Imlek
Berburu Bandeng Imlek Harganya Berkisar Rp 65.000 Per Kilo, Katanya Bisa Mendatangkan Rezeki
Jelang imlek tradisi warga Tionghoa salah satunya menyajikan ikan bandeng berukuran jumbo yang katanya bisa mendatangkan rezeki.
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
Mereka kadang kewalahan memenuhi permintaan pelanggan.
Pada hari biasa, bandeng yang dikumpulkan Bachrudin paling banyak 500-700 kg. Meski begitu, sering kali bandeng yang dibawa itu tidak habis terjual.
Jimmy (50), pengepul bandeng lain di Clincing, menambahkan, dia mulai rutin mengantar bandeng imlek sejak dua hari yang lalu.
Setiap hari, total ikan bandeng yang dibawa sebanyak dua ton. Rinciannya, satu ton diantar ke pelanggannya di Clincing dan sisanya dijual di Pasar Ikan Muara Baru.
”Kalau saya bawa dari Karawang. Yang pesan lumayan banyak, tetapi susah cari, karena tidak semua petani punya bandeng imlek,” ucap lelaki asal Karawang, itu.
Tradisi makan bandeng
Tradisi makan ikan di kalangan masyarakat Tionghoa saat Imlek memang ada. Namun untuk spesifik jenis ikan bandeng ternyata hanya ada pada masyarakat Tionghoa Indonesia.
"Di negara Tiongkok selatan ada tradisi makan ikan, di Tiongkok utara tidak ada. Makan ikan bandeng pada Imlek merupakan ciri khas di Pulau Jawa," kata Ketua Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Hermina Sutami saat dihubungi KompasTravel, Kamis (8/2/2018).
Hermina menyebutkan tradisi Tionghoa tidak sama di seluruh Indonesia. Misalnya tradisi makan bandeng jelang Imlek tidak ada di Palembang.
"Bukan 'bandeng' yang menjadi ciri utama, melainkan kata 'ikan' yang berbunyi y? yang sama bunyinya dengan kata 'lebih'.
Dengan makan ikan diharapkan rezeki selalu berlebih," kata Hermina.
Lantas mengapa ikan bandeng yang dipilih oleh orang Tionghoa daerah Pulau Jawa? Alwi Shahab dalam buku "Saudagar Baghdad dari Betawi" menengarai, kehadiran bandeng yang menjadi salah satu tradisi Imlek di kawasan Jabodetabek merupakan perpaduan budaya China dan Betawi.
Sebab selain Tionghoa, Betawi juga memiliki tradisi yang menggunakan bandeng.
Bedanya dalam tradisi Betawi, ikan bandeng mentah dan segar menjadi antaran calon mantu ke mertuanya.
Di buku tersebut, dijelaskan bahwa ukuran bandeng yang dibawa calon menantu ke calon mertuanya bisa menentukan kelanjutan perjodohan.