Aliran Kepercayaan

Ada 13 Aliran Kepercayaan di Kabupaten Bekasi, Termasuk 7 Aliran Sesat

"Kita terus koordinasi deegan ulama untuk lakukan pendekatan agar tidak terjerumus lebih dalam ke aliran kepercayaan itu."

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi jemaah mengikuti acara dzikir dan doa bersama yang digelar oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta. 

Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat atau Korpakem mendeteksi ada aktivitas dari 13 aliran kepercayaan di Kabupaten Bekasi.

Dari 13 aliran kepercayaan itu, tujuh di antaranya telah ditetapkan sebagai aliran sesat berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia  (MUI).

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Tim Korpakem yang juga Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi, Raden Rara Mahayu Dian Suryandari.

"Itu menjadi perhatian kami, sekaligus kami lakukan pendekatan agar mereka kembali ke ajaran yang seharusnya,” kata Raden Rara Mahayu Dian Suryandari, Rabu (13/11/2019).

Kerap Dihina Warganet, Aaliyah Massaid Balas Pakai Karya dan Prestasi

Jadi Youtuber, Amel Carla Ingin Cerdaskan Generasi Muda Lewat YouTube

Pejabat yang akrab disapa Mahayu ini menjelaskan, aliran  kepercayaan tersebut beragam.

Seperti memiliki kitab suci baru dan pemimpin mereka mengaku bisa berbincang langsung dengan Tuhan.

Nama dari 13 aliran kepercayaan di Bekasi yakni, Kutub Robani, Al Qur’an Suci, Amanat Keagungan Ilahi, Wahabi, Ahmadiyah.

Millah Ibrahim, Hidup di Balik Hidup, Surga Eden, Islam Jamaah, Agama Samalullah atau yang lebih dikenal Lia Eden, Al Qiyadah Al Islamiyah, dan Jemaat Ahmadiyah.

“Tujuh aliran yang disebut terakhir ini telah ditetapkan sesat berdasarkan Fatwa MUI,” katanya.

Persahabatan dengan Ruben Onsu Terusik, Roy Kiyoshi Bakal Bikin Jera Hikmah Kehidupan

Evelyn Anjani Berikan Dukungan terhadap Roy Kiyoshi Terkait Kasus Dugaan Konten Pesugihan

Selain aliran kepercayaan, ada kebiasaan lain yang ditemui di berbagai daerah di Kabupaten Bekasi.

Beberapa di antaranya bahkan menyalahi aturan agama.

Misalnya, pernikahan satu garis keturunan, tidak mewajibkan salat Jumat, tidak mengenal puasa hingga bertemu dengan Sang Pencipta dengan membayar mahar.

Oleh karena itu,  Tim Korpakem terus melakukan pemantauan sekaligus pendekatan terhadap masyarakat yang menganut sejumlah paham tersebut.

Buah Terlalu Matang Kandungan Gula Tinggi, Cara Memilih Buah yang Baik

Bertubuh Gemuk Lebih Berisiko Tinggi Menderita Diabetes, Insulin Tidak Dapat Bekerja Maksimal

Koordinasi terus dilakukan dengan sejumlah pihak terutama ulama untuk turut serta melakukan pendekatan kepada penganut aliran kepercayaan.

"Kita terus koordinasi dengan ulama untuk lakukan pendekatan agar tidak terjerumus lebih dalam ke aliran kepercayaan itu."

"Jangan sampai kepercayaan mereka menyalahi akidah," ujar Raden Rara Mahayu.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved