Hari Disabilitas Internasional
Hari Disabilitas Internasional: Kekurangan Fisik Tak Surutkan Semangat Hasniah Jadi Perias Wajah
Hari Disabilitas Internasional: Kekurangan Fisik Tak Surutkan Semangat Hasniah Gapai Cita-cita Jadi Perias Wajah
Penulis: Feryanto Hadi |
Sejak kelas 2 SMA, Nia mulai tertarik dengan make up karena ia ingin terlihat lebih cantik dan percaya diri.
Namun, karena keterbatasan ilmu, ia belum memfokuskan kariernya di dunia kecantikan. Meski demikian, jiwa optimisme Nia telah tumbuh sejak remaja.
Ia tak menjadikan kekurangannya sebagai hambatan untuk meraih mimpi. Adapun ketika ada orang yang menyepelekannya, ia hanya mencoba menghiraukan.
Usai menamatkan pendidikan tingkat SMA, Nia bekerja. Pada saat bersamaan ia menekuni bakatnya dalam hal merias wajah.
Gaji dari hasil bekerja ia sisihkan sebagian untuk membeli alat dan produk make up. Pada saat bersamaan ia juga mengikuti kelas make up, dan menonton tutorial di Youtube .
"Jadi Nia ini terus belajar merias. Dari ikut kursus dan rutin lihat berbagai macam tutorial di Youtube. Sampai akhirnya ia bisa menciptakan aneka tema riasan," kata penerjemah begitu ketika Nia mencoba menjelaskan dengan kalimat terbata.
Hobinya pun akhirnya membuahkan hasil ketika salah seorang koleganya meminta Nia untuk merias wajahnya.
Sejak saat itulah, Nia beberapa kali dipercayakan untuk merias wajah orang lain, mulai dari keluarga hingga orang-orang yang baru ia kenal.
Bekerja di Perusahaan Garmen
Saat ini, ia bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang garmen dimana ia bekerja sebagai penjahit. Namun, di luar waktu kerjanya ia sudah banyak menerima job merias untuk berbagai kalangan dan kegiatan.
Dalam acara yang digelar Y.O.U sebagai peringatan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember, Nia memperagakan kelihaian merias wajah dengan produk-produk Y.O.U di depan puluhan difabel.
Dalam waktu sekitar 15 menit, ia berhasil menjadikan wajah objek yang diriasnya menjadi makin cantik dengan konsep riasan naturalnya.
Dalam kesempatan itu, ia pun mendorong agar teman-temannya yang difabel tetap menjaga penampilan dengan belajar merias wajahnya.
Meskipun terlahir sebagai anak terakhir dari empat bersaudara, Nia memiliki sikap yang mandiri dan tidak menjadikan keterbatasannya sebagai hambatan untuk berkarya.
Ia bahkan memiliki motto hidup untuk menjadi wanita independen yang tidak perlu bergantung pada siapa pun.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/hasniah1.jpg)