Bom Medan
Jadi Target Teroris, Pengamat Intelijen Sarankan Polisi Ubah Penampilan
AKSI RMN (24) meledakkan diri di Mapolrestabes Medan, mengesankan teroris selalu menjadikan polisi sebagai target penyerangan.
AKSI RMN (24) meledakkan diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) lalu, mengesankan teroris selalu menjadikan polisi sebagai target penyerangan.
Melihat peristiwa ini, pakar intelijen Soleman Ponto menjelaskan alasan mengapa polisi selalu menjadi target para teroris.
"Kalau saya melihat memang sekarang ini sudah bergeser kepada polisi."
• Jaket Ojek Online yang Dipakai Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Cuma Buat Menyamar
"Karena selama ini yang di depan selalu polisi terus," ujarnya dalam diskusi Forum Jurnalis Merah Putih di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Selain itu, lanjutnya, polisi yang selalu gagah berani menindak pelaku terorisme, menurut Soleman juga membuat para teroris terpacu mengalahkan aparat keamanan negara tersebut.
"Densus telah menembak terduga teroris, turun diikuti polisi dengan senjata lengkap, dengan ini tentu para pelaku teroris ingin lihat yang sedang mengatasi ini."
• Polisi Pastikan RMN Pelaku Bom Bunuh Diri di Polresta Medan, Lilitkan Peledak di Pinggang
"Inilah yang bagi mereka menjadi tantangan," ulas Soleman menjelaskan perspektif teroris atas penindakan polisi.
Soleman menambahkan, cara polisi tampil di muka publik dengan membawa senjata lengkap, selalu mengesankan adanya musuh di mana-mana.
Menurutnya, polisi tidak perlu berpenampilan demikian secara terus-menerus.
• Aksi Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Mahfud MD Minta Masyarakat Jangan Nyinyir
Pakar Intelijen itu kemudian mengajak masing-masing pihak untuk saling introspeksi diri terkait pandangan tentang polisi di mata teroris ini.
"Seakan-akan semuanya ada musuhnya, sekarang akhirnya bergeser ke sana (cara polisi tampil di muka publik) karena penampilannya."
"Coba kalau penampilannya polisi seperti biasa saja, akan beda," katanya.
• Kapolda Ungkap KKB Papua Kerap Ganggu Freeport, Motifnya Mau Makan Enak
"Karena ini banyak nama (tim kepolisian) mengakibatkan sudah bergeser masalahnya ke sana (cara polisi tampil di muka publik)."
"Kita seharusnya introspeksi," tambah Soleman.
Sementara, pengamat gerakan Islam dari UIN Jakarta M Zaki Mubarak mengatakan, sejak 2010, lebih dari 70 persen serangan teroris menargetkan polisi maupun kantor polisi.
• Bomber Polrestabes Medan Diduga Terpapar Paham Radikal Hanya dalam Waktu Enam Bulan