Larang Ustadz Abdul Somad Ceramah, Agus Rahardjo Bandingkan Tausiah Gus Muwafiq di KPK

Larang Ustadz Abdul Somad (UAS) ceramah di gedung KPK, Agus Rahardjo Bandingkan Tausiah Gus Muwafiq dengan UAS yang digelar bersamaan di KPK

Editor: Dwi Rizki
Kolase foto (Voa Indonesia/instagram @abdulsomadoffical)
Ketua KPK Agus Rahardjo tak setuju dengan kehadiran Ustadz Abdul Somad yang beri ceramah di depan karyawan di gedung KPK. 

Larang Ustadz Abdul Somad (UAS) ceramah di lingkungan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ketua KPK, Agus Rahardjo bandingkan tausiah yang disampaikan oleh ulama Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq.

Hal tersebut terlihat situs resmi KPK, kpk.go.id. Diketahui, tausiah yang yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Somad dengan Gus Muwafiq digelar pada waktu bersamaan.

Dalam sambutannya, Agus Rahardjo yang menghadiri langsung tausiah yang disampaikan oleh Gus Muwafiq itu menyebut pentingnya semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

Dirinya pun berharap, para pegawai mendapatkan siraman rohani, sekaligus mempertebal semangat kebangsaan dalam tausiah yang disampaikan Gus Muwafiq.

“KPK berdiri untuk memperkuat eksistensi NKRI. Itu yang harus ditanamkan di benak kita masing-masing," ungkapnya dalam acara bertajuk 'Silaturahmi Kebangsaan dan Doa Bersama untuk Negeri'di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (20/11/2019).

"Merawat Indonesia yang sebesar ini sungguh berat luar biasa, sangat kompleks,” ujarnya di hadapan ratusan pegawai KPK.

Sementara itu, Gus Muwafiq menekankan pesan nasionalisme yang harus dipupuk dan ditanamkan dalam pribadi.

Sebagai bangsa besar dengan keberagaman suku, bangsa dan bahasa, menurutnya seluruh rakyat Indonesia harus merasa bangga.

Hal tersebut ditunjukkan lewat sejarah panjang terbentuknya Nusantara hingga Indonesia saat ini.

“Bangsa Mongol telah menaklukkan banyak bangsa. Tetapi mereka takluk oleh Nusantara,” katanya.

Cinta tanah air dan semangat nasionalisme, lanjutnya, juga harus diiringi sikap toleransi.

Walau menurutnya tidak dapat dipungkiri, bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk dengan kekayaan latar belakang, agama dan budaya.

“Perbedaan itu seharusnya tidak menjadi kelemahan dan sumber keributan. Toleransi harus dikedepankan,” tegas Gus Muwafiq.

"Menyuntik Semangat Kebangsaan," tulis admin @KPK_RI pada Kamis (21/11/2019).

Ditentang

Pernyataan Agus Rahardjo ditentang Zara Zettira Zainuddin Ramadi yang akrab disapa zara zettira.

Lewat akun twitternya, @zarazettirazr; pada Kamis (21/11/2019), penulis itu meminta Agus Rahardjo untuk memberikan penjelasan terkait pernyataannya dalam salah satu portal berita yang diunggahnya.

"Kami mengharapkan kalau yang khotbah di KPK itu orang yang inklusif, orang yang tidak berpihak pada aliran tertentu. Harapan kami semuanya begitu," ungkap Agus Rahardjo dalam sesi wawancara.

Pernyataan Agus Rahardjo membuat Zarra geram.

Dirinya mempertanyakan maksud dari kata 'aliran' yang disampaikan oleh Agus Rahardjo.

"ALIRAN apa memangnya UAS ini? @KPK_RI! Jawab!," tanya Zarra.

Dirinya pun meminta agar Agus Rahardjo dapat mengklarifikasi pernyataannya.

Sebab, aliran yang dimaksud Agus Rahardjo mengandung makna negatif lantaran dibarengi dengan penolakan UAS ceramah di KPK.

"Semoga Agus Raharjo @KPK_RI berkenan BERI PENJELASAN sehubungan dgn sikapnya mengomentari profil UAS (yg telah mengisi tausiyah di KPK) sebagai 'kontroversial' dan apa yg dimaksud dengan 'aliran' UAS sampai perlu banget diumumkan kehadiran UAS 'tdk direstui'!," ungkap Zarra.

"Dalam kapasitas apa Agus Raharjo mengkategorikan kelayakan tausiyah seorang ustadz? Atau mungkin ada dasar acuan apa? Ada peraturannya kah? Ada daftar blacklist nya kah? Atau apa?," tambahnya.

Menegaskan makna aliran yang dimaksud Agus Rahardjo, Zarra mengunggah artikel yang berisi pernyataan UAS.

Dalam sesi wawancara, UAS menegaskan sejumlah larangan agar dapat mendekatkan diri kepada Tuhan.

"Islam mengatakan tidak kepada khamar, tidak kepada narkoba, tidak kepada sogok, tidak pada rasuah. Maka mesti ada kekuatan dalam batin kita mendekat diri ke Allah," jelas UAS dalam sesi wawancara.

"Tausiyah seperti ini aliran apa Agus Raharjo KPK?," tanya Zarra lagi.

"Dalam kaitan undangan UAS berdakwah di @KPK_RI, mengapa Pimpinan KPK merasa berhak menentukan siapa yang 'direstui'? Sedangkan jelas sebagian staff KPK memilih mendengarkan tausiyah UAS? Apakah ngga ada kebebasan berpikir dan semua harus SAMA di KPK?," tanyanya disusul ribuan komentar warga net.

UAS Dilarang Ceramah

Kehadiran UAS rupanya tidak dinantikan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo.

Tidak hanya sebatas melarang, Ketua KPK Agus Rahardjo bakal periksa anak buahnya yang mengundang UAS Ceramah

Ketegasan tersebut disampaikan Agus Rahardjo kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (20/11/2019).

Dikutip dari kompas.com, Agus Rahardjo mengaku akan memeriksa sejumlah pegawai KPK yang berperan sebagai inisiator mendatangkan UAS.

Sebab diungkapkannya, keputusan pegawai KPK yang mengundang UAS untuk mengisi kajian setelah salat dzuhur pada Selasa (19/11/2019) lalu itu tanpa persetujuannya.

"Ya itu nanti kepada pegawainya kita periksa,"ujar Agus dikutip dari Kompas.com.

Ia mengatakan, inisiator pegawai yang mengundang UAS bukan berasal dari Wadah Pegawai (WP) KPK.

Usulan tersebut katanya berasal dari Badan Amal Islam KPK (BAIK).

Pada malam sebelum pelaksanaan kajian UAS, pihaknya sudah berusaha mencegah niat pegawai KPK untuk mendatangkan UAS.
Agus mengatakan, usaha pencegahan tersebut bukan dalam ranah kapasitas UAS.

Melainkan track record UAS yang sempat menuai kontroversi dalam pengkajian di sejumlah wilayah.

"Kami mengharapkan kalau yang khotbah di KPK itu orang yang inklusif, orang yang tidak berpihak pada aliran tertentu. Harapan kita semuanya begitu," katanya.

Jaga Amanah

Dalam tausiahnya, UAS meminta lima komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023 menjaga amanah rakyat dalam upaya pemberantasan korupsi.

Kelima komisioner tersebut antara lain, Firli Bahuri, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, Nawawi Pamolango, dan Alexander Marwata.

Kelimanya akan dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Desember 2019 mendatang.

"Siapapun nanti yang diberi amanah, siapapun dia, negeri kita akan tetap aman dan damai kalau dilaksanakan dengan amanah. Dan amanah itu akan ditanya oleh Allah siapapun tetap takut pada tuhan," ucap Ustaz Abdul Somad, dikutip dari kompas.com.

UAS menjelaskan maksud kedatangannya ke KPK adalah untuk memberi kajian dalam rangka penguatan mental untuk para pegawai KPK.

"Tentang integritas, bagaimana dalam islam kita diajarkan sebesar biji sawi. Pun kecurangan akan dituntut di hadapan Allah," papar Ustadz Abdul Somad.

"Saya bercerita bagaimana dalam islam diajarkan kita tidak bergerak, padahal bergerak itu boleh, pada puasa kita tidak makan, padahal makanan itu halal," tambahnya. (dwi)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved