Jalur Sepeda

Lewat Jalur Sepeda, Tukang Starbucks Keliling Masih Diklakson Pengendara Bermotor

Lewat Jalur Sepeda, Tukang Starbucks Keliling Masih Diklakson Pengendara Bermotor. Jalur Sepeda Belum Efektif dan Total Pelaksanaan di Lapangan

Penulis: Desy Selviany |
Warta Kota/Desy Selviany
Riki (37) tukang starbucks keliling alias Starling di sekitar Jalan Tomang Raya, Jakarta Barat 

Rencananya jelas Afandi, penjagaan akan dimulai awal November tahun ini setelah fase 3 teralisasi.

Kata Afandi, harapannya dengan adanya penjagaan tersebut jalur sepeda bisa bebas dari hambatan pengendara lain.

"Jadi pengendara sepeda bisa terintegrasi dengan transjakarta, MRT dan LRT," kata Afandi.

Sehingga diharapkan semakin banyak pekerja yang memilih untuk bike to work.

Diberitakan Wartakotalive.com Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengusulkan anggaran pembuatan jalur sepeda pada tahun 2020 sebesar Rp 69,27 miliar.

Usulan anggaran itu disampaikan saat Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 antara Dinas Perhubungan dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta.

Adapun rapat itu digelar di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

“Pemeliharaan prasarana rekayasa lalu lintas di koridor busway dari Rp 4,49 miliar menjadi Rp 69,27 miliar. Ini adalah untuk pembangunan jalur sepeda,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo pada Senin (28/10/2019).

Syafrin mengatakan, pembangunan jalur sepeda tidak dilihat sebagai sesuatu hal yang mengurangi kapasitas jalan.

Tetapi harus dilihat dari satu kesatuan dalam konteks penataan angkutan umum secara masif di Jakarta.

“Karena begitu kami membangun infrastruktur transportasi tanpa menyelesaikan persoalan mayor, maka yang terjadi adalah ada infrastruktur transportasi angkutan umum, tetapi penumpangnya tidak,” ujar Syafrin.

Dia mencontohkan, transportasi Transjakarta. Kapasitas angkutan massal itu sebenarnya adalah 2 juta penumpang per hari. Tapi sampai saat ini jumlah penumpangnya baru mencapai 937.000 per orang.

“Oleh sebab itu penyelesaiannya tidak hanya di dalam pembangunan infrastruktur berupa penyediaan sarana, tetapi juga harus dari awal orang yang akan menuju ke stasiun maupun halte itu harus kami fasilitasi,” ungkapnya.

Syafrin meyakini dengan pola ini bisa mengubah paradigma masyarakat dalam bertransportasi.

Mereka tidak lagi berpergian menggunakan kendaraan bermotor, karena pemerintah menyiapkan mobilitasnya berupa jalur sepeda.

“Karena itu pembangunan jalur sepeda ini menjadi penting karena sebagai jalur, kami juga mendorong penyediaan parkir sepeda dan saat ini seluruh terminal bus sudah ada jalur sepeda dan masyarakat sudah memanfaatkan fasilitas ini untuk sehari-hari,” katanya. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved