Wiranto Diserang
Wiranto Diserang, Ini Tanggapan Psikolog Kenapa Warganet Justru Sinis
Namun ironisnya, dari sekian banyak komentar tentang tragedi yang menimpa Wiranto, sebagian orang justru merasa "senang".
Bila pendukung suatu parpol atau tokoh publik yang fanatik memiliki pikiran dan emosi tidak terkontrol, dia bisa menjadi gelap mata dan memupuk akar kebencian terhadap orang lain yang merupakan lawan politik.
• UPDATE Krisdayanti Tak Bisa Makan Setelah Wiranto Ditusuk: Saya 9 Tahun Pakai Bodyguard
"Bila ada seseorang yang dianggap sebagai lawan politik dari yang didukung, bila terjadi musibah atau accident pada mereka, maka (orang yang sudah menyimpan rasa benci) akan senang bahagia di atas penderitaan orang lain," kata Hening.
Oleh sebab itu, Hening berkata bahwa fenomena warganet bahagia ketika Wiranto mengalami musibah, erat kaitannya dengan rasa dendam yang terpendam.
Rasa dendam ini muncul dari perasaan merasa disakiti dan dikhianati oleh pemerintah yang adalah pemegang kendali keamanan dan kestabilan negara di mana jabatan Menko Polhukam diduduki Wiranto.
"Mungkin awalnya karena merasa dikecewakan oleh pemerintah, karena erat kaitannya dengan situasi Papua dan demo krisis kemanusiaan, akan menimbulkan rasa benci yang sangat dalam kepada masyarakat," ungkapnya.
"Akhirnya, ketika ada musibah (pada Wiranto) yang harusnya kita merasa prihatin, belum tentu hal yang sama dirasakan mereka (yang kecewa). Ini malahan jadi kabar gembira, berita yang menyenangkan," paparnya.
Menurut Hening, kedua hal ini secara tidak langsung berkaitan dengan karut-marut situasi ekonomi, sosial, keamanan, serta politik yang tidak stabil di Indonesia.
Hilangkan dendam
Meski Hening mengatakan hal ini muncul karena rasa dendam, dalam artikel Kompas.com (19/9/2014) menyebutkan bahwa menyimpan rasa dendam tak ada manfaatnya.
Dendam kepada seseorang justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya memicu stres.
"Kita semua memiliki orang-orang yang tidak kita suka, tapi ada dampak buruk dengan menyimpan perasaan marah pada mereka," ujar Psikolog, Seth Meyers.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Psychological Science, berpikir negatif dan rasa dendam dapat memicu denyut jantung dan tekanan darah lebih tinggi dibanding mereka yang mau memberi maaf.
Coba memaafkan Coba bertanya pada diri sendiri, apakah oang yang tidak disukai itu penting bagi kehidupan atau tidak.
Salah satu cara untuk tidak menyimpan dendam, disebut dalam jurnal tersebut adalah berfokus pada kehidupan masing-masing.
Menghilangkan perasaan dengki dan dendam setidaknya akan membuat jiwa dan raga menjadi sehat.
Sumber: Kompas.com (Dian Maharani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wiranto Diserang, Kenapa Warganet Justru Sinis?"