Bisnis Properti dengan Harga Dibawah Rp 1 Miliar Masih Bisa Bertahan dan Menarik

Bisnis dan industri properti secara umum boleh saja masih belum siuman dari tidur panjangnya, terutama untuk harga di atas Rp 5 miliar.

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Bisnis dan industri properti secara umum boleh saja masih belum siuman dari tidur panjangnya, terutama untuk segmen atas dan mewah dengan rentang harga di atas Rp 5 miliar per unit.

Namun, kondisi tersebut tak berlaku untuk pasar menengah ke bawah dengan harga ratusan juta Rupiah hingga maksimal Rp 1 miliar.

Dalam kacamata bankir, segmen ini justru masih kencang dan menjadi kontributor utama bisnis dan industri properti masih bertahan.

Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri, Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan, portofolio KPR Mandiri per September 2019 yang mencapai Rp 43 triliun, didominasi segmen Rp 1 miliar ke bawah.

Menengok ke Pameran Otomotif dan Rumah Khusus Milenial, Apa Saja yang Ditawarkan di Sana?

"Karena segmen ini dibeli oleh end user, untuk ditinggali. Bukan dijadikan sebagai instrumen investasi," kata Ignatius kepada Kompas.com.

End user di sini termasuk milenial yang menunjukkan tren prositif dalam pemanfaatan fasilitas KPR.

Sejak Bank Mandiri meluncurkan KPR Milenial pada November 2018, hingga September 2019 telah terserap Rp 240 miliar.

Angka ini bakal digandakan menjadi Rp 500 miliar pada 2020 mendatang, menyusul pesatnya milenial kelas menengah dengan kemampuan membelanjakan uangnya di properti.

Mengapa Swiss Bisa Menjadi Negara dengan Tenaga Kerja Paling Terampil?

Hal ini juga terkonfirmasi dari riset JLL yang menyebutkan penjualan rata-rata apartemen menengah dengan harga jual Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per meter persegi yang mencapai 70 persen per kuartal III-2019.

Berbeda halnya dengan ceruk atas dan mewah, yang menjadikan properti senilai Rp 5 miliar ke atas sebagai barang investasi.

Segmen ini masih tiarap sejak lima tahun terakhir.

Ketika Pedagang Tas KW Ditangkap, Bermula Seorang Ibu Belanja di Pasar

Dan selama lima tahun itu pula, lanjut Ignatius, harga rumah untuk investasi ini stagnan, tak pernah mengalami kenaikan.

"Flat terus sampai sekarang," kata Ignatius.

Hal senada dikemukakan Head of Advisory JLL, Vivin Harsanto.

Menurut dia, pasar atas dan mewah belum dapat bergerak seperti yang diharapkan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved