Wiranto Diserang
Profesor LIPI Blak-blakan Mentahkan Argumen Rekayasa dalam Insiden Penusukan Wiranto
Insiden penikaman Wiranto mustahil sebuah rekayasa. Sebab risiko yang dialami nyawa taruhannya.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Nyawa Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Menkopolhukam Wiranto nyaris melayang saat ditusuk pelaku teroris Abu Rara (SA) di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten.
Hal itulah menurut peneliti LIPI Hermawan Sulistyo yang menihilkan argumen-argumen rekayasa dari beberapa pihak terkait insiden tersebut.
Menurut pria yang karib disapa Kikiek itu pembunuhan rekayasa umumnya tidak memilih risiko besar hingga nyawa.
Sedangkan yang dialami Wiranto, penusukan terjadi di daerah tubuh yang rawan bahkan cenderung dekat dengan jantung.
• Pastikan Penikaman Wiranto Bukan Rekayasa, Prabowo: Ini Bukan Budaya Kita
“Kalau rekayasa luka korban itu dicari seminimum mungkin, tapi ini yang ditusuk sampai itu dipotong ususnya 40 centi, meleset dikit kena jantung di atasnya, bisa selesai ini,” kata Kikiek di Apa Kabar Indonesia Malam, Minggu (14/10/2019) seperti dikutip Wartakotalive.
Selain itu kata Kikiek, jenis senjata yang dipakai sangat berbahaya bukan pisau biasa melainkan alat pembunuh yakni senjata kunai.
Si pengguna senjata kunai, kata Kikiek, jelas mengetahui pasti keefektifan membunuh dengan kunai ketimbang senjata tajam pada umumnya.
Sebab selain tajam, hampir di setiap sisi kunai juga merupakan mata pisau.
“Jadi ini sangat spesifik, kalau rekayasa pasti dicari tipe senjata mudah didapat,” kata pria yang pernah menjadi Peneliti Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Polri itu.
• Terungkap! Penyebab Timbul Nyinyiran Netizen Soal Penusukan Wiranto Menyebar Masif di Internet

Selain itu kata Kikiek, dilihat dari pergerakan, tersangka penusukan sangat terlatih. Karena bisa menusuk lalu memutar sajam yang dibawanya dengan maksud merobek isi perut Wiranto.
“Jadi sebelum berkomentar orang-orang mencari fakta empirik yakni bukti-bukti telanjang, jenis senjata ini apa, cara menusuknya seperti apa,” kata Profesor Riset/Ahli Peneliti Utama Bidang Perkembangan Politik itu.
Usus halus dipotong 40 cm
Diberitakan Kompas.com sebelumnya Tenaga Ahli Menko Polhukam Wiranto, Agus Zaini mengatakan, usus halus mantan Panglima ABRI itu dipotong sepanjang 40 centimeter karena terluka.
"Setibanya di RSPAD, langsung ditangani secara intensif dan dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi di bagian perut lantaran akibat tusukan ditemukan luka di bagian usus halus, sehingga usus halusnya mesti dipotong sepanjang 40 cm," ungkap Agus melalui keterangan tertulis, Jumat (11/10/2019).