Berita Jakarta
KISAH Penjaga Makam di TPU Menteng Pulo Tidur di atas Makam Berlapis Semen Jauh dari Kebisingan
Hanya ada beberapa pelayat yang terlihat dari luar tembok pemakaman sedang mengunjungi makam kerabat maupun keluarga di TPU Menteng Pulo 1 itu.
Dari pekerjaannya ini, ia meraup rupiah tidak banyak, sekitar Rp 40.000-Rp 100.000 dari satu makam yang dipercayai untuk dijaga dan diperpanjang masa sewanya.
Jika terdapat makam yang tidak lagi membayar biasa sewa perpanjangan, nantinya akan digantikan dengan makam orang lain.
"Ya cukup enggak cukup sih (uangnya), ini kan paling lama ya tiga tahun sekali bayar untuk perpanjang, beda-beda yang Islam ada sekira Rp 40.000 hingga Rp 100.000 tergantung blok-bloknya. Nah nanti kalau sudah tiga tahun enggak bayar itu ditelponin yang punya ahli waris mau diperpanjang atau enggak," tambahnya.
Upah yang diterimanya tersebut sangat berbanding terbalik dengan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) yang bertugas membersihkan sampah yang berserakan dari mulai daun kering hingga sampah plastik di TPU tersebut.
Menurut dia, petugas PJLP memiliki upah UMR sekira Rp 3,6 juta yang dibayarkan oleh pemerintah.
Tetapi, menurut Tole, pekerja PJLP tersebut tidak terjamin dalam hal pensiunan dan bisa saja sewaktu-waktu sudah tidak dipakai lagi sebagai pekerja kontrak.
Meskipun hanya mengandalkan pekerjaan tersebut yang terbilang memiliki upah sedikit, Tole pun bersyukur atas apa yang telah dikerjakannya karena dipercaya oleh orang lain untuk menjaga makam. (Kompas.com/Anggita Nurlitasari)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pak Tole, Berjaga dan Tidur di Atas Makam Menteng Pulo"