Harga Emas Masih Menarik, Emiten Tambang Non Emas Garap Tambang Emas: Ini Penjelasan Analis

Kemilau emas ternyata menarik emiten tambang non emas untuk mulai masuk ke bisnis tambang emas karena komoditas yang dianggap bernilai tinggi.

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Kemilau emas ternyata tidak hanya menarik emiten tambang logam untuk terus mengeduk logam mulia ini dari perut bumi.

Emiten tambang non emas juga terpincut untuk mulai masuk ke bisnis tambang emas.

PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) misalnya, sedang dalam tahap pembukaan tambang emasnya yang terletak di Lombok.

Emiten produsen bahan peledak ini memiliki tiga prospek site yang akan digarap, yakni Raja, Macanggah, dan Selodong dengan luas total sekitar 10.088 hektare.

Jelang Akhir Tahun Minat Investor Terhadap Lelang Sukuk Sepi

Adapula PT Indika Energy Tbk (INDY) yang mulai melirik tambang emas sebagai langkah diversifikasi usahanya.

Sejak 31 Juli hingga 20 September 2019, INDY telah membeli saham NUS sebanyak 1.872.845 saham atau setara dengan 1,12 persen dari keseluruhan saham NUS.

Sehingga, kepemilikan INDY secara langsung dan tidak langsung di NUS mencapai 21,02 persen dari total keseluruhan saham.

Untuk diketahui, Nusantara Resources Ltd merupakan perusahaan investasi pertambangan mineral yang mengembangkan proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan.

Ramai Artis dan Youtuber Pamer Saldo ATM, PPATK Ikut Pantau Transaksi Rekening Mereka

Tambang emas ini diproyeksikan bakal beroperasi empat tahun dari sekarang, tepatnya pada pertengahan 2022.

Meski demikian, beberapa emiten logam juga terus menggeber produksi emas mereka.

Sebut saja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang segera mengoperasikan tambang emas Arinem yang berlokasi di Kaki Gunung Salak, Jawa Barat.

Direktur Utama Aneka Tambang, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan, perusahaan akan melakukan uji coba dan produksi pada awal 2020.

Uji coba di tambang tersebut berupa uji coba untuk mengambil ore.

Tidak mau kalah, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah menggelontorkan capex 25 juta dollar AS untuk peningkatan kapasitas produksi emas dan perak di Tujuh Bukit Oxide.

MRT Jakarta Punya Rencana IPO tahun 2022, Berikut Rencana Dalam Waktu 3 Tahun Mendatang

Kemudian, sebesar 15 juta dollar AS dari capex digunakan untuk kegiatan eksplorasi endapan porfiri emas dan tembaga di Tujuh Bukit Porphyry.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved