Perang AS vs Iran
Iran Umumkan Pengganti Jendral Qasem, Siap Balas Dendam, AS Kirim 3.500 Anggota Pasukan Tambahan
Iran Umumkan Pengganti Jendral Qasem, Siap Balas Dendam, AS Kirim 3.500 Anggota Pasukan Tambahan
"Kemartiran Soleimani oleh agresor dan penjahat Amerika telah membuat sedih hati bangsa Iran dan semua bangsa di kawasan itu," kata Rouhani lagi dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web pemerintah Iran.
Sekutu yang berbasis di Teheran di Lebanon, Hizbullah, juga berjanji akan membalas pembunuhan itu.
Di Irak, Hadi al-Ameri, sekutu Iran dan kepala Organisasi Badr paramiliter, meminta semua faksi Irak untuk mengusir pasukan asing.
Sementara itu Washington dan sekutu regionalnya Israel dan Arab Saudi, yang juga melihat Teheran sebagai musuh bebuyutan, semuanya bersiap menghadapi kemungkinan pembalasan.
World War 3
Kandidat presiden Demokrat AS Joe Biden, mengatakan Trump telah "melempar sebatang dinamit ke lemari besi".
Rekan-rekannya dari Partai Demokrat, Elizabeth Warren dan Bernie Sanders, memperingatkan serangan itu bisa memicu perang baru yang menghancurkan di Timur Tengah.
Para politisi Demokrat memperingatkan, kematian Soleimani bisa membuat AS selangkah lebih dekat terlibat perang dengan Iran.
• Liverpool Hanya Mengenal Resolusi Musiman, Bukan Resolusi Tahunan
Bahkan potensi perang itu kemudian memunculkan wacana perang dunia tiga atau world war III. Bahkan hastag #Worldwar3 jadi trending di twitter,
Jenderal Qasem Soleimani tewas bersama pemimpin pasukan paramiliter Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, di Baghdad.
Soleimani dan Muhandis tewas bersama enam orang lainnya, ketika konvoi kendaraan mereka diserang oleh rentetan rudal.
Pentagon mengumumkan, mereka memang menggelar serangan yang membunuh Soleimani "atas arahan" dari Presiden Donald Trump.
"Atas arahan presiden, militer AS menggunakan tindakan penting dengan membunuh Qasem Soleimani, Kepala Pasukan Quds," ujar Pentagon.
Pentagon menyatakan, perwira berpangkat Mayor Jenderal itu secara aktif merencanakan serangan terhadap diplomat maupun militer AS di Timur Tengah.
" Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS maupun koalisi, serta ribuan orang yang terluka," jelas Pentagon.