Jalur Sepeda
Lewat Jalur Sepeda, Tukang Starbucks Keliling Masih Diklakson Pengendara Bermotor
Lewat Jalur Sepeda, Tukang Starbucks Keliling Masih Diklakson Pengendara Bermotor. Jalur Sepeda Belum Efektif dan Total Pelaksanaan di Lapangan
Penulis: Desy Selviany |
Riki (37) mengaku kerap waswas setiap masuk jalan utama di Jakarta Barat. Ia ngeri ditabrak kendaraan lain karena menggayuh sepeda setiap hari.
Riki merupakan tukang starbucks keliling atau Starling. Hari-hari Riki berpindah tempat dan menjajakan dagangannya dengan sepeda.
Riki mengakui kerap mengalami hal pahit ketika harus berjibaku dengan kendaraan bermotor di jalanan Ibu Kota.
"Kalau diklaksonin mah gak usah ditanya, udah sering banget, saya tahu kendaraan saya ini kan lambat, bukan kendaraan bermesin yang bisa ngebut," ungkap Riki kepada Wartakotalive.com Selasa (29/10/2019).
Ia mengapresiasi ada jalur sepeda di Ibu Kota. Misalnya saja di Jalan Tomang Raya yang kerap dilaluinya.
Belum Efektif
Meski demikian, Riki menyayangkan jalur sepeda yang masih terlihat belum efektif. Selama melihat marka jalur sepeda itu dibuat, menurutnya tidak ada perubahan cukup berarti baginya yang menggowes sepeda.
"Jadi kalau bisa total deh kalau ada kebijakan ini, logonya saja ini tidak ada, tidak ada penjagaan juga, jadi tidak ada bedanya kalau sekarang ini," ujar Riki.
Riki menyayangkan jalur sepeda di Tomang Raya yang belum efektif diperuntukan untuk pengendara sepeda.
"Kalau gini percuma dibuat, sayang-sayang dana kan mubazir," jelas Riki.
Riki sebagai pengendara sepeda tentunya berharap banyak dengan jalur khusus yang diperuntukkan untuk kendaraannya.
"Saya harap itu bisa menjaga keselamatan saya sebagai pengendara sepeda," kata Riki.
Keluhan Pengendara Bermotor
Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya ramai-ramai pengendara motor melenggang bebas di jalur sepeda Jalan Tomang Raya, Jakarta Barat. Umumnya mereka mengaku tidak tahu menahu terkait fungsi jalur tersebut.
Misalnya saja Chandra (26) pengemudi ojek online yang melintas di Jalan Tomang Raya arah Slipi.