Kajian Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad Ungkap Cara Sederhana Memberantas Tahayul yang Mewajibkan Sesajen Hewan dan Orang
Ustadz Abdul Somad menjelaskan jawaban terkait dengan kebiasaan melakukan pengorbanan hewan bahkan manusia untuk dijadikan sesajen.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan jawaban terkait dengan kebiasaan sesat melakukan pengorbanan hewan bahkan manusia untuk dijadikan sesajen.
Kebiasaan untuk memberikan sesajen memang tumbuh dan berkembang pada sebagian kebudayaan yang sebenarnya tidak perlu untuk diikuti.
Kebiasaan untuk memberikan sesajen seperti itu biasanya memang dilakukan oleh sejumlah kalangan masyarakat yang masih terbelakang bahkan sering mereka hanya korban penipuan aliran itu.
BIasanya mereka yang terpedaya sering dimanfaatkan untuk dijadikan sesajen dengan cara disiksa dengan alasan pengusiran setan atau disebut exorcism.
Ritual itu bahkan masih berlangsung sampai saat ini bahkan di negara dengan peradaban maju meski biasanya yang menjadi korban adalah masyarakat miskin, orang gila, hingga mereka yang masih buta huruf.
Seperti sebelumnya diberitakan tentang ibu dan sejumlah anak kandungnya yang dijadikan sebagai sesajen oleh komplotan evangelis di Panama, Amerika.
• Ritual Membantai Tujuh Anak dan Seorang Wanita Hamil Setelah Disiksa Lalu Dikubur di Kuburan Massal
Terkait dengan budaya sesat seperti itu, Ustadz Abdul Somad mengungkapkan dalam salah satu ceramahnya di mana kebiasaan untuk memberikan sesajen masih terus terjadi di Sungai Nil.
Kala itu, pemerintahan di Mesir adalah Amr Bin Ash, yang merasa gundah karena ternyata masyarakat Mesir melakukan ritual persembahan manusia hidup.
Manusia hidup yang dijadikan sesajen untuk setan yang menguasai Sungai Nil biasanya adalah wanita yang masih perawan.
Kemudian dihanyutkan di Sungai Nil dalam keadaan tidak bisa berenang karena terikat seluruh tubuhnya hingga ditelan Sungai Nil yang ganas.
Sampai kebiasaan itu dihadang oleh Amr Bin Ash dan dimintakan keputusan dari Amirul Mukminin, Umar Bin Khattab.
Saat berita itu sampai di Umar Bin Khattab, dia kemudian menulis sepucuk surat yang kemudian diminta untuk diberikan kepada Sungai Nil tersebut.

Sejumlah penceramah lainnya juga pernah mengangkat kisah Umar Bin Khattab memberantas kemusyrikan yang melanda masyarakat.
Seperti di antaranya juga pernah disampaikan oleh almarhum Zainuddin MZ.
• Kekuatan Tiang Gantungan untuk Eksekusi Pemerkosa Diujicoba dengan Menggantung Boneka Serupa Manusia
Kebiasaan sesat untuk memberikan persembahan kepala hewan seperti kepala kerbau, kepala sapi, dan sejenisnya sampai memberikan pengorbanan manusia sudah terjadi sejak lama.
"Jin Sungai Nil hanya mau perawan cantik, kepala kerbau, kepala sapi, ayam, tidak laku di Sungai Nil," kata Ustadz Abdul Somad dalam ceramahnya tersebut.
Singkat cerita, upaya untuk memberantas ritual sesat dan tahayul tersebut dilakukan Umar Bin Khattab dengan cara memberikan secarik surat.
Surat itu diminta untuk dilemparkan ke Sungai Nil sebagai ganti persembahan perawan yang setiap tahun dilakukan oleh masyarakat Mesir.
Kebiasaan itu dilakukan agar Sungai Nil itu tidak pernah kering karena merupakan sumber kehidupan masyarakat Mesir dan sekitarnya.
Amr Bin Ash penasaran dan membuka surat itu, ternyata sederhana isinya untuk menyuruh penguasa Sungai Nil yang dianggap adalah jin untuk tunduk kepada kekuasaan Allah SWT.
Jin tidak berkutik, setelah surat itu dicelupkan dan dilemparkan ke Sungai Nil, aliran Sungai Nil bertambah dan terus semakin banyak, sehingga kebiasaan memberikan pengorbanan manusia itu pun berhasil dihapuskan.
Sebelumnya, diberitakan, sebuah aliran yang menuntut penyiksaan dan pengorbanan manusia masih tumbuh dan berkembang.
Bahkan, pengikutnya tetap ada dan tidak sedikit meski ritual mereka mengerikan, penuh darah dan penyiksaan.
Aliran seperti itu mengingatkan pada ritual pengorbanan manusia, yang biasanya perempuan di Sungai Nil sampai kemudian diberantas oleh sosok Umar bin Khattab.
Biasanya, mereka yang terjebak mengikuti aliran seperti itu karena tertipu atau karena diculik dan kemudian dijadikan objek untuk pengorbanan manusia.
Aliran pengorbanan manusia kepada dewa matahari seperti dilakukan suku Maya dan bangsa Mesir di masa lalu secara diam-diam masih ada.
Bahkan mereka bisa berganti figur pemimpin sampai masa Daivid Koresh dengan Children of God atau juga beberapa sekte lainnya.
• Manchester United Tengah Berupaya Mendapatkan Tanda Tangan Pelatih Mauricio Pochettino Mengganti OGS
Sebagaimana dikutip Warta Kota dari Daily Mail, Jumat (17/1/2020), sejumlah enam anak dan seorang wanita hamil ditemukan di kuburan massal.
Mereka tewas setelah mereka disiksa dan dibunuh dalam ritual pengusiran setan (exorcism) oleh sekte agama tersebut di Panama.

Ibu dan lima anaknya sendiri ditemukan di lubang pemakaman bersama dua korban lainnya.
Anak-anak yang tewas itu bahkan termasuk bayi berusia satu tahun dan remaja 17 tahun.
Polisi menemukan lubang kuburan massal itu di desa terpencil tempat orang pribumi disiksa.
• Mengenaskan Seorang Kakek Gelandangan di Depok Jadi Korban Tabrak Lari Dibiarkan Tewas di Tempat
Mayat enam anak dan seorang wanita hamil telah ditemukan di lubang pemakaman bawah tanah di Panama di mana sebuah sekte agama ditemukan mengambil dan menyiksa penduduk asli.
Seorang ibu hamil itu telah dimakamkan dengan lima anaknya sendiri dan anak-anak di bawah umur yang ditemukan di lubang itu berusia antara satu tahun dan 17 tahun, demikian keterangan yang diperoleh menurut pejabat di negara itu.
Lubang itu ditemukan di sebuah kamp terpencil di dekat pantai di mana kemarin, polisi menangkap 10 anggota sekte evangelis, yang dikenal sebagai The New Light of God.
• Wakil Wali Kota Depok Ajak Orangtua Mengawasi Tontonan Anak-Anak untuk Mencegah Perilaku LGBT
Para paramedis terlihat membawa orang-orang yang diselamatkan dari kelompok sekte keagamaan evangelis itu ke sebuah ambulans.
Anggota kelompok diikat dan mereka dipukuli dengan tongkat kayu dan Alkitab sebagai ritual exorcism.
Dalam penggerebekan yang sama, polisi juga berhasil membebaskan 14 anggota kelompok pribumi Bugle Ngabe.

Anggota kelompok itu, selama ini, diikat dan dipukuli dengan tongkat kayu dan Alkitab.
Bugle Ngabe adalah kelompok asli terbesar di Panama dan mereka adalah masyarakat yang menderita tingkat kemiskinan tinggi dan buta huruf yang tinggi, sehingga mudah diperdaya.
Lubang itu ditemukan di sebuah kamp terpencil di dekat pantai di mana kemarin polisi menangkap 10 anggota sekte evangelis yang dikenal sebagai The New Light of God.
Paramedis dan pejabat digambarkan berada di atas dekat tempat kejadian.
• Tukang Bakso dan Warteg di Depok Dipasang Alat Perekam Data Online untuk Memantau Perolehan Pajak
Tidak jelas apa ritual itu terdiri dari apa saja, tetapi mereka tampaknya melibatkan beberapa bentuk pertobatan dan pengusiran setan.
Juga, tidak jelas apa keyakinan atau afiliasi gereja 'The New Light of God' itu.
Sebuah gereja evangelis mapan yang dikenal sebagai Luz del Mundo mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan mereka yang ditangkap pihak berwajib.
• Terungkap Penjelasan Lurah Kalibata Terkait Ratu Keraton Agung Sejagat Beralamat di Jakarta Selatan
Sebelumnya, diberitakan, makin marak aliran sesat di Kabupaten Bekasi, sehingga aliran sesat di Bekasi ini membuat masyarakat resah.
Adanya aliran sesat di wilayah Kabupaten Bekasi, membuat jajaran kepolisian setempat turun tangan.
Lalu, bagaimana upaya kepolisian terkait aliran sesat marak di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat saat ini?
Ada 13 aliran kepercayaan di Kabupaten Bekasi, dan dari 13 aliran kepercayaan di Kabupaten Bekasi itu ada dinilai 7 aliran kepercayaan di Kabupaten Bekasi sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
• AKTIVITAS Kelompok Diduga Sebar Aliran Sesat Ini Dihentikan, Warga: Usir Saja! Alirannya Itu Sesat!
Kabar ini, disampaikan oleh Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Korpakem).
Dari 13 aliran itu di antaranya
- Kutub Robani
- Al Quran Suci
- Amanat Keagungan Ilahi
- Wahabi
- Ahmadiyah
- Syiah
Sementara 7 aliran kepercayaan yang dinilai sesat MUI adalah
- Millah Ibrahim
- Hidup di Balik Hidup
- Surga Eden
- Islam Jamaah
- Agama Samalullah atau yang lebih dikenal Lia Eden
- Al Qiyadah Al Islamiyah
- Jemaat Ahmadiyah.
Atas hal tersebut, Polres Metro Bekasi berupaya untuk melakukan preventif untuk meminimalisir penyebaran aliran sesat yang tumbuh di Kabupaten Bekasi.
Caranya, dengan membuka dialog secara langsung dengan instansi lain dan para tokoh.
"Kita akan buka dialog dengan penganut aliran sesat itu bersama dengan MUI, Kejaksaan, FKUB dan tokoh agama serta tokoh masyarakat"
"Tapi kita buat kajian terlebih dahulu," kata Kapolres Metro Bekasi, Kombes Candra Sukma Kumara lewat pesan singkat, Senin (18/11/2019).
Aliran sesat yang tengah berkembang itu memiliki kesamaan dengan ajaran Agama Islam.
Dengan demikian, Candra mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan aqidah dan pedoman Al-Qur'an.
Ia menegaskan, tak menutup kemungkinan penyebar aliran sesat dapat dipidana apabila dilakukan secara masif.
Karenanya, polisi akan berusaha melakukan deteksi dini agar aliran sesat tak tersebar luas.
"Kami berupaya untuk melakukan pencegahan secara dini," ujar Candra.
Sebelumnya, Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat atau Korpakem mendeteksi adanya aktivitas dari 13 aliran kepercayaan di Kabupaten Bekasi.
Dari 13 aliran kepercayaan itu, tujuh diantaranya telah ditetapkan sebagai aliran sesat berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Ketua Tim Korpakem yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi, Raden Rara Mahayu Dian Suryandari dari 13 aliran kepercayaan tujuh diantaranya telah ditetapkan sesat oleh MUI.
"Itu menjadi perhatian kami, sekaligus kami lakukan pendekatan agar mereka kembali ke ajaran yang seharusnya,” kata dia, beberapa waktu lalu.
Mahayu menjelaskan, beberapa di antara aliran itu memiliki kepercayaan beragam.
Seperti memiliki ayat suci baru, serta para pemimpin mereka yang mengaku bisa berbincang langsung dengan Tuhan.
Nama dari 13 aliran kepercayaan itu yakni, Kutub Robani, Al Qur’an Suci, Amanat Keagungan Ilahi, Wahabi, Ahmadiyah.
Kemudian Millah Ibrahim, Hidup di Balik Hidup, Surga Eden, Islam Jamaah, Agama Samalullah atau yang lebih dikenal Lia Eden, Al Qiyadah Al Islamiyah dan Jemaat Ahmadiyah.
“Tujuh aliran yang disebut terakhir ini telah ditetapkan sesat berdasarkan Fatwa MUI,” katanya.
Selain belasan aliran kepercayaan, terdapat juga kebiasaan lain yang ditemui di berbagai daerah di Kabupaten Bekasi.
Beberapa di antaranya bahkan menyalahi aturan agama.
Seperti pernikahan satu garis keturunan, tidak mewajibkan Salat Jumat, tidak mengenal puasa hingga bertemu dengan Sang Pencipta dengan membayar mahar.
Atas hal itu, Tim Korpakem terus melakukan pemantauan sekaligus pendekatan terhadap masyarakat yang menganut sejumlah paham tersebut.
Koordinasi terus dilakukan dengan sejumlah pihak terutama ulama untuk turut serta melakukan pendekatan.
"Kita terus koordinasi dnegan ulama untuk lakukan pendekatan agar tidak terjerumus lebih dalam ke aliran kepercayaan itu"
"Jangan sampai kepercayaan mereka meyalahi akidah," katanya.