Aksi Terorisme
DENSUS 88 Tangkap Terduga Teroris Jaringan JAD di Cirebon, Ditemukan Buku-Buku Panduan Aksi Teror
Lagi-Lagi, Densus 88 tangkap terduga teroris jaringan JAD di Cirebon, Senin (18/11/2019).
Sebelumnya, Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama Polda Sumut, menembak mati dua terduga teroris, dalam penangkapan di Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Sabtu (16/11/2019).
Baku tembak terhadap terduga teroris terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Dua terduga teroris mati tertembak dan satu orang melarikan diri.
Saat kejadian, pelaku menggunakan sepeda motor dan diadang oleh Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
Dalam aksi baku tembak itu, satu anggota Densus 88 terluka akibat pahanya tertembak, dan sedang dirawat di Puskesmas Kota Datar.
Ditembak matinya dua terduga teroris dibenarkan Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto, saat mengunjungi Markas Brigif 7 Rimba Raya.
Agus mengatakan, dua terduga teroris ditembak mati, karena melakukan perlawanan kepada petugas saat ditangkap.
"Kedua terduga teroris ditembak mati karena menyerang anggota," kata Agus, Sabtu (16/11/2019).
"Apakah tindakan ini harus dibiarkan? Semua ini harus ditindak tegas," tegas Agus.
Diungkapkan jenderal bintang dua ini, saat ini kedua jenazah sedang dalam perjalanan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut di Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Medan.
Hingga saat ini, Tim Densus 88 masih terus bergerak untuk mengejar para pelaku terduga teroris lainnya hingga ke Aceh.
“Untuk detilnya nanti saya jelaskan, tim masih kerja. Untuk yang di Aceh ada 3 orang yang diamankan,” tuturnya.
Disebutkan Agus, 9 orang berpotensi sebagai tersangka kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
"Sudah ada 14 orang yang diamankan dan tengah diperiksa terkait bom bunuh diri. Sembilan orang berpotensi sebagai tersangka," paparnya.
Sehari sebelumnya, Jumat (15/11/2019), tiga rumah di Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, digeledah selama tiga jam, mulai pukul 14.30 WIB.
Dalam penggeledahan tersebut, Tim Inafis serta Labfor menggeledah rumah yang berukuran lebih kurang 7x12 tersebut.
Tidak lama setelah penggeledahan, petugas membawa seorang wanita pada pukul 15.30 WIB.
Namun, belum diketahui apakah wanita yang diamankan tersebut terkait peristiwa bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) lalu.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Tim gabungan Densus 88, Polda Sumut, dan Polres Pelabuhan Belawan, keluar dari lokasi yang diberi garis polisi tersebut.
Direktur Reserse Kriminal (Dirkrimum) Polda Sumut Kombes Andi Rian keluar dari lokasi penggeledahan bersama rombongan Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.
Namun, Andi Rian mengaku dirinya tidak bisa memberikan keterangan secara resmi, perihal hasil penggeledahan dan barang apa saja yang diamankan.
"Coba tanya sama Tim Densus 88 saja ya," ucap Andi singkat.
Sementara, Lurah Sicanang Zulkifli yang juga turut hadir di lokasi mendampingi penggeledahan mengatakan, ada tiga rumah yang digeledah.
"Rumah yang digeledah, rumah milik Rudi Suharto, Anto, dan Syamsudin/Syafri," tutur Zulkifli.
Terkait benda apa saja yang diamankan dari ketiga rumah, Zulkifli mengaku tidak bisa memberikan keterangan karena bukan kapasitasnya.
"Soal itu saya tidak bisa memberitahukan, karena ada tim khusus dari Densus 88 yang lebih berhak menjelaskan soal tersebut," ujarnya.
Perihal aktivitas apa yang mereka lakukan di sini, Zulkifli mengaku tidak tahu.
Tapi, sebagai lurah dirinya menyebutkan setelah kejadian ini, sudah mengimbau masyarakat untuk bersikap biasa saja.
"Kita imbau masyarakat jangan terlalu ingin mengetahui apa yang dilakukan polisi. Beraktivitas lah seperti biasa, biarkan polisi melaksanakan tugasnya," imbaunya.
Di sisi lain, beredar informasi dari warga, selama dua bulan terakhir pengajian yang mereka lakukan cukup meresahkan masyarakat.
"Kalau soal itu coba tanya warganya saja. Karena belum ada laporan resmi yang masuk ke saya soal itu," katanya.
Hingga malam, tim gabungan masih terus melakukan penggeledahan di rumah tersebut, bahkan ada beberapa rumah yang juga diperiksa oleh petugas gabungan tersebut.
Pengamanan Mako Brimob Diperketat
Pengamanan di Markas Komando (Mako) Brimob Polda Sumut di Jalan KH Wahid Hasyim terus diperketat, pada Sabtu (16/11/2019).
Ada belasan petugas Brimob yang berjaga di portal pintu masuk.
Di depan portal, para pengunjung yang hendak masuk harus membuka helm dan dilakukan interogasi awal.
Tak berhenti sampai di situ, melangkah beberapa meter ke depan, sudah ada sebuah meja yang ditempatkan di tengah jalan untuk melakukan pemeriksaan.
Setiap pengunjung yang akan masuk ke dalam Mako Brimob Polda Sumut, ditanyai untuk kepentingan apa datang.
"Kita periksa dulu ya tas bawaannya," kata salah seorang petugas Brimob, Sabtu (16/11/2019).
Sementara, isu penangkapan yang dilakukan kepolisian merupakan pengalihan isu, terus dikembangkan berbagai pihak.
Ia mengaku, sebelum pelantikan Presiden, pihak Polda Sumut menangkap tiga orang.
"Dan isu yang dimunculkan adalah pengalihan isu dan sebagainya. Ternyata, ada kejadian kan?" kata Kapolda.
Bahkan, akunya, beberapa tersangka sudah ditangkap di wilayah Polda Sumut dan akan berkembang tersangka lainnya berdasarkan hasil penyidikan.
"Mohon kepada rekan-rekan media membantu kita untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat bahwa tidak ada untungnya kita mengalihkan isu."
"Isu apa itu yang mau dialihkan? Mereka benar-benar ada di sekeliling kita dan mereka kehilangan rasa kemanusiaan, hak asasi, hak hidup sebagai hak dasar manusia mereka ambil."
"Karena korbannya tidak melihat siapa, bisa saja masyarakat menjadi korban, aparat juga bisa menjadi korban," terangnya.
Teroris, sambung Agus, adalah musuh bersama. Modus mereka adalah mengontrak rumah dan kemudian mengisolasi diri dan tidak bersosialisasi dengan masyarakat lainnya.
"Ini adalah ciri-ciri mereka, dan mereka ada disekeliling kita."
"Mohon kepada masyarakat bila melihat tetangganya dan di lingkungannya ada orang yang menunjukkan ciri-ciri mencurigakan, tolong sampaikan kepada aparat setempat."
"Karena di sana ada Babinsa, babinkamtibmas, dan ada kepala desa."
"Tidak ada ajaran agama apapun yang mengajarkan seperti ini. Ini bukan ajaran agama," tegas Agus.
Penangkapan Terduga Teroris di Depok
Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menggeledah rumah yang dijadikan tempat tinggal terduga teroris di Perum Bukit Mampang Residence Utara, RW 09, Grogol, Limo, Kota Depok, Rabu (13/11/2019) pagi.
Pengembangan dari hasil pemeriksaan pelaku, Densus menggeledah rumah di daerah Grogol, Depok.
"Betul tadi tim Densus membawa pelaku yang dibawa dari Polda Metro Jaya dan sekitar pukul 07.30 WIB ke kediamannya daerah Grogol Limo, untuk melakukan penggeledahan," ujar Kapolsek Limo Kompol Mohamad Iskandar saat dihubungi Warta Kota, Rabu (13/11/2019)
Iskandar mengaku, dalam penggeledahan tersebut, pihaknya hanya berperan sebagai pendamping Tim Densus 88 yang sebelum melaksanakan penggeledahan, meminta izin lebih dulu kepada Polsek Limo sebagai pemilik wilayah.
"Kami tidak tahu apa saja temuan-temuan dari penggeledahan tersebut karena kami sifatnya hanya mendampingi," tutur Iskandar.
Iskandar memaparkan, proses penggeledahan teebilang cepat, tak sampai satu jam, Densus 88 langsung pergi meninggalkan TKP.
Namun demikian, Iskandar mengatakan anggota Reskrim Polsek Limo masih mencari data apa saja yang diamankan dari penggeledahan tersebut.
"Anggota sampai saat ini belum memegang data," kata Iskandar.
Sebelumnya, Tim Densus 88 pada Selasa (13/11/2019) pagi, berhasil menangkap seorang terduga teroris di SDIT Izzati, Beji, Depok.
Pelaku diketahui bernama Wiji Joko Santoso alias Patria alias Dwi, kelahiran Rembang, 14 juli 1975.
Keterlibatan Wiji adalah menjalin hubungan internasional dengan jaringannya hingga pernah menjadi pelatih di Moro serta keahlian militer dengan membuat bom serta perakit senjata.
Selain itu, terduga teroris ini juga pernah masuk ke jaringan Suriah bersama Askari dengan tujuan menjalin hubungan dengan Free Syirian Army (FSA).
Sementara itu dari hasil penangkapan pelaku, anggota Densus berhasil mengamankan satu unit Honda Beat mewah B 6726 URQ untuk aktifitas sehari-hari pelaku