TransJakarta, MRT, dan LRT Menuju Integrasi Transportasi Jak Lingko
Jakarta kini telah memiliki transportasi umum yang terintegrasi, aman, dan nyaman. Hal ini yang membuat Jakarta sejajar dengan kota-kota besar di duni
WARTA KOTA - BALAI KOTA-- Jakarta kini telah memiliki transportasi umum yang terintegrasi, aman, dan nyaman. Hal ini yang membuat Jakarta sejajar dengan kota-kota besar di dunia.
Sistem dan sarana transportasi itu membuat Jakarta mendapat penghargaan bergengsi internasional berkat sistem bus rapid transit yang cepat, nyaman, aman, serta tepat waktu.
"Anugerah Transportasi Berkelanjutan menunjukkan kemauan politik bahwa (pemerintah) kota berkemampuan penuh untuk menempatkan solusi jitu guna memperbaiki lingkungan kota," kata Aimee Ganthier dari Komite Sustainable Transport Award 2020 yang menganugerahi Honorable Mention baru-baru ini.
Perbaikan transportasi modern di Jakarta diawali dengan kehadiran TransJakarta. Bus Transjakarta melaju pada lintasan terpanjang di dunia, yakni 251,2 kilometer.
Memiliki 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor, Public Service Obligation (PSO) TransJakarta bertambah sepuluh kali lipat lebih, dari Rp 333.084.520 pada 2011 menjadi Rp 4.197.240.979 pada 2020.Pada 2019, fasilitas bus TransJakarta terintegrasi dengan dua moda transportasi lain berbasis rel, yakni MRT di Bundaran HI dan LRT di Jalan Pemuda. Tiga bus listrik juga sudah menjalani uji coba tahun ini, untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota.
Pada 24 Maret 2019 resmi beroperasi. Moda Raya Terpadu (MRT) langsung menjadi primadona transportasi publik termodern di Jakarta dan satu-satunya di Indonesia.
Sementara depo kereta berdekatan dengan Stasiun Lebak Bulus yang menjadi tempat pertemuan pertama Jokowi dan Prabowo Subianto pada 13 Juli 2019, setelah pemilihan presiden.
PT MRT Jakarta menargetkan, jumlah penumpang harian mencapai 100.000 orang pada akhir 2019. Hingga Juli 2019, jumlah rata-rata pengguna MRT Jakarta mencapai 94.824 orang per hari, naik 15,9 persen dari bulan sebelumnya. Ketepatan waktu kedatangan, waktu tempuh, dan waktu berhenti kereta di stasiun MRT mencapai 100 persen dari total 6.159 perjalanan kereta.
Terbaru dari sarana transportasi di Jakarta adalah Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) yang merupakan suatu moda layanan transportasi penumpang yang beroperasi di atas rel ringan. Kendati kecepatan rata-ratanya sekitar 50 kilometer per jam, kereta LRT Jakarta dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 90 kilometer per jam.
Selain nyaman dan berstandar internasional, LRT pun dapat menghemat waktu berkisar 13-15 menit perjalanan dari Kelapa Gading, Jakarta Utara ke Stasiun Velodrome, Jakarta Timur. Bila dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui skybridge dari Stasiun Velodrome menuju Halte Pemuda Rawamangun, kemudian diteruskan dengan naik bus TransJakarta ke Halte Dukuh Atas, akan memakan waktu sekitar 40 menit.
Sejak 11 Juni 2019, LRT Jakarta diuji coba secara gratis melewati enam stasiun, yaitu Pegangsaan Dua, Pulomas, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Equestrian, serta Velodrome. Sejak 11 Juni - 13 Oktober 2019, LRT Jakarta telah melayani 798.000 penumpang. LRT Jakarta beroperasi pukul 06.00-22.00 WIB pada Senin-Jumat dan 07.00-23.00 WIB pada Sabtu-Minggu.
Keberadaan tiga moda transportasi publik itu, yakni Transjakarta, MRT, dan LRT, kemudian disusul dengan pembangunan sistem transportasinya oleh Pemprov DKI bernama Jak Lingko.
Selain itu sistem Jak Lingko juga mengintegrasikan prasarana dengan PT. KCI dan Railink yang dimiliki PT KAI. Contoh integrasi ini dapat dilihat di kawanan Dukuh Atas, di mana empat moda transportasi umum terkoneksi secara nyaman melalui pedestrianisasi Jalan Kendal dan trotoar yang lebar.
Pemprov DKI Jakarta menargetkan 10.047 armada kecil, sedang, serta besar terintegrasi Jak Lingko dan akan segera diremajakan tahun depan. "Untuk implementasi pembatasan usia kendaraan angkutan umum sepuluh tahun akan direalisasikan maksimal pada 2020," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo,
Kartu Jak Lingko seharga Rp 30.000 yang bersaldo Rp 10.000 dapat diisi ulang melalui ATM Bank DKI dan BNI. Dengan kemudahan itu, target penumpang angkutan umum di Jakarta mencapai 260 juta orang pada 2019, bertambah dari 145 juta penumpang pada 2017 dan 190 juta orang pada 2018. Di samping mengurangi polusi udara dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan juga berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia.