Mucikari Jajakan PSK kepada Turis Asing di Cianjur, Keliling Pakai Mobil, Modus Lama Sulit Dicegah?

Mucikari Jajakan PSK kepada Turis Asing di Cianjur, Keliling Pakai Mobil, Modus Lama Sulit Dicegah?

KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN
Kapolres Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto saat menginterogasi seorang korban TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) yang terlibat dalam jaringan prostitusi di kawasan Puncak, Cianjur yang berhasil, Sabtu (28/12/2019). Terkait kasus tersebut, empat orang mucikari dijadikan tersangka. 

Empat orang dijadikan tersangka kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang diungkap Unit PPA Satreskrim Polres Cianjur, Sabtu (28/12/2019).

Para tersangka, Ad, Da, Ku, dan seorang perempuan inisial Fa berperan sebagai mucikari dalam jaringan prostitusi yang beroperasi di kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat itu.

Bersama mereka, turut diamankan 12 orang pekerja seks komersial (PSK). Satu di antaranya pria sebagai ladyboy atau waria.

Awal Terbongkarnya Prostitusi Berkedok Kawin Kontrak di Puncak, Turis Ngotot Tawar Harga ke Mucikari

Bongkar Modus Kawin Kontrak di Puncak, Tarif Rp 2 Juta/Hari, Proses 5 Menit, Wali Nikah Abal-abal

Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi Priyanto mengatakan, jaringan prostitusi ini beroperasi di kawasan Vila Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Cianjur.

Modusnya dengan berkeliling di dalam kawasan vila menggunakan mobil, sambil membawa sejumlah korban untuk ditawarkan kepada pengunjung dan wisatawan.

"Sasarannya turis mancanegara yang memang banyak mengunjungi tempat tersebut. Komplotan muncikari ini berkeliling mendatangi vila-vila untuk menawarkan jasa layanan seksual," kata Juang saat ekspos kasus di halaman Mako Polres Cianjur, Sabtu.

Para tersangka membanderol para korban di kisaran Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta sekali kencan.

"Sebelumnya, komplotan muncikari ini mencari dan merekrut korban untuk dijadikan PSK. Setelah dapat, mereka kemudian dieksploitasi secara seksual sehingga para tersangka mendapatkan keuntungan dari setiap transaksi tersebut," ucap dia.

Sebelumnya, jajaran Polres Cianjur berhasil mengungkap jaringan prostitusi di kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Razia Jelang Malam Tahun Baru, Polisi Sita Narkoba dari Diskotek MM

Polisi mengamankan empat orang yang berperan sebagai muncikari dan 12 orang PSK.

Satu di antaranya pria sebagai ladyboy atau waria.

Dari tangan mereka, polisi menyita sejumlah barang bukti di attaranya uang pecahan Rp 100.000 sebanyak 25 lembar, 12 ponsel berbagai merek, dan satu unit kendaraan minibus.

Para tersangka dijerat Pasal 2 Ayat 1 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda sebanyak-banyaknya Rp 600 juta.

Modus Serupa Tahun 2017

Sudah menjadi rahasia umum, kawasan Cipanas hingga Puncak, Cianjur, masih ramai dengan kativitas prostitusi.

Viral Seorang Ibu Tampar Siswi SD Saat Pembagian Rapot, Polisi Gerak Cepat Menjemputnya

Kehidupan malam yang dihangatkan oleh kupu-kupu malam atau pekerja seks komersial (PSK) tak lepas dari banyaknya peminat jasa tersebut.

Peluang itu pun dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin mengais rezeki dari bisnis prostitusi.

Mereka adalah para anjelo alias para pria yang bekerja sebagai antar jemput PSK.

Para anjelo inilah yang menawarkan jasa prostitusi kepada para lelaki hidung belang.

Dikutip dari TribunewsBogor, meski kini sudah tidak ada lagi lokasi prostitusi, para kupu-kupu malam punya cara lain untuk memikat para hidung belang.

Sarah atau Zaenab, Ini Pilihan Terbaik Angga Yunanda dan Zara JKT 48 Untuk Si Doel

Menurut seorang penunggu vila di Puncak, Giling (nama samaran), ketika tidak ada tempat prostitusi, para PSK menyebar di masyarakat untuk dipanggil ke villa-villa.

Itu pun status profesinya sulit dideteksi warga sekitar tempat mereka indekos, karena mereka rata-rata mengaku memiliki profesi yang lain.

Giling mengaku bahwa hanya segelintir orang yang tahu bagaimana bisnis esek-esek itu berlanjut termasuk dirinya.

"Itu kalo nyari harus hati-hati dan juga sama orang yang jelas bagiannya. Tidak semua orang di sini tahu tempatnya," ujar Giling kepada TribunnewsBogor.com 7 Juli 2017 lalu.

Pria asli Cisarua ini juga mengaku bahwa ia mengenal betul teman-temannya yang juga ikut dalam bisnis tersebut.

Pengalaman Aldi Al Achya dilatih Pelatih Widodo Cahyono Putro

Ia menambahkan teman-temannya itu awalnya kebingungan karena tidak punya pekerjaan tetap.

Hingga akhirnya mereka menjadi perantara antara hidung belang dan PSK demi menunjang ekonomi.

Atau, istilah slengean-nya berpforesi sebagai anjelo (antar jemput PSK) kepada para hidung belang.

Sempat juga ada warga yang tidak setuju akan kehadiran PSK yang rata-rata berasal dari luar Bogor yang masih dari daerah Jawa Barat ini.

Namun, tetap saja para kupu-kupu malam ini sulit untuk pergi dari Puncak walau pun sudah ditindak.

"Kayaknya mereka niat jual diri, walau sudah berbagai cara, kyai juga sudah ngasih tahu, ditahan, dipulangkan, balik lagi dia. Jika diusir dari desa ini, pindah ke desa itu, gitu," ujarnya.

Ditambah para hidung belang yang berdatangan mencari vila beserta perempuan di Puncak, membuat bisnis esek-esek di sana laris.

Bukan Beda Agama, Susan Sameh Tegaskan Putus dan Batal Nikah dengan Fero

Ia akui selalu ada saja pengunjung yang tidak membawa pacar atau istri dimana mereka berniat mencari perempuan untuk dikencani.

"Tarifnya bervariasi, dari Rp 300 ribu sampai Rp 800 ribu, itu ada, sekali (1 jam)," katanya tahun 2017 lalu.

Para PSK itu rata-rata berumur antara 18 sampai 20 tahunan.

Dimana setiap pekerja perantara memegang 2 sampai 3 PSK untuk diantarkan kepada pemesan agar nantinya si perantara dapat komisi.

"Kalo dibawa sekali itu PSK, dia (pemesan) gak mau, maka dibawa PSK yang kedua, ia juga gak mau. Udah gak dilanjutin lagi, batal," jelasnya.

Para PSK ini kerap melayani para hidung belang mulai dari pengunjung lokal hingga wisatawan asing.

UPDATE Dugaan Keterlibatan Polisi Terkait 2 Pelaku Penyerangan Novel Terbukti, Adakah Dalangnya?

Namun untuk tamu Arab, Giling akui mereka lebih memilih nikah sirih ketimbang berhubungan dengan kupu-kupu malam.

Jaringan Bisnis Prostitusi Internasional Terbongkar tahun 2017 lalu.

Kepolisian membongkar jaringan bisnis prostitusi internasional di Kota Bunga Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari yang terlibat dalam jaringan prostitusi internasional diamankan.

Lima di antaranya sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Sah, Ginanjar Empat Sekawan Melepas Status Duda dan Menikahi Gadis Berusia 23 Tahun!

Kapolres Cianjur kala itu AKBP Juang Andi Priyanto, mengatakan bisnis prostitusi internasional ini memang menyasar warga negara asing yang kerap berlibur di sejumlah vila di kawasan Cipanas.

Para mucikari menjalankan bisnisnya dengan menggunakan jasa perantara. Perantara inilah yang bertugas menawarkan para pekerja seksual komersial (PSK) di vila-vila yang dihuni para wisatawan asing sekaligus bernegosiasi harga.

Saat beroperasi, para pekerja seksual atau PSK dan mucikarinya menunggu di mobil. Mereka baru turun ketika sudah tercapai kesepakatan harga.

Kapolres mengatakan, kasus ini terungkap setelah polisi melakukan pengintaian di sejumlah lokasi di Cipanas.

"Penyergapan kami lakukan di tiga tempat kejadian perkara yang berbeda di Cipanas," ujar Kapolres di Mapolres Cianjur, Selasa (8/10/2019).

Lima tersangka yang mereka tangkap, kata Kapolres, memiliki tugas berbeda.

Ada yang bertugas melakukan negosiasi dengan wisatawan asing yang menjadi sasaran, ada yang hanya bertindak sebagai sopir, namun ada juga yang bertindak sebagai koordinator pekerja seksual atau PSK.

Bukan Beda Agama, Susan Sameh Tegaskan Putus dan Batal Nikah dengan Fero

Selain menangkap lima tersangka, polisi juga mengamankan delapan pekerja seksual yang terlibat dalam jaringan prostitusi internasional ini. Mereka kembali dilepas setelah dimintai keterangan. Polisi menilai, kedelapan pekerja seksual ini hanyalah korban.

Kepada polisi, para pekerja seksual mengaku, tak selamanya mereka dibawa ke vila untuk melayani kebutuhan seksual para wisatawan asing.

Terkadang mereka diantar ke vila sekadar untuk menemani ngobrol atau hanya untuk meramaikan acara. 

Para pekerja seksual yang ditawarkan juga tak hanya perempuan, tapi juga laki-laki. Mereka menyebutnya lady boy.

"Ya, paling disuruh joget-joget," ujar seorang lady boy, saat ditanya Kapolres mengenai praktik prostitusi yang dilakukan para tersangka.

Untuk sekadar menikmati tarian, para wisatawan dikenai tarif bervariasi.

Tarian seorang ladyboy, paling murah Rp 400 ribu, sementara tarian pekerja seksual perempuan paling murah Rp 500 ribu.

Namun, jika ingin lebih dari itu, wisatawan harus kembali merogoh kocek hingga Rp 5 juta.

Dari delapan pekerja seksual yang diamankan, tiga di antaranya lady boy. Semua warga Cianjur dan sekitarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Modus Mucikari Jajakan PSK ke Turis Mancanegara di Puncak Cianjur", Penulis : Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman

Dan telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Cara Baru PSK di Cipanas Cianjur Mencari Mangsa, Ada Peran Anjelo, Tiap Transaksi Bawa 3 Wanita,

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved