Virus Corona

Jalin Kontak dengan Pasien Virus Corona Amerika Serikat, 16 Orang Ini Diawasi

Wabah virus korona seperti SARS menyebar di China dan mencapai tiga negara Asia lainnya disebut-sebut bisa menular dari manusia ke manusia.

ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee/wsj
Sejumlah warga memakai masker saat berjalan menuju stasiun bawah tanah kereta subway di Kota Beijing, China, Selasa (21/1/2020). Wabah virus korona seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menyebar di China dan mencapai tiga negara Asia lainnya disebut-sebut bisa menular dari manusia ke manusia. Hal itu diungkapkan ilmuwan pemerintah China menjelang pertemuan darurat yang akan digelar oleh World Health Organization (WHO). 

Sebuah panel pakar Badan Kesehatan Dunia menggelar pertemuan pada Rabu untuk mengevaluasi apakah wabah virus korona baru, yang telah menyebar dari China ke sejumlah negara, dianggap sebagai keadaan darurat internasional.

Sebanyak 16 pakar independen dalam bidang pengendalian penyakit, virologi, epidemiologi dan pengembangan vaksin melakukan pertemuan tertutup di markas besar badan PBB itu di Jenewa.

Didier Houssin, penasihat pada badan keamanan kesehatan nasional Prancis, ditunjuk sebagai ketua panel.

 Widyawati di Usia 70 Tahun Tetap Cantik dan Dapat Penghargaan di Festival Film Asia Pasifik 2020

Badan kesehatan China akan melakukan presentasi dalam telekonferensi.

Konferensi pers untuk sementara dijadwalkan berlangsung pada Rabu pukul 18.00 GMT (Kamis, pukul 01.00 WIB).

Korban meninggal akibat virus korona di China mencapai 17 orang

Jumlah korban meninggal akibat virus baru semacam flu hingga Rabu (22/1) siang bertambah menjadi 17 orang dengan lebih dari 540 kasus terkonfirmasi.

Keadaan itu meningkatkan kekhawatiran soal penyebaran infeksi yang diduga berasal dari satwa liar yang diperjualbelikan secara ilegal.

 Keinginan Ade Irawan Dimakamkan Satu Liang Lahat dengan Suami Sudah Diungkapkan 40 Tahun Lalu

Jenis virus korona yang sebelumnya tak diketahui diyakini berasal dari pasar satwa di pusat Kota Wuhan. Kasus tersebut kini menjangkau hingga ke Amerika Serikat.

Berbeda dengan 'rahasia' selama Infeksi Saluran Pernapasan Berat (SARS) periode 2002-2003, yang menyebabkan hampir 800 orang meninggal, pemerintah komunis China kali ini memberikan informasi terbaru mengenai virus korona guna menghindari kepanikan saat jutaan warga melakukan perjalanan selama liburan Tahun Baru Imlek.

"Peningkatan pergerakan masyarakat secara objektif meningkatkan risiko penyebaran wabah," kata wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional, Li Bin.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang melakukan pertemuan di markasnya di Jenewa untuk memutuskan apakah wabah tersebut akan dinyatakan sebagai darurat kesehatan global atau tidak.

Banyak warga China membatalkan perjalanan mereka, membeli masker wajah, menghindari tempat-tempat umum seperti bioskop dan pusat perbelanjaan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved