Danone-AQUA Umumkan Hasil Implementasi Interceptor 001 Buatan The Ocean Cleanup
Hingga saat ini, sudah ada empat Interceptor di dunia: dua diantaranya telah beroperasi di Jakarta (Indonesia) dan Klang (Malaysia).
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Ichwan Chasani
Sementara Founder and CEO of The Ocean Cleanup, Boyan Slat menilai bahwa permasalahan sampah plastik di laut bisa diselesaikan jika masyarakat tidak lagi membuang sampah plastik di sungai yang nantinya akan terbawa hingga ke laut.
“Agar sampah benar-benar hilang dari laut, kita harus membersihkan sampah plastik yang sudah ada di laut dan disaat bersamaan, ‘menutup keran’ sampah plastik, yaitu sungai, agar tidak ada lagi aliran sampah plastik masuk ke laut,” ujar Boyan.
Menurutnya, kerjasama dengan Danone digabung dengan pendekatan yang sistematis dari The Ocean Cleanup serta program pembersihan sungai yang sudah dilakukan oleh pemerintah akan sangat membantu menciptakan laut Indonesia yang lebih bersih.
Isu Global
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Republik Indonesia, Safri Burhanuddin menilai, sampah plastik adalah isu global.
Dampaknya sangat signifikan tidak hanya pada lingkungan, namun juga terhadap perekonomian, pariwisata serta kesehatan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia memiliki target untuk mengurangi sebanyak 70 persen sampah plastik di laut pada 2025.
"Penting juga untuk dapat mulai mengelola sampah kami sendiri menggunakan prinsip circular economy yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik serta menggunakannya sebagai sumber daya secara terus menerus. Hal ini diperlukan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Safri.