Virus Corona

Bikin Waswas, Ini Video Call Mahasiswi Indonesia dengan Orangtuanya Soal Virus Corona di Wuhan

Video Call Mahasiswi di Wuhan dengan Orangtuanya Soal Virus Corona, Bikin Waswas, Sempat Ngeluh Sakit Tenggorokan

Capture @KompasTV
Aprilia Mahardini, mahasiswi Indonesia di Wuhan. Ia kini terisolasi di kota itu karena merebaknya Virus Corona. Sempat video call dengan ortunya di Sidoarjo. 

Aprilia Mahardini (22) adalah satu di antara 11 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang belajar di Central China Normal University (CCNU) Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah.

Saat ini, Aprilia bersama 11 mahasiswa Unesa yang menempuh studi di CCNU ditempatkan di Asrama CCNU, Wuhan.

Orangtua Aprilia, Trisuto Kustihandono (53) mengatakan bahwa sebelum virus corona mewabah di Wuhan, China, anaknya sempat mengeluh sakit tenggorokan dan sariawan.

"Anak saya sempat khawatir, masalahnya sebelum virus itu mewabah, dia sempat mengeluh ada sariawan sama tenggorokannya sakit," kata Trisuto saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Mendengar kabar itu, Trisuto meminta sang anak untuk berobat ke dokter.

Namun, lantaran biaya berobat di China yang cukup mahal, Aprilia tidak jadi berobat.

Wuhan Seperti Kota Hantu, 13 Kota Ditutup, Mahasiswa Indonesia Minta Dievakuasi dari Wuhan

BREAKING NEWS:Pemerintah Resmi Stop Penerbangan ke Wuhan China dan Perketat Penerbangan ke Kota Lain

"Katanya biaya berobat di sana mahal. Tapi alhamdulilah sudah sembuh, sudah tidak apa-apa, sehat. Tadi pagi saya telepon kondisinya baik-baik kok," ujar dia.

Saat pertama kali mendengar informasi mewabahnya virus corona di Wuhan, Trisuto mengaku selalu memikirkan kondisi kesehatan anaknya itu.

Bahkan, setiap malam ia selalu bertukar kabar melalui aplikasi WhatsApp untuk mengetahui dengan pasti kondisi kesehatan anaknya yang kini terisolasi bersama 11 mahasiswa Unesa lainnya di Wuhan, China.

Jengkel Vicky Prasetyo Sengaja Gantung Status Pernikahan, Angel Lelga: Abis Cerai, Besoknya Nangis

"Untuk memastikan kondisi kesehatannya, saya komunikasi terus dengan anak saya setiap hari. Bahkan setiap hari bisa sampai 4-5 kali," kata dia.

Berdasarkan kabar yang ia dapat dari putrinya di Wuhan, keadaan di Kota Wuhan seperti kota mati.

Terlebih, sejak 23 Januari 2020, semua alat transportasi, baik kereta api, bus, maupun pesawat dari dan ke Wuhan ditutup total untuk sementara.

Ia mencemaskan kondisi anaknya apabila berlama-lama berada di ruang isolasi dan harus selalu diawasi ketika akan bepergian.

Kapolrestro Tangerang Kota Imbau Masyarakat Tidak Termakan Hasutan Organisasi Tak Jelas

Desakan kepada pemerintah

Untuk itu, Trisuto mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China agar tidak sekadar berkoordinasi tanpa ada langkah konkret.

Sebab, ia yakin para orangtua lain juga sangat mencemaskan kondisi kesehatan anaknya yang tengah menempuh studi di Wuhan, China.

"Saya ingin KBRI dan Kemenlu ambil langkah konkret. Nasib orang-orang di situ, terutama 12 mahasiswa Unesa itu termasuk anak saya segera teratasi. Apalagi penyebaran virus corona itu cepat sekali," kata dia.

Waspadai Penyebaran Virus Corona, Dinkes Kabupaten Bogor Sebar Surat Edaran ke RS dan Puskesmas

"Saya sebagai orangtua rasanya waswas terus. Enggak bisa tidur. Masalahnya penularannya kelihatannya terlalu mudah menjangkiti orang lain," kata Trisuto.

Di sisi lain, ia juga menginginkan agar 12 mahasiswa Unesa bisa segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Bahkan, jika perlu, para mahasiswa itu segera dipulangkan ke Tanah Air.

"Kalau proses pemulangannya belum memungkinkan. Paling tidak anak-anak itu ditempatkan di tempat yang lebih kondusif yang agak aman. Permintaan kami begitu," kata dia.

Sejumlah mahasiswa yang terjebak di Wuhan karena diisolasi, mereka sangat mengalami kesulitan dalam beraktivitas
Sejumlah mahasiswa yang terjebak di Wuhan karena diisolasi, mereka sangat mengalami kesulitan dalam beraktivitas (Kompas.com)

Sebelumnya, Rektor Unesa Nurhasan memastikan 12 mahasiswanya tersebut dalam kondisi sehat dan aman.

Saat ini, menurut Nurhasan, kantor urusan internasional Unesa terus berkomunikasi dengan Kemenlu terkait informasi terbaru dan kondisi kesehatan mahasiswanya di Wuhan.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan akan terus berkonsultasi dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RRT di Surabaya untuk membantu memantau perkembangan seluruh mahasiswa asal Jatim, sehingga tidak sampai terpapar virus corona.

"Pemprov Jatim akan melakukan yang terbaik, karena mereka adalah anak-anak Jatim dan ini menjadi perhatian kita. Termasuk di antaranya mengupayakan opsi pemulangan jika itu merupakan langkah terbaik," kata Khofifah.

Menyita Perhatian

Sebelumnya, kisah seorang mahasiswa asal Indonesia bertahan kala Wuhan, dilanda wabah virus Corona menyita perhatian.

Pria bernama Rio Alfi itu membuat video pribadi dan menceritakan kondisi perkotaan ditutup akibat menyebarnya virus Corona atau nCOV.

Satu dari sekian Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Tiongkok tersebut mengaku hanya bisa menunggu kabar baik dari pemerintah setempat dan KBRI.

Dia pun bercerita bahwa stok makanan mulai menipis dan harga sembako di Wuhan naik.

4 Jam Lebih Jalani Sidang, Pablo Benua Akui Kelaparan karena Belum Makan

Serta berharap dapat segera dievakuasi ke kota yang lebih aman dari virus Corona.

Cerita WNI mahasiswa di Wuhan berdiam di kamar akibat wabah virus corona.

Video kisah Rio Alfi dapat dilihat pada tayangan Youtube Kompas TV.

Hingga Minggu (26/1/2020) sore, video yang diunggah Kompas TV kemarin Sabtu (25/1/2020) itu telah disaksikan sebanyak 380.591 kali.

Lalu disukai hampir enam ribu kali dan dikomentari sebanyak 1.314 komentar.

Dalam video, Rio bercerita, Wuhan sudah ditutup selama tiga hari.

Artinya segala macam aktivitas manusia dibatasi, transportasi umum juga ditutup.

"Saya masih berada di Wuhan, sudah tiga hari Wuhan di Locked Down, transportasi umum sudah ditutup baik kereta, bus, subway dihentikan sementara waktu," paparnya.

Dia juga mengungkap keterbatasan beraktivitas menggunakan sepeda listrik seperti biasanya.

Mulai hari ini, mahasiswa dilarang menggunakan sepeda listrik kecuali mendapat izin dari pihak kampus.

Itupun harus melewati sejumlah prosedur seperti registrasi.

ABK yang Terapung di Tengah Laut Selama 12 Jam Pernah Dapat Pelatihan

"Kemungkinan tidak bisa lagi pakai sepeda listrik," paparnya.

Dengan keterbatasan akses itu, dirinya mengaku hanya bisa terdiam di kamar sembari menunggu kabar baik dari pihak berwenang.

Demikian juga berdasarkan arahan dari pihak kampus agar mahasiswa tak tertular virus corona.

"Jadi instruksi dari kampus memang disarankan untuk berdiam diri di kamar masing-masing dan menghindari tempat-tempat keramiaan supaya tidak terjangkit virus corona dan menjaga kebersihan," ucapnya.

"Apabila keluar rumah harus pakai masker, setelah dari luar harus mencuci tangan, sebelum makan harus mencuci tangan."

Makanan menipis, minta dievakuasi, KBRI?

Rio mengatakan, saat ini Wuhan sudah membangun rumah sakit baru untuk menangani virus corona.

Sementara 93 mahasiswa Tanah Air masih berada di Wuhan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

Untuk kebutuhan selama Wuhan ditutup, Rio mengungkap bahwa ketersediaan makanan di kota itu mulai menipis.

Harganya pun mulai naik.

Terutama sembilan bahan pokok makanan alias sembako.

"Bagi kami mahasiswa yang mengandalkan beasiswa kemungkinan tidak mencukupi ya (membeli sembako)," ucapnya.

Informasi yang ia terima dari pengurus PerhimpunanPelajar Indonesia Tiongkok di Wuhan, KBRI belum memberikan langkah konkrit untuk para mahasiswa, conothnya seperti evakuasi ke kota yang lebih aman.

Pihak KBRI, kata dia, belum memberikan keputusan terbaru untuk para pelajar Indonesia di sana.

"Kami semuanya berharap jadi dapat solusi yang terbaik, bisa dievakuasi di kota yang lebih aman lagi," ungkapnya.

"Nah untuk sementara yang terbaik berdiam diri di kamar tidak kemana-mana, jadi memang seperti itu," kata dia.

Simak videonya:

Apa itu virus corona?

Virus corona adalah istilah yang digunakan untuk sekelompok virus terutama yang ditemukan pada hewan.

Virus corona adalah jenis penyakit zoonosis di mana infeksi menyebar dari hewan ke manusia.

Ada sekitar enam virus corona yang diidentifikasi oleh para ilmuwan hingga saat ini yang memengaruhi manusia dan menyebabkan gejala ringan hingga parah.

Namun, penyebaran virus corona baru-baru ini di China belum diidentifikasi.

Kasus pertama virus corona ditemukan pada tahun 1960 pada seorang pasien yang menderita flu biasa.

Nama 'corona' diberikan kepada virus berdasarkan bentuk mahkotanya bila dilihat dari mikroskop elektron

Virus semacam itu seringkali tidak berbahaya dan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan, terutama selama musim dingin.

Orang-orang sering terinfeksi dengan virus corona di beberapa titik dalam kehidupan mereka, sembuh dan mungkin mendapatkan infeksi lagi setelah beberapa bulan.

Penyebab penyebaran virus corona sering memengaruhi saluran pernapasan seseorang.

Jika orang yang terinfeksi bersin atau batuk di udara terbuka tanpa menutupi mulut mereka, virus menyebar di udara melalui udara yang tersebar.

Selain itu, penyebaran virus corona bisa dari sentuhan tangan dengan orang yang terinfeksi, menyentuh benda/permukaan yang terinfeksi disertai dengan menyentuh hidung atau mulut secara bersamaan dan menyentuh kotoran pasien.

Gejala-gejala virus corona sebagai berikut:

1. Pilek.

2. Sakit tenggorokan.

3. Batuk.

4. Sakit kepala.

5. Demam.

6. Bersin.

7. Kelelahan.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau yang lebih tua memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terinfeksi oleh virus dan mendapatkan penyakit serius seperti pneumonia atau gangguan saluran pernapasan.

Pencegahan virus corona :

1. Cuci tangan setelah bersin atau batuk.

2. Tutup mulut sebelum batuk atau bersin.

3. Jika kamu yakin terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang.

4. Hindari makan daging dan telur mentah.

5. Perbanyak minum air putih.

6. Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah.

7. Hindari area berasap atau merokok.

8. Istirahat yang cukup.

9. Tinggal jauh dari keramaian.

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Mahasiswa Surabaya di Wuhan, Sempat Mengeluh Sakit Tenggorokan dan Sariawan", Penulis : Kontributor Surabaya, Ghinan Salman

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved