cara virus ini bisa beradaptasi dari hewan darah dingin ke darah panas tetap menjadi misteri.
Tim penulis dari laporan dan peneliti lain harus memverifikasi sumber dari virus ini melalui eksperimen laboratorium.
• Pandemi Virus Spanyol Seabad Lalu Telan 100 Juta Korban Jiwa, Virus Corona Belum Ada Apa-apanya
Mencari urutan virus 2019-nCoV pada ular menjadi hal pertama yang akan dilakukan.
Meskipun sejak pertama kali tersebar, pencarian hewan sumber virus ini menjadi sulit karena pasarnya sudah ditutup.
Sampel RNA dari hewan yang dijual di pasar dan berasal dari ular dan kelelawar liar diperlukan untuk memastikan sumber virus.
Meskipun demikian, temuan yang dilaporkan juga akan memberikan informasi cara mengembangkan protokol pencegahan dan pengobatan.
Menyebarnya virus 2019-nCoV juga menjadi pengingat bahwa masyarakat perlu membatasi konsumsi hewan liar untuk mencegah infeksi virus dari hewan ke manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Ular atau Kelelawar, Trenggiling Disebut Penyebar Virus Corona ke Manusia", Penulis : Kontributor Sains, Monika Novena