Novel Baswedan Diteror
IPW Mengungkap Pengakuan Pelaku Penyiraman Air Keras pada Novel Baswedan Merupakan Anggota Brimob
Neta S Pane menuturkan, kasus penyerangan Novel Baswedan memasuki babak baru, yang menuju titik terang.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
Yasri Yudha mengaku mendapat dukungan dari Novel Baswedan saat melaporkan Dewi Tanjung kepada pihak kepolisian.
Menurutnya, selama ini ia juga kerap melakukan koordinasi dengan Novel Baswedan, guna menyampaikan sejumlah poin laporan yang dibuatnya.
"Dia mendukung. Sebelumnya saya juga koordinasi, kami selalu koordinasi dengan beliau."
"Beliau mendukung, bahwa saya juga sampaikan sejumlah poin laporan saya kepada dia," ungkapnya.
Yasri menegaskan, pihaknya mendapatkan kuasa dari Novel Baswedan untuk mengadukan DT ke polisi.
"Karena kapasitas saya ditanya apa dasar saya melaporkan hal ini, saya punya kuasa dari Pak Novel, saya jawab ada," jelasnya.
Yasri mengaku telah memiliki lima orang saksi.
Kelima saksi tersebut merupakan warga yang saat itu turut melakukan evakuasi Novel Baswedan pasca-penyerangan.
"Mereka siap untuk menyampaikan keterangan sebagai saksi bahwa peristiwa itu adalah peristiwa yang sebenarnya."
"Bukan seperti yang disampaikan oleh DT bahwa itu adalah rekayasa atau bohongan," katanya.
Yasri juga menyerahkan sejumlah barang bukti yang diharapkan mampu menguatkan gugatannya kepada yang bersangkutan.
"Barang bukti beberapa hasil percakapan yang ada di media itu, berupa video kita tunjukkan (ke penyidik)."
"Kemudian ada rekaman-rekaman dari media elektronik, Kemudian screenshot dari media cetak," bebernya.
Karena menganggap sejumlah barang bukti yang diserahkannya pada tim penyidik cukup kuat, Yasri optimistis akan ada gelar perkara untuk DT.
"Saya sangat optimis. Dengan begitu (barang bukti itu) saya optimis," ucapnya.
Yasri menilai Dewi Tanjung tidak mengetahui fakta sebenarnya mengenai kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Hal itu terbukti dari adanya laporan polisi yang dibuat DT dengan tudingan Novel Baswedan telah merekayasa penyerangan tersebut.
Yusri menegaskan, harusnya DT terlebih dahulu memastikan fakta sebenarnya mengenai penyerangan Novel Baswedan, sebelum membuat laporan polisi.
"Yang saya lihat adalah DT harusnya melihat yang sebenarnya dulu sebelum membuat laporan," katanya.
Yasri menganggap yang bersangkutan hanya mengetahui info tentang Novel Baswedan melalui media saja.
Selain itu, DT ia nilai tidak pernah melakukan konfirmasi kepada Novel Baswedan sebelum membuat laporan.
"Dia kan hanya dari media saja. Apa dia pernah bertemu Novel secara langsung? Tidak kan? Tidak ada klarifikasi."
"Buat saya sontoloyo saja orang seperti itu," tegas Yasri Yudha.
Pria yang rumahnya hanya berjarak dua petak dari Novel Baswedan itu menegaskan, harusnya DT mengulik fakta sebelum melaporkan.
Tujuannya agar apa yang diutarakan DT tentang Novel Baswedan bukanlah hoaks semata.
"Lihat faktanya benar atau tidak. Orang itu cacat atau tidak, benar tidak peristiwa itu, jangan asal ngomong," ujarnya.
Yasri kemudian menantang Dewi Tanjung untuk membuktikan penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan merupakan rekayasa.
"Apa coba yang bisa membuktikan bahwa dia (DT) benar? Ayo kita buka sampai ke pengadilan dan saya siap, itu saja."
"Kalau memang dia fair, ayo saya jabanin sampai pengadilan," tegasnya.
Yasri kembali menegaskan penyiraman air keras yang dialami Novel Baswedan bukanlah rekayasa.
Alasannya, tidak masuk akal apabila ada seseorang yang mau merekayasa sebuah kejadian yang mengakibatkan cacat permanen pada dirinya sendiri.
"Kita lihat saja, apakah itu bentuk rekayasa kira-kira?"
"Dan sekarang faktanya, mana ada sih orang yang mau mencelakakan dirinya sampai cacat permanen hingga matanya harus diganti? Logis atau tidak?" tanya Yasri.