Konflik Papua
Tokoh Papua Nugini Tolak KKB Papua, Ini yang Akan Dilakukan Jika Langgar Batas Wilayah
Tokoh Papua Nugini Tolak KKB Papua, Ini yang Akan Dilakukan Jika Langgar Batas Wilayah. Simak selengkapnya.
KELOMPOK Kriminal Bersenjata (KKB) ditolak di Papua Nugini.
Ray Tanji, tokoh masyarakat Papua Nugini (PNG), yang melakukan penolakan tersebut.
Dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Separatis Papua Merdeka Diusir Warga Papua Nugini di Perbatasan Karena Kerap Bikin Masalah', Ray Tanji meminta aparat berwenang untuk memulangkan mereka ke Jayapura jika berani memasuki wilayahnya.
• VIDEO: Minim Mobil Tangki Air, Sudin Kehutanan Jakarta Pusat Bangun 65 Sumur Pantek
Dalam wawancara dengan program radio ABC Pacific Beat, Ray Tanji menyatakan kehadiran elemen KKB Papua di Papua Nugini telah menimbulkan banyak masalah bagi warga perbatasan.
"Saya minta Pemerintah Papua Nugini untuk menyingkirkan orang-orang ini dari Vanimo, karena merekalah yang menimbulkan masalah di perbatasan selama ini," ujarnya.
Tanji merupakan tokoh masyarakat di Wutung, Vanimo, Propinsi West Sepik yang berbatasan langsung dengan distrik Skouw, Jayapura, Indonesia.
Tanji meminta aparat Papua Nugini untuk menyelidiki kehadiran dan aktivitas KKB Papua demi menjaga keamanan warga setempat.
• KASUS Ibu Jual Anak, Seorang Ibu Kandung Tega Tukar Anaknya dengan Mobil, Kini Didenda Rp 500 Juta
Menurut dia, warga masyarakat Papua Nugini di perbatasan telah menderita akibat ulah para pejuang separatis tersebut.
"Pemerintah PNG hanya perlu melakukan satu hal, pulangkan mereka ke wilayahnya sendiri, yaitu ke Jayapura," ucap Ray Tanji.
Di sisi lain, aksi teror KKB Papua terhadap prajurit TNI/Polri di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua menyebabkan warga mengungsi.
Perang terrsebut sudah berlangsung dua hari, mulai 29-30 September 2019.
Kendati banyak warga yang mengungsi, namun Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal menyebut, sejauh ini tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Kemarin masih terjadi kontak tembak hingga sore hari. Mereka (KKB) sengaja memberikan traumatis terhadap pernyataan yang dikeluarkan Pemkab Puncak untuk berkomitmen menjaga Kamtibmas," ujar Kamal di Jayapura, Selasa (1/10/2019).
• Dokter Rumah Sakit Menjelaskan Kronologi Meninggalnya Janin Bayi Kembar Dalam Kandungan Irish Bella
Menurut Kamal, kontak senjata bermula pada Minggu malam.
Setelah itu, aparat keamanan langsung melakukan langkah pencegahan untuk melindungi warga.
Menurut Kamal, warga di sekitar Distrik Ilaga telah diamankan oleh aparat.
"Masyarakat yang ada di sekitar lokasi hingga tadi malam masih mengungsi, jumlahnya sekitar 500 orang. Mereka mengungsi bukan karena ketakutan, tetapi untuk mengamankan diri bila KKB kembali beraksi," tutur Kamal.
Hingga kini, belum ada penambahan pasukan untuk Kabupaten Puncak.
Namun, menurut Kamal, hal tersebut sangat mungkin dilakukan, karena telah ada permintaan dari Pemda setempat.
"Akan segera diproses untuk memberikan keyakinan terhadap keamanan di Ilaga," kata Kamal.
• Dimaki di Atas Panggung, Cita Citata Geram Karena Diteriaki Gila
Warga Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua yang akan emngungsi di Polsek dan Koramil Ilaga, karena situasi kemanan sedang tidak kondusif, Senin (30/9/2019). ((istimewa))
Perantau diselamatkan penduduk asli Papua
Sementara itu, sejumlah warga perantau dari Padang, Jawa, dan Makassar bercerita mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena setelah rumah mereka dibakar.
Salah seorang yang lolos adalah Mus Mulyadi yang memulai ceritanya pada Senin sekitar pukul 08.00 pada 23 September.
Pria asal Sumatera Barat ini sedang berjualan aneka makanan. Sate padang, lontong sayur, dan gado-gado sudah rapi tertata di wadahnya.
"Saya baru buka. Pembeli baru satu-dua. Langsung pecah (kericuhan). Saya langsung jemput anak saya di sekolah," tutur Mus yang sudah bermukim di Wamena sejak 2006.
Selang 15 menit, pembakaran terjadi di samping SMP, cerita Mus.
• Warga Kalideres Kaget Saat Mereka Mengetahui Ada Warganya Tewas Ditusuk Orang Tidak Dikenal
"Setelah anak saya bawa pulang, kantor bupati dibakar. Selanjutnya POM bensin dibakar, merembet ke Woma," papar Mus saat ditemui di penampungan Ikatan Keluarga Minang (IKM) di Sentani oleh wartawan Enggel Wolly yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (30/92019).
Dalam kondisi tegang, Mus mengaku keluarganya dan ratusan orang lain diselamatkan penduduk asli Wamena.
"Kami 250 orang dibawa ke gereja, diungsikan, diselamatkan. Orang Padang, Jawa, Makassar dimasukkan ke gereja. Yang menyelamatkan asli orang Wamena. Mereka juga yang menjaga serta mengawal kami sepanjang hari itu," ungkapnya.
Setelah kondisi kelihatannya aman, Mus dan keluarganya mengungsi ke Komando Distrik Militer Jayawijaya.
Mereka tinggal di sana selama semalam untuk kemudian mengungsi ke Jayapura menggunakan pesawat maskapai Trigana.
• Warga Kalideres Kaget Saat Mereka Mengetahui Ada Warganya Tewas Ditusuk Orang Tidak Dikenal
Mengingat kembali kerusuhan di Wamena, Mus mengaku tidak merasakan tanda-tanda konflik horizontal.
"Saya dan keluarga hidup berdampingan dan sangat rukun. Masyarakat lokal, secara khusus orang Lembah Baliem, sudah seperti keluarga saya sendiri. Putra daerah saya malah dekat dengan kami orang Padang. Kami sekolahkan dia, kami kasih makan, kami kasih gaji," paparnya.
Ditambahkan Mus, dia dan keluarganya masih menunggu hingga kondisi kembali kondusif.
"Untuk sementara kami di Sentani dulu, memang sebagian besar harta benda seperti tempat jualan dan sebagian rumah sudah hangus terbakar. Kalau kondisi aman, kami pasti kembali lagi untuk memulai usaha kami dari awal lagi," katanya.
• DITOTAL 5 Bupati di Lampung Ditangkap KPK, 4 Diantaranya di OTT, Siapa Saja? Simak Kasusnya
Sikap Mus diamini Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang mengunjungi masyarakat Sumbar di Papua.
"Mereka juga tidak ingin pulang karena kalau pulang pun mereka mau kerja apa. Mereka bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua, itu kata warga Minang yang saya temui di Wamena," kata Nasrul kepada wartawan, Minggu (29/09) malam di Jayapura.
Nasrul mengungkap warga Sumbar di Wamena berjumlah 981 orang dan 300 di antara mereka sudah mengungsi.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KKB Papua Ditolak Mentah-mentah Warga Papua Nugini di Perbatasan, Tokoh Masyarakat: Pulangkan Mereka.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta