DAFTAR 37 Pati Polri Naik Pangkat: Ketua KPK Terpilih Jadi Komjen, Argo Yuwono Akhirnya Raih Bintang
KAPOLRI Jenderal Idham Azis melantik 37 perwira tinggi (Pati) Polri yang naik pangkat.
KAPOLRI Jenderal Idham Azis melantik 37 perwira tinggi (Pati) Polri yang naik pangkat.
Idham Azis juga melantik Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Firli Bahuri dari Inspektur Jenderal (Irjen), menjadi Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi.
Firli Bahuri merupakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terpilih.
• Fahri Hamzah: Keliru Menganggap Ahok Sudah Tidak Punya Hak Apa-apa di Atas Bumi Republik Ini
Berikut ini daftar 37 Pati Polri yang naik pangkat:
Irjen ke Komjen:
Komjen Firli Bahuri
Brigjen ke Irjen:
Irjen Lukman Wahyu Hariyanto
Irjen Daniel Pasaribu
Irjen Supratman
Irjen Fiandar
Irjen Sutiono
Irjen Lotharia Latif
Irjen Asean Bonar Sitinjak
Irjen Mohammad Fadil Imran
Irjen Nico Afinta
Irjen Damianus
Kombes ke Brigjen
Brigjen Teguh Budi Prasojo
Brigjen Rochmad
Brigjen Suparwoto
Brigjen Berty Dame Kusuma Sinaga
Brigjen Sudaryanto
Brigjen Wirdhan Denny
Brigjen Adi Kuntoro
Brigjen Hariyanto
Brigjen I Nyoman Astawa
Brigjen Sumego Adie Soetojo
Brigjen Kenedy
Brigjen Moch Badrus
Brigjen Umar Faroq
Brigjen Wagiyo Raharjo
Brigjen Setyo Boedi Moempoeni Harso
Brigjen Kasmudi
Brigjen Pudji Prasetijanto
Brigjen Marudut Hutabarat
Brigjen Krisnandi
Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono
Brigjen Mohamad Agung Budijono
Brigjen Makhruzi Rahman
Brigjen Hery Santoso
Brigjen Asep Safrudin
Brigjen Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai mutasi terhadap 206 perwira Polri lewat surat telegram yang keluar pada Jumat (8/11/2019), sangat menarik dicermati karena sangat aneh.
"Yakni, posisi Kabareskrim yang kosong dan sangat vital untuk diisi oleh figur baru, justru belum terisi dalam mutasi ini. Ada apa dengan Polri?" Tanyanya, Sabtu (9/11/2019).
IPW menilai, mutasi di tubuh Polri kali ini terlihat sangat aneh.
• Firli Bahuri Jabat Kabaharkam Sebelum Dilantik Sebagai Ketua KPK, Argo Yuwono Bakal Jadi Jenderal
"Bagaimana tidak? Yang posisinya kosong sekarang ini kan jabatan Kabareskrim setelah Idham Azis menjadi Kapolri."
"Tapi kenapa jabatan yang kosong itu belum diisi dalam mutasi ini, justru yang dimutasi sejumlah posisi yang sesungguhnya belum begitu mendesak untuk direposisi," papar Neta S Pane.
Dari mutasi kali ini, kata Neta S Pane, IPW menilai ada empat fenomena yang patut dicermati dalam perkembangan dinamika di tubuh Polri.
• Novel Baswedan Dua Kali Menolak Dilindungi, LPSK Sebut Korban Tak Bisa Dituntut Pidana dan Perdata
Pertama, katanya, adanya tarik menarik yang kuat menyangkut posisi Kabareskrim.
Ia menilai ada indikasi intervensi jalur kekuasaan untuk mendudukkan figur tertentu sebagai Kabareskrim.
Sementara, ulasnya, internal Polri menilai figur tersebut masih sangat junior dan menginginkan tampilnya figur senior yang menjadi Kabareskrim baru.
• DUA Peluru Bersarang di Kepala Bagian Belakang dan Rahang Dua Polisi yang Tertembak
Tarik menarik ini, menurut Neta S Pane, membuat penunjukan Kabareskrim yang baru berjalan sangat alot, tidak secepat penunjukkan Plt Kapolri maupun Kapolri baru.
Sehingga, paparnya, TR mutasi yang keluar Jumat siang itu tidak bisa menampilkan Kabareskrim baru.
"Kedua, dari mutasi ini terlihat Idham Azis sebagai Kapolri baru mulai menunjukkan kekuatannya dengan menyusun orang-orangnya maupun pendukungnya," papar Neta S Pane.
• KRONOLOGI Sementara Dua Polisi Donggala Tertembak, Kini Masih Dirawat Intensif
"Penempatan Niko Alfinta dan M Fadil dalam mendapat job bintang dua, di staf ahli Kapolri makin nyata menunjukkan bintang mereka bakal bersinar terang."
"Sehingga diprediksikan dalam waktu dekat keduanya akan segera menjadi Kapolda Sumut dan Kapolda Sulsel," beber Neta S Pane.
Ketiga, lanjutnya, mutasi ini menunjukkan juga secara nyata 'kekuatan lama' di Polri begitu cepat digeser Idham Azis.
• Banyak Anak Buahnya Ditangkap KPK, Jaksa Agung Sebut Seleksi Alam
Dan, paparnya, figur-figur milik kekuatan lama itu ditempatkan pada posisi-posisi yang kurang strategis dan turun kelas.
"Sehingga, adanya isu tiga matahari yang sempat menerpa Polri sepertinya bakal lenyap."
"Sebab, lewat mutasi ini terlihat kekuatan-kekuatan lama tersebut mulai digeser dan kekuatan baru mulai muncul memperkuat posisi," katanya.
• BREAKING NEWS: Dua Polisi Tertembak di Kepala, Berawal dari Bersihkan Senjata
Apakah pergeseran-pergeseran ini akan membuat Polri makin terkonsolidasi? Menurut Neta S Pane, publik harus menunggu mutasi-mutasi lanjutan.
"Namun dengan adanya tarik-menarik yang kuat menyangkut posisi Kabareskim, menunjukkan matahari-matahari di Polri makin menunjukkan pengaruhnya," urai Neta S Pane.
Hal itu, katanya, tidak seperti dalam penunjukkan Plt Kapolri dan Kapolri baru, di mana mereka cenderung landai.
• Enam Tokoh Ini Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh Jokowi, Ada Profesor
"Fenomena keempat, selama ini polisi yang menjadi Ketua KPK adalah jenderal bintang dua (Irjen) purnawirawan, dan itu tidak ada masalah."
"Jika sekarang ketua KPK terpilih Firli dinaikkan pangkatnya menjadi bintang tiga sebelum menduduki kursi ketua KPK, berarti ada perubahan strategi di tubuh Polri."
"Dalam melihat keberadaan lembaga anti-rasuah tersebut," ucapnya.
• Tak Bisa Jadi Dewan Pengawas KPK, Antasari Azhar: Tujuan Mereka yang Mengerjai Saya Tercapai
Perubahan strategi itu, katanya, bisa jadi untuk memperkuat KPK dengan pimpinan jenderal bintang tiga.
Sekaligus, menurutnya, memperkuat wibawa Ketua KPK agar tidak mudah dilecehkan atau dianggap remeh oleh pegawai KPK maupun oleh Wadah Pegawai KPK.
"Dengan naiknya pangkat ketua KPK menjadi Komjen, otomatis keberadaan KPK setara dengan BNN maupun BNPT, yang selama ini dipimpin jenderal bintang tiga."
"Dampak lainnya, Ketua KPK Komjen Firli berpeluang pula untuk menjadi calon Kapolri pasca-Idham Azis, yang akan pensiun pada Januari 2021," cetusnya. (Fahdi Fahlevi)