Jokowi Hidupkan Kembali Jabatan Wakil Panglima TNI, Bakal Diduduki Jenderal Bintang Empat
PRESIDEN Jokowi menghidupkan kembali jabatan Wakil Panglima TNI. Hal ini dilakukan dengan menandatangani Perpres Nomor 66 Tahun 2019.
Dan, semakin didukung oleh profesionalisme prajurit.
Pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan profesionalisme TNI.
Pemerintah telah menambahkan 60 jabatan perwira tinggi baru untuk mengoptimalkan peran prajurit.
Pemerintah juga terus menambah jumlah alat utama sistem pertahanan (Alutsista) untuk memenuhi target Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Forces) tahap II.
Peningkatan kemandirian industri pertahanan nasional juga terus diusahakan, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No 16 Tahun 2012.
Serta, meningkatkan kualitas pendidikan dan latihan prajurit TNI untuk mendukung profesionalisme prajurit.
Pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan fasilitas kerja bagi prajurit TNI.
Alokasi anggaran pertahanan tahun 2019 sebesar Rp 121 triliun akan dinaikkan menjadi lebih dari Rp 131 triliun di tahun 2020.
Pemerintah mengupayakan kredit perumahan untuk prajurit hingga jangka waktu 30 tahun.
Selain itu, pemerintah akan meningkatkan tunjangan kinerja TNI menjadi 80 persen di tahun 2020.
Hadirin yang saya muliakan, para prajurit TNI yang saya cintai, cita-cita kita untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia harus didukung angkatan perang yang kuat.
Oleh karena itu, belanja pertahanan kita arahkan menjadi investasi pertahanan. Pemanfaatan teknologi tinggi ke depan tidak bisa ditawar lagi.
Rencana strategis Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essensial Forces) tahap III periode 2019-2024 harus segera dituntaskan.
Demikian pula rencana jangka panjang hingga 100 tahun Indonesia merdeka harus kita wujudkan.
Di dalam era yang penuh dengan kemajuan teknologi, alutsista yang digunakan TNI harus semakin maju.
Selain itu, sumber daya manusia (SDM) TNI juga harus semakin tangguh, semakin adaptif, dan memegang teguh jiwa Sapta Marga.
Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai Panglima Tertinggi TNI, saya perintahkan agar pertama, prajurit TNI di masa depan harus memiliki kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi baru.
Serta, menjunjung tinggi kemandirian strategis alutsista produk dalam negeri.
Kedua, prajurit TNI tidak boleh lagi terjebak dalam ego matra.
TNI harus mampu bersinergi dengan kementerian dan lembaga seperti Polri, BNPT, BNPB, dan Bakamla.
Ketiga, prajurit TNI wajib menjaga kemanunggalan TNI bersama rakyat melalui Operasi Bhakti dan program Tentara Manunggal Membangun Desa.
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pejabat-pejabat dan perwira tinggi utama yang telah membantu periode kepemimpinan Presiden tahun 2014-2019.
Terima kasih kepada Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla; kepada Menkopolhukam Bapak Tedjo Edhy Purdijatno, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, dan Bapak Wiranto.
Kepada Menteri Pertahanan Bapak Ryamizard Ryacudu; kepada Panglima TNI Bapak Moeldoko, Bapak Gatot Nurmantyo, dan Bapak Hadi Tjahjanto.
Kepada KASAD Bapak Mulyono dan Bapak Andika Perkasa; kepada KASAL Bapak Ade Supandi dan Bapak Siwi Sukma Aji.
Serta kepada KASAU Bapak Ida Bagus Putu Dunia, Bapak Agus Supriatna, dan Bapak Yuyu Sutisna.
Kontribusi Bapak-bapak beserta semua jajaran prajurit TNI, sungguh sangat berarti bagi perjalanan negeri ini.
Telah menjadi bhayangkari bangsa dan negara dalam menegakkan NKRI serta mengawal kemajuan Indonesia tercinta.
Dirgahayu TNI!
Teruslah menjadi tentara profesional!
Dan teruslah menjadi kebanggaan rakyat!
Terima kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (Seno Tri Sulistiyono)