Banjir Jakarta
Warga Mengungkapkan Alat Peringatan Banjir yang Dipasang Berupa Toa Itu Tidak Difungsikan di Cipulir
Menara DWS ini berada tepat di depan rumah warga bernama Kiki. Ia mengatakan bahwa alat tersebut baru terpasang sekitar Agustus 2019 lalu.
Alat ini akan digunkan oleh BPBD untuk memperingati warga yang berada di bantaran sungai saat tinggi muka air di pintu air mencapai siaga tiga atau masuk kategori waspada.
"Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga," ujarnya saat dikonfirmasi.
Nantinya, enam set pengeras suara canggih ini akan ditempatkan di lokasi-lokasi rawan banjir yang belum memiliki alat peringatan dini.
Enam Lokasi tersebut adalah
1 Tegal Alur
2 Rawajati
3 Makasar
4 Jati Padang
5 Kedoya Selatan
6 Cililitan.
• Bagai Langit Bumi Bela Diri Dibegal Dituntut Seumur Hidup dan Empat Pemerkosa Dituntut Hukum Gantung
Adapun enam set pengeras suara ini akan melengkapi alat serupa yang sebelumnya telah dipasang di 14 titik berbeda selama tahun 2019 lalu.
Anggaran Rp 4 miliar yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta ini sendiri telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.
Anggaran Rp 4 miliar ini belum termasuk biaya untuk perawatan selama setahun yang menelan biaya sebanyak Rp 165 juta.
"Pengadaan 6 set anggarannya Rp 4.073.901.441 dan untuk pemeliharaan Rp 165 juta," tuturnya.
Setiap perangkat memiliki empat toa yang dipasang di satu tiang. Perangkat akan dipasang di lokasi rawan banjir.