Curi Uang Bank DKI

UPDATE Polisi Sebut Kerugian Bank DKI yang Akibat Pencurian di ATM Capai Rp 50 Miliar

hasil penyelidikan teranyar ulah sejumlah oknum Satpol PP DKI diketahui total kerugian yang dialami Bank DKI mencapai Rp 50 Miliar.

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jumat (22/11/2019). 

SEMANGGI, WARTAKOTALIVE.COM - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan dari hasil penyelidikan teranyar diketahui bahwa dalam kasus pencurian dari ATM yang dilakukan sejumlah oknum Satpol PP DKI, total kerugian yang dialami Bank DKI mencapai Rp 50 Miliar.

"Dari hasil audit terakhir, dan pemeriksaan pegawai atau manajemen Bank DKI, total kerugian Bank DKI dalam kasus ini mencapai Rp 50 Miliar," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jumat (22/11/2019).

Selain itu kata Yusri, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya sudah memanggil 41 orang saksi termasuk sejumlah anggota Satpol PP DKI yang diduga menikmati uang hasil pembobolan melalui rekening ATM untuk diperiksa.

"Dari hasil penyelidikan ada 41 orang saksi yang dipanggil dalam kasus ini. Tapi baru 25 yang datang dan hadir dilakukan pemeriksaan," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jumat (22/11/2019).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jumat (22/11/2019).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jumat (22/11/2019). (Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau)

Menurut Yusri di luar itu pihaknya sudah memeriksa sejumlah pegawai dan manajemen Bank DKI.

"Dan mereka memastikan serta meyakinkan bahwa saat ini sistem yang ada, sudah diamankan dan tak bisa lagi dibobol," kata Yusri.

Selain itu katanya tim manajemen Bank DKI sedang memverfikasi dimana kesalahan sistem mereka sehingga bisa dibobol.

Sebab kata Yusri modus kasus ini adalah dimana anggota Satpol PP DKI mengambil uang di rekening mereka melalui ATM Bersama, namun yang terpotong hanya Rp 4000.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jumat (22/11/2019).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jumat (22/11/2019). (Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau)

"Berapapun uang yang mereka ambil di ATM bersama, yang terpotong hanya Rp 4000. Ini dilakukan beberapa kali mulai bulan April sampai Oktober.

"Apakah ini ada kesengajaan atau tidak, masih didalami. Yang pasti awalnya, karena merasa hanya terpotong Rp 4000, berapapun yang dia ambil, maka dia memberi tahu rekan sesama Satpol PP lainnya," kata Yusri.

Ia memastikan saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.(bum)

Anggota Satpol PP saat mengikuti apel di Lapangan Monas.
Anggota Satpol PP saat mengikuti apel di Lapangan Monas. (Kompas.com)

Oknum Satpol PP DKI Diberhentikan Sementara

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI memberhentikan sementara dua oknum Pegawai Sipil Negeri (PNS) yang bertugas di Satpol PP Jakarta Barat.

Mereka dibebastugaskan sementara karena diduga terlibat dalam pembobolan mesin ATM Bersama melalui rekening Bank DKI dengan 10 pegawai kontrak Satpol PP lainnya.

Kepala BKD DKI Chaidir mengatakan, pemberhentian sementara itu mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

 Sekda DKI Kecewa Sistem Keamanan Bank DKI Hingga 12 Oknum Satpol PP Bisa Curi Duit di ATM Bersama

Bagi PNS yang terjerat kasus pidana, pemerintah wajib memberhentikan sementara agar mereka fokus pada persoalan hukum yang menjeratnya.

Di samping itu, pemecatan mereka juga harus menunggu putusan pengadilan, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Dari 12 oknum itu, dua di antaranya PNS yang menjabat sebagai staf. Kalau tidak salah mereka bertugas di Satpol PP Jakarta Barat,” ujar Chaidir saat dihubungi, Kamis (21/11/2019) malam.

 Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik: Pemprov DKI Harus Evaluasi Direksi Bank DKI.

Chaidir menyayangkan lemahnya integritas dua oknum PNS tersebut.

Sebagai ASN yang berada di lingkup Pemprov DKI Jakarta, kesejahteraan mereka sudah lebih dari cukup.

Bahkan minat masyarakat umum yang mengikuti CPNS di DKI Jakarta juga sangat tinggi.

 12 Oknum Satpol PP DKI Jakarta Terancam Dipecat, Terlibat Pembobolan ATM

“Bukan masyarakat umum saja, tapi lulusan IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) juga banyak yang ingin kerja di Pemprov DKI Jakarta karena kesejahteraannya (gajinya) sangat baik,” katanya.

Chaidir memandang, perbuatan dua oknum PNS itu merupakan bentuk keserakahan yang berawal dari coba-coba karena mengikuti pelaku lainnya.

Namun karena bisa memperoleh duit yang banyak dengan cara instan, mereka justru mengulang perbuatan itu.

 Penjelasan Digital Forensik soal Tarik Uang di ATM, Dana di Rekening Tidak Berkurang

“Kalau pegawai yang memiliki integritas, begitu menarik duit di ATM dan saldonya tidak berkurang harusnya lapor. Tapi mereka tidak, justru melakukan perbuatannya secara berulang,” jelasnya.

Selama diberhentikan sementara, Chaidir memastikan dua oknum pegawai itu tidak mendapatkan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) yang nilainya hingga belasan juta rupiah.

“Mulai bulan berikutnya mereka hanya menerima duit sebesar 65 persen dari gaji pokok saja, TKD hilang nggak dapat karena mereka kan nggak kerja dulu,” ungkapnya.

 Bank DKI Bantah Terjadi Pencurian Duit Nasabah Melalui Pembobolan ATM

Sementara itu, kata dia, untuk 10 pegawai kontrak itu langsung dipecat dari satuannya sejak Selasa (19/11/2019).

Hal itu dilakukan berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP) yang dilakukan oleh Satpol PP DKI Jakarta kepada BKD DKI Jakarta. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved